Retakan

465 102 63
                                    

"Apa yang kamu lihat?" Tanya Arga, aku menoleh padanya dan menggelengkan kepalaku. Setelah sepatuku terpasang aku berangkat bekerja bersama Arga.

•••••••

ACE POV

Dia terlihat bahagia bersama seseorang disampingnya, lihat dia bahkan melupakan keberadaanku untuk sesaat. Aku menyentuh pundaknya sebentar, namun dia tidak menyadarinya.

Aku masih terpaku dengan ini, dia kini bukan lagi berjalan keluar sendirian, namun dengan seorang pria yang dapat melindungi nya, menyentuhnya, dan merawat dirinya....ahh mungkin jika aku bertahan sedikit lagi, aku dapat melihatnya bahagia.

Baiklah ayo bertahan sebentar lagi, sebentar saja, sedikit lagi hingga dia benar-benar bisa melepaskanku. Dan jika saat itu tiba aku akan benar-benar pergi dari hidupnya.

Y/N POV

Aku pulang terlambat hari ini, arga mengajakku makan malam bersama dan aku tidak bisa menolaknya, sejujurnya bersama arga membuatku lupa bahwa ada ace yang menungguku dirumah

Terkadang aku berandai bahwa ace itu benar-benar nyata, sosok yang bisa kusentuh dan kugenggam tangannya, namun semakin aku memikirkannya hatiku terluka oleh kenyataan yang sebenarnya

Dia hanya gambar bukan manusia, mencintainya adalah kesalahan besar yang kulakukan, tapi aku tidak pernah menyesal karena mencintainya.....

"Bagaimana harimu y/n? Apakah semua berjalan dengan baik??" Tanya arga sambil memakan tahu goreng dihadapannya

Aku mengangguk dan mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja, "tidak ada yang buruk hari ini, dan kuharap kedepannya juga begitu" Ujarku menambahkan.

Arga mengangguk paham, dan kami melanjutkan makan dengan tenang.

Di perjalanan pulang arga menceritakan tentang kondisi keluarganya, dia juga bercerita tentang bagaimana harinya, terkadang aku merasa arga itu sama seperti ace, mereka sama-sama suka menceritakan hari-harinya, dan hal yang paling membuatku berfikir seperti itu karena arga sering membanggakan adik-adiknya.

Aku sampai dirumah dengan selamat, setelah melihat arga pergi meninggalkan kawasan rumahku aku masuk kedalam. Hal yang kulihat kali ini bukan sosok ace yang duduk di depan televisi, namun sosok ace yang tertidur dilantai

"Ace bangunlah, aku kembali" Ujarku mengusap poni rambutnya

Ace membuka matanya, dia menatapku lama, ketika aku bertanya ada apa dia malah tersenyum dan bergegas pergi kedalam kamarnya.

"Ace tolong buka pintunya....ada apa? Apa aku melakukan kesalahan, ace? Tolong buka pintunya" Teriakku didepan kamarnya, pria itu menjadi aneh setelah melihatku, apakah aku bersalah?

"Y/N, bisakah kau melepaskanku saja? Hm? Lepaskan saja aku, bahagialah dengan duniamu" Sahut ace dari dalam kamarnya

Aku tidak mengerti apa yang salah disini, tapi yang kutau pria dibalik pintu ini sedang menahan tangisannya. Suara ace bergetar ketika mengatakannya, ace bukan laki-laki cengeng, tapi bukan juga pria yang tidak bisa bersedih

"Keluarlah ace, aku tidak tau mengapa kamu mengatakan seperti itu, tapi jika kamu salah paham tentang aku dan arga, dia itu hanya te-"

"Bukan, bukan tentang teman laki-lakimu itu. Y/N lepaskan aku ya?....ayo berjalan masing-masing didunia kita sendiri-sendiri" Potong ace

Aku marah, marah pada diriku dan marah padanya, apa yang salah dari kita berdua yang selalu bersama? Aku bisa hidup selamanya dengannya, aku tidak akan menikah dan aku akan tetap mencintai ace, aku bisa!

"Aku tidak ingin marah ace, tapi jika bisa bersamamu, meninggalkan duniaku itu bukan apa-apa, karena-"

"TIDAK!" Ace memotong perkataan ku lagi, nadanya meninggi dan suaranya benar-benar bergetar, tidak lama kemudian isak tangisan terdengar dari dalam kamarnya

Dan disaat itu aku sadar bahwa, dia benar-benar terluka.

TERPAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang