Hargai dia sebaik mungkin ketika masih ada, ketimbang kalau rindu nanti hanya bisa peluk batu nisan, itu menyakitkan.
-mew
****
Ku tersenyum sedih ketika menerka kejadian beberapa tahun lalu, tepatnya 5 tahun lalu.
Flashback on
Seorang gadis kecil yg sedang merayakan ulangtahun yg sederhananya itu sedang tersenyum lebar, mukanya memancarkan kebahagiaan yg amat teramat dalam.
"ayo tiup lilinya!" ujar seorang perempuan berumur 32 itu
Kemudian tak berlangsung lama gadis kecil itu langsung menuruti apa yg di suruh ibunya, ia meniup lilinnya dan mulai berdoa, menyampaikan semua keinginannya.
"yaallah semoga nana bisa tetap bahagia sama bunda! Nana ingin sekali bermain di taman bermain dengan bunda, tapi tak apa... Seperti ini saja nana udh bahagia. Semoga nana bisa terus sama bunda yaallah, semoga bunda nana di berikan umur panjang, sehat selalu, dan di lancarkan rezekinya! Amin"
Setelah selesai berdoa kemudian gadis kecil tersebut menatap ibundanya dengan haru, dan mulai menyuapi sesuap kue tart yg mini yg ia potong sendiri.
"nana minta apa?" tanya sang ibunda
"nana ga minta apa apa, nana cuma minta mamah bisa di sisi nana terus!. Nana... Pengen main di taman bermain nanti sama mama!, tapi nana tau kok nana ga bakal kesana... Soalna nanti pasti nana minta yg enggak enggak... Mama ga punya uang.. Jadi nana cuma minta Mama cepet sembuh yaa" jelas gadis kecil itu dengan sendu
"nana..." lirih ibundanya
Kemudian gadis kecil itu menatap manik mata sang ibunda tatapannya seolah mengatakan "Semangat, bunda bisa! Bunda kuat" . Dan hanya bisa di balas dengan tatapan ibundanya dengan Tatapannya yg teduh...
Tak berlangsung lama kemudian ibundanya langsung memeluknya dengan penuh kasih sayang.
"besok kita ketaman bermain ya, bunda sudah sembuh kok berkat doa nana..." bisik sang ibunda.
"serius?" ujar sang anak kecil dengan wajah polosnya. Matanya membulat sempurna dengan ekspresi yg menunjukan ia terkejut.
"iya nananya bundaaa" ujar sang bunda dengan wajah penuh kasih sayang.
Sekarang hari yg di tunggu tunggu sang gadis kecil itu dengan perasaan menggebu ia berlarian di taman bermain saking senangnya.
"aduh jangan lari lari sayang..." ujar sang ibunda yg kewalahan mengejar langkah sang putri kecilnya.
"engga mamaa... Nana mau mainn" ujar sang gadis kecil itu, raut kesenangan terpancar begitu jelas di wajahnya...
"Yaudah iyaa" final sang ibunda. Sang ibunda menatap putrinya yg bermain di taman dengan teduh.
"kalau saja saya tidak sakit, tapi saya bersyukur masi bisa lebih lama lagi bersamanya... Tolong izinkan saya bersama dengan malaikat kecil saya lebih lama lagi yaallah" batin sang ibunda yg terus berdoa
"nana... Kesini sebentar nak" ujar sang ibunda
"iya bundaaaa" balas si putri kecilnya itu.
Kemudian sang ibunda merogoh tas yg ia bawa, dan menampilkan kalung berliontin bintang. Sang ibunda langsung memutar tubuh sang putri dan memakaikan kalung berliontin bintang tersebut ke leher imut sang malaikat kecilnya itu.
"kejutan buat bidadari kecil bunda" bisik sang ibunda
"Wah bagus bundaa! Makasii" ujar sang anak kecil dengan girang kemudian memeluk sang ibunda.
"ini bintang dari bunda buat nana, anggap ini pelindung nana di saat bunda gaada nanti ya sayang... Kalau udh ada bintang ini nana ga boleh nakal, nana harus jadi orang yg baik hati, murah senyum, dan pemaaf nanti. Bunda sayang nana" ujar sang ibunda kemudian mencium pipi sang anak yg berisi.
"iya bunda nana janji!" ujar sang anak kecil
Flashback off
***"hhh kalo aja gw ga ajak bunda ke taman bermain, kalo aja gw ga janji begitu ke bunda. Pasti sekarang bunda masih ada buat gw" monolog gadis bersurai panjang yg sedang menatap langit malam dari jendela kamarnya yg sengaja ia buka lebar.
"duh laper... Makan pecel enak kali ya?" monolog gadis tersebut
Tak lama kemudian suara ketukan pintu mulai terdengar, dengan malas ia berjalan dan membuka pintu
"SIAPA?" tanyanya, bersamaan dengan knock pintu yg ia putar dan pintu pun terbuka, tidak ada siapapun di sana. Kemudian sang gadis itu mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari siapa yg 'sedang jail' mengetuk pintu rumahnya di tengah malam. Pandangannya berhenti menuju sesuatu yg menarik perhatiannya.
"plastik?, siapa yg naro plastik sampah depan rumah gw? Di pikir rumah gw tempat sampah apa bgsd" gerutunya emosi, kemudian mengambil plastik yg tergeletak di depan pintu rumahnya itu. Gadis itu mengendus isi plastik yg tidak menunjukan sedikitpun bau sampah melainkan sesuatu yg harum seperti makanan(?) . Apa lagi sesuatu yg di dalam plastik tersebut terbungkus rapih.
Kemudian dengan rasa penasaran yg menjulang tinggi ia membuka pelastik tersebut dan melihat sesuatu yg tebungkus di dalamnya... Perlahan dia membuka kertas yg di lipat rapih itu dan terpampang jelas makanan di dalamnya.
"lahh pecel ayam? BAH APA NI!! MASA SII?... " Monolognya histeris dan melirik ke dalam kamarnya itu, sesaat pikiran pikiran aneh mulai bermunculan di kepala kecilnya itu
Masa sih ada penguntit?
Masa ada yg naro cctv di kamar gw si anjc?
Bahh gabener nih! Apa jangan jangan stalker?! - pikirnyabeberapa saat kemudian ia tepis pemikiran bodoh tersebut dan mengambil plastik tempat menaruh makanan yg ia pegang. Kemudian kembali menutup pintu rumahnya.
Sesampainya di dapur ia menempatkan makanan tersebut ke piring. Pandangannya kini mulai terpaku kepada kertas note berwarna ungu yg berada di dalam plastik bekas menaruh makanan tersebut.
"kok gw baru sadar ada kertas notenya?" monolog gadis tersebut. Kemudian mulai membaca tulisan yg ada di kertas note berwarna ungu tersebut.
Di makan ya cantik, gw tau lo laper... Wkwk
☆Starlight
Kemudian gadis tersebut mulai gemetar setelah membaca apa yg tertara di note tersebut.
" beneran stalker, mampus gw!"
****
Bersambung
Ts: typo bertebaran, tinggalkan☆