Episode 1. Raja yang kejam

444 19 0
                                    

Pada tahun 1956, di era Joseon hiduplah seseorang yang memiliki wajah rupawan dengan bulu mata yang lentik, tulang hidung yang tinggi dan tahi lalat yang berada di puncaknya. Senyumnya sangat indah, hingga membuat semua orang yang melihatnya terpesona. Bagaikan bunga yang baru merekah, kecantikannya membuatnya dikagumi oleh seluruh penduduk di sana. Tak terkecuali oleh teman-teman dekatnya.

"Dimana Taehyung Hyung?" Tanya pemuda dengan gigi kelinci itu mencoba mencari sosok tersebut. Rupanya mereka sedang bermain petak umpet dan kini giliran Jungkook yang berjaga. Dia mencari ke berbagai tempat hingga ke bawah semak-semak.

"Hei Jungkook, apa yang kau lakukan?" Tanya pemuda dengan kumis dan jenggot tipisnya. Yang sedang menggembalakan kambing miliknya.

"Aku sedang bermain petak umpet dengan Taehyung Hyung. Tapi aku tak dapat menemukannya. Jin Hyung tolong bantu aku." Pinta Jungkook dengan mata yang berbinar-binar.

Seokjin tidak pernah bisa menolak jika orang yang sudah dianggapnya adik sendiri itu meminta bantuan padanya.

"Baiklah. Ayo kita berpencar."

"Baik."

Mereka pun berpencar, mencari Taehyung yang sepertinya sudah ahli dalam permainan ini. Waktu berlalu begitu cepat, tapi mereka belum juga menemukannya.

"Aigoo bagaimana ini.. sepertinya sekarang sudah sore tapi kita belum bisa menemukan Taehyung." Seokjin sudah kelelahan usai mencari Taehyung tapi tidak menemukan keberadaannya di mana pun. Nafasnya terengah-engah sambil mengipas-ngipaskan  tangannya ke arah wajahnya karena penat. Ia duduk di sebuah potongan kayu besar yang sengaja diletakkan di sana.

"Hyung jangan menyerah. Ayo kita cari lagi." Kata Jungkook yang masih bergelut dengan tempat-tempat yang mungkin menjadi tempat persembunyian Taehyung. Lelaki itu masih sibuk mencari hingga menghiraukan semua peluh keringat yang membasahi dahinya.

"Taehyung mungkin saja ketiduran." Kata Seokjin yang sudah menyerah. Ia berdiri dari tempatnya lalu berjalan membawa ketiga kambingnya, hendak  memasukkan mereka ke kandang dan mendapati Taehyung sedang tertidur di atas tempat pakan kambing. "Benar kataku. Kita sudah mencarinya kemana-mana dan ternyata dia malah enak-enakan tidur disini.

Plak

"Taehyung Hyung kalah. Akulah yang menang." Jungkook menepuk keras pantat Taehyung yang sedang tertidur.

"Oh kau menemukanku..." Taehyung yang baru saja bangun dari tidurnya, dia masih setengah sadar mengucek matanya pelan mendapati hari sudah menjelang petang. "Baiklah kau menang Jungkook."

"Yeah!!" Jungkook berteriak senang.

"Hei kau menang karena aku. Sebaiknya kau mengucapkan terima kasih padaku." Seokjin tidak terima karena dialah orang yang menemukan Taehyung pertama.

"Terima kasih Seokjin Hyung." Jungkook memberikan pelukannya pada sang kakak tertua.

"Kalau begitu ayo pulang." Taehyung beranjak dari sana lalu meninggalkan mereka berdua.

"Hei Hyung! Kau sudah berjanji kalau aku bisa menemukan mu, kau akan membelikan aku daging." Jungkook menyamai langkah Taehyung yang berada di depannya.

"Iya iya. Kau akan mendapatkannya."

"Yeah!! Wohoo!"

"Oh jadi karena daging.. kau menyuruhku untuk membantumu?"

"Hehe Jin Hyung nanti kita bagi dua. Oke?"

"Oke tapi aku dapat bagian yang lebih besar ya."

"Iya-iya. Ayo makan daging!" Jungkook merangkul kedua hyung nya berjalan ke arah sebuah kedai makanan.

Taehyung berasal dari keluarga kasta atas sedangkan teman-temannya dari kasta bawah. Karena itu dia bisa memakai koin emasnya miliknya untuk membeli daging yang merupakan makanan mewah untuk para kelas bawah seperti Jungkook dan Seokjin. Tapi pertemanan mereka yang begitu kental tidak bisa dipisahkan oleh kasta apapun.







Di tempat lain, tepatnya di dalam istana kerajaan menjadi tempat pembantaian keluarga kerajaan. Mereka semua dibunuh dengan keji, mulai dari sang Raja dan para selirnya beserta seluruh pewarisnya. Tanpa perasaan bersalah sedikitpun, dia menghabisi semua keluarganya sendiri. Yang tersisa di wajahnya hanyalah sebuah senyum kepuasan. Dia adalah pangeran tertua dari raja Min Bongsu. Dia dikenal sebagai pangeran yang begitu kejam, ia suka melihat penderitaan yang dialami seluruh rakyatnya hingga mereka memohon agar hidup mereka agar dikasihani. Tapi itu tidak mengurungkan niatnya untuk membinasakan mereka semua. Ia adalah buronan kerajaan, tapi ia selalu saja membunuh semua prajurit yang dikirimkan oleh ayahnya tersebut untuk menangkapnya. Tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan aksi kejamnya termasuk ayahnya sendiri.

"Maafkan aku ayah.. mahkotamu lebih berkilau di mataku daripada dirimu." Ia pun memasangkan mahkota raja di kepalanya."Sekarang akulah rajanya." Dengan angkuhnya dia duduk di atas singgasana raja yang sudah berhasil ia kuasai sekarang. Dengan darah yang bercucuran dari mayat-mayat yang dibunuhnya mengalir di bawah kakinya. Ia menunjukkan seringainya. Tangan kanannya menopang kepalanya yang sengaja ia miringkan.

Daechwita (Supv / Taegi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang