Part 8

20 12 4
                                    

Waktu menunjukkan pukul 20.00 diseoul seorang laki-laki dengan surai hitam legam dengan tubuh yang tinggi, sibuk menghubungi sesorang namun tak kunjung ada respon. Dia berjalan mondar-mandir bak setlika dan sesekali bedecak.

Sedangkan ada seorang laki-laki lain yang duduk diam disofa tak jauh dari lelaki yang mondar-mandir itu.Namun pikirannya melayang pergi entah kemana.

Mereka berdua sudah seperti itu sejak 2 jam yang lalu. Lebih tepatnya saat Hwall mengabari Seokjin kalo kedua adiknya habis bertengkar dicafe.

Disofa tak jauh dari mereka berdua. ada 4 laki-laki yang juga sibuk menelepon sana sini yakni Jimin, Jungkook, Taehyung dan juga Chanyeol. Mereka telah mencari Yoonjin ke seluruh penjuru Seoul. Namun nihil dan berakhir di mansion Min.

Ceklek..

Suara pintu utama barusan terbuka. Membuat Yoongi bangun dari duduknya.

Seokjin dan Yoongi. Dua bersaudara itu menatap ke arah pintu, berharap seseorang yang dikhawatirkan sedari tadi muncul.

"Wah wahh apa kalian tau jika eomma dan ayah akan pulang," kata wanita yang sudah berumur namun masih elegan.

"Padahal mau buat kejutan tapi kalian malah menyambut kami," ujar tuan Min.

"Appa, Eomma!", ujar kedua putra mereka bersamaan.

"Ada tamu ternyata," tuan Min melihat teman-teman anaknya. Keempat laki-laki tadi membungkuk memberi salam pada yang lebih tua.

"Dimana adik kalian?" tanya Min Taeyeon.

Seketika membuat kedua anak laki-laki itu bungkam dan saling menatap satu sama lain. Begitu pula dengan orang-orang yang ada disana. Entah bagaimana menjawabnya dan harus seperti apa menjelaskannya.




"Kalian sudah mencarinya?sudah mengubunginya? Sudah lapor polisi? Gimana jika terjadi sesuatu? " Cemas nyonya Min.

Min Taeyang menepuk-nepuk punggung sang istri mencoba menenangkannya.

Tuan min menatap kedua anaknya dengan tatapan khasnya yang hangat, "Kalian sudah menghubungi teman-temannya?"

"Sudah ayah," jawab Jin.

"Sudah ketempat yang biasa Yoonjin kunjungi?"

"Aku sudah mencarinya kemana-mana" Yoongi tetap menunduk tak berani menatap kedua orang tuanya.

***

Yoonjin terbangun dengan mata sembab. Dia menangis hingga tertidur dirumah itu. Yoonjin masih mengerjapkan mata, memulihkan kesadarannya.

Dia mengambil ponsel dari sakunya. Mengetuk beberapa kali pada layar namun tak kunjung menyala. Yoonjin menghela nafas, batreinya handphonenya habis.

Yoonjin baranjak dari sofa menaiki tangga menuju salah satu kamar dilantai 2.
Dia membuka beberapa laci dikamar itu. Berharap apa yang ia cari ada disana.

"Ketemu"Yoonjin mengeluarkan carger dari dalam laci.
"Na aku pinjam ya cargernya. Hpku batreinya habis nih,"

Dia lalu mencarger hpnya diatas meja dikamar itu. Yoonjin lalu duduk ditepi ranjang dan menelisik setiap inchi kamar.

"Na aku kangen kamu. Kamu baik-baik aja kan disana?," Yoonjin menatap salah satu foto yang terpajang diatas meja.

Laki-laki dengan rambut huzle dengan senyum yang begitu menenangkan. Dia mengenakan kaos putih dibalut kemeja warna biru langit dengan celana berwarna senada dengan kaosnya. Difoto itu dia nampak bahagia dengan gadis yang ada disebelahnya.

Just My DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang