Episode 5. Tempat persembunyian

191 14 1
                                    

Di dalam hutan yang sangat gelap karena pepohonan yang rimbun, mereka membuat tempat untuk berteduh. Dengan mengumpulkan berbagai ranting pohon dan dedaunan sebagai atapnya.

"Sementara kita sembunyi di sini dulu.. sampai keadaan kembali normal." Kata Seokjin bijak.

"Jin Hyung aku lapar..." Kata Jungkook sambil menepuk perutnya.

"Hmm sepertinya kita harus berburu. Ayo kita cari bambu untuk dibuat menjadi tombak. Sebagai alat untuk berburu."

Taehyung yang sedari tadi menundukkan wajahnya, lalu angkat bicara. "Maaf ya.. gara-gara aku kalian harus bersembunyi seperti ini."

"Sudahlah Hyung.. semua sudah terjadi. Aku tidak apa-apa kok. Jin Hyung juga begitu, kan?" Kata Jungkook sambil menoleh ke arah Seokjin. Ia lalu pergi untuk mencari bambu.

"Tentu saja. Sekarang yang harus kita pikirkan adalah cara untuk bertahan hidup. Yah walaupun aku sedikit merindukan kambing-kambing ku."

Perkataan Seokjin membuat Taehyung sedikit melengkungkan bibirnya ke atas. "Terimakasih ya kalian."

"Hyung!! Aku sudah dapat bambunya! Ayo kemarilah!!" Teriak Jungkook memanggil kedua Hyung nya untuk segera datang.

"Ayo!"

Taehyung mengangguk. Lalu mereka pun pergi ke tempat Jungkook berada.


Setelah membuat tombak, mereka bersembunyi di balik pohon untuk mengincar seekor rusa yang sedang memakan rumput.

Seokjin dengan hati-hati melangkahkan kakinya agar tidak membuat rusanya terusik. Kemudian memicingkan sebelah mata kanannya untuk membidik. Mengarahkan tombak tersebut ke arah sang rusa. Setelah memastikan hewan buruannya tetap tenang ditempatnya. Seokjin lalu melemparkan tombaknya dengan kecepatan kilat.

Syuuuut

Tombak itu tepat menancap di perut rusa tersebut. Membuatnya tergeletak di tanah.

"Yeaah dapat!" Seokjin tersenyum puas.

"Jin Hyung hebat!!" Tepuk tangan terdengar dari Taehyung dan Jungkook yang takjub akan kemampuan Seokjin.

Sebenarnya ini juga pertama kalinya Seokjin berburu seperti ini. Membuatnya tidak lantas berbangga hati.

"Haha.. ayo buat perapian untuk memasak daging rusanya."

"Kami sudah mengumpulkan kayu bakarnya Hyung!" Kata mereka serempak

"Heh sejak kapan?"

"Hehe tadi saat Hyung sedang asik membuat tombak." Kata Taehyung tersenyum.

"Kalian mengandalkan ku..?" Seokjin merasa terharu.

"Benar! Ayo cepat masak daging rusanya. Aku sudah tidak sabar. Pasti rasanya lezat sekali." Kata Jungkook yang sudah meneteskan air liurnya.

"Iya aku juga!"

"Belum juga ada apinya. Ayo buat dulu"

"Baik."




"Nyam nyam nyam. Iwni.. eewnak swekalwii, Hyuwng." (Ini enak sekali, Hyung) Kata Jungkook yang masih mengunyah makanannya.

"Beenarr. Nyam nyam" Taehyung mengangguk setuju dengan perkataan Jungkook.

"Kalau lagi makan itu tidak boleh sambil berbicara. Nanti tersedak. Aku akan cari air untuk minum dulu ya." Seokjin lalu bangkit dari duduknya. Lalu pergi mencari tumbuhan yang menyimpan banyak air didalamnya. Contohnya seperti tanaman pakis dan Liana.

Seokjin sudah merasa kenyang hanya dengan melihat adik-adiknya begitu lahap menyantap makanannya.








Para prajurit istana dengan masing-masing menunggangi kuda dan sebilah pedang di tangan mereka. Mencari keberadaan Taehyung dan kawan-kawan. Menyusuri setiap desa di kerajaan dan membuat keonaran ketika melintas. Mereka memporak-porandakan barang-barang dagangan milik rakyat. Dan langsung pergi begitu saja ketika tidak dapat menemukan apa yang mereka cari.

"Tuan panglima, hanya hutan itu saja yang belum kita susuri. Mungkin mereka bersembunyi di dalamnya."

"Kau benar. Ayo berangkat!!"

Setelah mendapat aba-aba dari panglima prajurit. Mereka lalu pergi ke hutan dimana Taehyung dan yang lainnya berada.



Gruduk gruduk

"Hmm..?" Seokjin menoleh ke arah sumber suara dan mendapati para prajurit istana sedang mencari mereka.

Ia kemudian segera berlari sebelum para prajurit itu datang, untuk memberi tahu Taehyung dan Jungkook yang masih asik makan agar segera pergi.

"Kalian pergilah!! Bawa ini." Sambil menyerahkan kendi berisi air kepada Jungkook."

"Jin Hyung ada apa?" Tanya Taehyung.

"Jangan banyak tanya. Pergilah!! Aku akan tetap disini untuk mengulur waktu!"

"Tapi hyung..?!"

"Sudah tidak ada waktu lagi!! Cepat pergi!!! Jungkook bawa Taehyung pergi!" Seokjin mengeraskan suaranya.

"Baik Hyung. Jaga diri Hyung baik-baik. Jangan mati! Ayo Taehyung Hyung!" Kata Jungkook sambil menarik Taehyung pergi.

"....."

Walau dengan berat hati, mereka berdua berlari meninggalkan Seokjin disana karena keinginannya sendiri.

Sesekali Taehyung melihat ke belakang untuk melihat Seokjin yang merelakan dirinya sendiri sebagai umpan.

"Aku harus bersembunyi." Seokjin lalu memilih tempat yang cocok untuk bersembunyi agak jauh dari tempat mereka sebelumnya.

"Berhenti! Mereka baru saja pergi. Tapi sepertinya masih belum jauh. Cari di seluruh hutan ini! Jangan ada satupun yang tersisa!"

"Baik panglima!"

Para prajurit itu mulai menyusuri setiap inci dari hutan tersebut. Untungnya Taehyung dan Jungkook sudah tidak ada disana lagi berkat informasi yang diberikan Seokjin. Tapi sekarang Seokjin harus menutup mulutnya rapat-rapat agar tempat persembunyiannya tidak ketahuan.

Salah seorang prajurit berlalu lalang di depannya. Seokjin berusaha agar tetap tenang dan tidak gegabah dengan tindakannya. Dia bersembunyi di bawah semak-semak belukar dengan tinggi yang hampir setengah tinggi tubuhnya. Untunglah pakaian yang Seokjin kenakan tersamarkan dengan semak-semak disana.

Pencarian tersebut berlangsung hingga matahari hampir tenggelam.

"Tuan panglima, sepertinya mereka sudah pergi jauh. Prajurit yang lain sepertinya juga sudah kelelah--"

Jraash

Tanpa sempat melanjutkan perkataannya. Panglima itu langsung menebas prajurit tersebut tanpa ampun.

Panglima adalah orang yang paling setia di sisi raja. Dia diangkat menjadi panglima prajurit karena sifatnya yang tanpa belas kasihan membunuh orang-orang yang tidak bersalah atas perintah dari rajanya.

"Tidak ada kata istirahat! Lanjutkan pencarian mereka sampai ketemu!"

"Baik panglima!"


Melihat mayat yang jatuh tepat di depan matanya membuat Seokjin menatap tak percaya. Bahwa ada orang yang sekejam itu.

"Sial aku tidak bisa keluar dari sini..." Ucapnya dalam hati.

Daechwita (Supv / Taegi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang