"Sial aku tidak bisa keluar dari sini..." Ucap Seokjin dalam hati.
"Hmm." Panglima itu menyadari ada yang aneh dengan semak-semak belukar tersebut. Ia mencoba mendekatinya, melangkahkan kakinya perlahan-lahan. Lalu ia mengangkat pedangnya kemudian mengayunkannya dengan cepat untuk melihat apa yang ada di balik semak-semak tersebut.
Sraak
Tidak ada siapapun di sana. Mungkin hanya perasaan panglima saja, pikirnya. Karena tidak menemukan apapun. Ia lalu memutuskan untuk kembali mencari ke tempat lain.
Gruduk gruduk
Setelah memastikan para prajurit itu sudah pergi. Seokjin keluar dari tempat persembunyiannya. Ia benar-benar lemas. Nyawanya hampir saja melayang kalau saja ia tidak cepat tanggap sebelum pedang itu mengenainya. Sebelumnya ia memang berada di balik semak-semak tersebut. Namun ketika menyadari ada sesuatu yang mendekat. Ia langsung merangkak keluar lalu bersembunyi di balik pohon yang bersebelahan dengan semak-semak tersebut.
"Hahh.. aku selamat..."
Kembali ke waktu masa kini.
Suga kesal karena Namjoon tidak menanggapinya. Ia malah tertidur mendengar cerita tentang mimpinya tersebut. Tapi dia masih penasaran siapa orang-orang yang ada dalam mimpinya itu. Kenapa dia begitu ketakutan melihatnya. Lalu tanpa sadar, mimpinya tersebut terputar kembali, seperti potongan film. Memuat gambar dengan begitu jelas. Wajah mereka terlihat tidak asing bagi Suga. Apalagi orang yang membawa pedang. Ia mirip sekali dengan Suga, pikirnya.
Tiba-tiba Jimin datang lalu mengagetkannya dari belakang.
"Hei Suga Hyung lagi apa?!" Jimin menepuk pundak Suga dengan keras.
"Akh! Jimin, berhenti mengagetkan orang begitu! Kau tidak tahu, aku sedang pusing!"
Bentakan keras yang Suga layangkan tanpa sadar, membuat Jimin langsung terdiam di tempat.
"Maafkan aku, Hyung..." Jimin lalu menundukkan kepalanya.
"Ck.. sampai mana mimpi itu..?" Suga memegangi kepalanya kesal.
"Hyung marah ya.. maaf..." Jimin kembali meminta maaf kepada Suga.
"Sudahlah..."
"Hyung.. marah padaku, kan..?"
"Tidak."
"Benar. Karena Hyung tidak mau bicara denganku. Itu artinya Hyung marah padaku, kan?" Jimin memegang tangan Suga untuk memastikan bahwa Suga marah padanya.
"Sudah kubilang tidak."
"Hyung! Kenapa Hyung marah padaku.. huwee!"
"Jimin.. maaf kalau aku tadi membentak mu. Tapi itu benar-benar tidak disengaja. Aku sama sekali tidak marah padamu, sungguh. Jangan menangis. Kau tidak bisa melihat nanti karena matamu akan jadi bengkak karena menangis." Suga mengusap-usap punggung tangan Jimin untuk menenangkannya agar tidak menangis.
"Jadi.. Hyung tidak marah padaku..?"
"Tidak." Suga menggelengkan kepalanya. Lalu menyentuh puncak kepala Jimin lembut.
"Syukurlah.. aku pikir Hyung benar-benar marah padaku."
"Kenapa aku harus marah padamu? Kau kan tidak melakukan kesalahan apapun."
"Hehe aku sayang Suga Hyung." Jimin langsung memeluk Suga.
"Ya ya." Ekspresi Suga ketika dipeluk Jimin begitu datar seperti biasanya.
"Hah..!" Namjoon baru saja terbangun, ketika tangannya yang menopang dagunya merosot perlahan. "Apa aku tertidur tadi..? Hyung, sampai mana tadi pembicaraannya?"
"Sudahlah. Lupakan saja." Suga melepaskan pelukan Jimin lalu beranjak dari duduknya. Kemudian pergi ke studionya.
"Hyung?!"
"Hayo Suga Hyung marah loh, Namjoon hyung..." Jimin mencoba memprovokasi Namjoon.
"Ah.. aku sudah melakukan kesalahan besar..." Namjoon menarik rambutnya sendiri.
"Kalau begitu kejarlah Suga Hyung!"
"Benar juga." Mendengar perkataan Jimin, membuat Namjoon langsung bangkit dari duduknya. Kemudian menyusul Suga yang sudah mengunci dirinya di studionya sendiri.
Tok tok
"Hyung... Tolong buka pintunya. Aku minta maaf.. Hyung." Sambil berdiri di depan pintu studio milik Suga. Namjoon terus mengetuk pintu tersebut sampai Suga mau membukanya.
Karena tidak tahan lagi dengan suara yang dihasilkan oleh ketikan pintu tersebut. Membuat Suga begitu kesal sehingga menaikan nada suaranya.
"Pergilah Namjoon! Aku mau tidur!"
"Baiklah." Namjoon lalu pergi.
Lalu beberapa saat kemudian dia kembali lagi dengan beberapa makanan yang ada di tangannya. Ia sengaja membawa makanan tersebut untuk membujuk Suga, agar ia mau keluar dari studionya tersebut.
"Hyung aku bawakan makanan nih. Ayo makan bersama!"
"Aku tidak berselera. Makanlah dengan yang lain."
"Yakin Hyung tidak mau..? Ini ada dagingnya loh."
Mendengar kata daging membuat Suga langsung bersemangat, ia melesat membuka pintu.
"Mana dagingnya?"
"Ini. Ayo kita makan di ruang makan saja Hyung."
Suga tanpa basa-basi sudah melahap daging tersebut tanpa memedulikan perkataan Namjoon.
"Makannya sambil duduk Hyung." Kata Namjoon. Lalu menuntun Suga untuk duduk di kursi meja makan.
"Aku seperti seorang kakek saja."
"Haha Hyung memang kakek-kakek." Namjoon sedikit terkekeh. Tapi saat melihat ekspresi Suga setelahnya. Ia langsung terdiam.
Suga lalu melahap makanannya dengan tenang. Setelah selesai ia mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih makanannya." Suga hendak beranjak dari duduknya. Tapi Namjoon menghentikannya.
"Hyung.. tadi apa yang mau Hyung bicarakan..?" Tanya Namjoon pelan.
"Aku sudah lupa."
"Sekilas aku mendengar tentang mimpi aneh? Apa itu benar?" Tanya Namjoon sekali lagi.
"Ah iya benar." Suga berpikir sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.
"Di dalam mimpiku itu, ada seseorang yang mengejar orang yang lemah. Orang itu sudah memohon kepadanya. Tapi tetep saja dia dibunuh dengan cara yang kejam. Dan saat bangun, aku sudah berkeringat lalu aku menjadi sangat ketakutan."
"Hmm." Namjoon mencoba berpikir.
"Bukankah kau punya buku tentang arti dari mimpi?"
"Oh. Sebentar Hyung. Aku akan pergi mencarinya." Namjoon lalu pergi ke ruang baca pribadi miliknya. Ia punya banyak koleksi buku di dalamnya.
Namjoon memang orang yang suka membaca buku. Baginya buku adalah sumber ilmu. Ia selalu membawa buku kemanapun ia pergi keluar. Walaupun pekerjaannya sama sekali tidak berhubungan dengan buku. Ia tetap membacanya ketika memiliki waktu senggang. Ia adalah seorang rapper yang sudah banyak dikenal di seluruh dunia. Banyak anak muda yang tertarik pada hip-hop karena selain lirik pada lagu lagunya, adalah karena pembawaannya yang catchy. Suga adalah orang yang memproduseri semua lagunya Namjoon. Wali kadang ia juga ikut membantu.
"Baiklah." Suga pun menunggu dengan sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daechwita (Supv / Taegi)
Исторические романыTaehyung menjadi buronan raja Agust d. Suga berusaha untuk menyelamatkan nyawa separuh hatinya tersebut