Tersadar

448 87 5
                                    

Ace duduk di kursi sebelah kasurku, dia mengenggam tanganku, seolah menemukan kenyamanan, pria itu tidur tanpa menjawab pertanyaanku.

••••••••

Keesokan harinya, arga datang membawakan bubur hangat, sedangkan Ace berada di pojok ruangan, dia hanya menatapku penuh kekhawatiran

Aku membuka bubur yang diberikan arga, "Makanlah yang banyak, cepatlah sembuh" Itu yang mengatakan Ace bukan Arga. Arga masih sibuk dengan bungkus makanan yang kutinggalkan, entah terkena angin apa Ace duduk menatapku yang sibuk dengan makanan

"Hey berhenti menatapku" Ujarku, hal itu membuat Arga berhenti dari pergerakannya, dan Ace? Pria itu menertawakan ku, sialan dasar Ace tidak berakhlak

"Ya?" Tanya Arga ketika melihatku yang berbicara sendiri, aku tersenyum lugu kepadanya kemudian, "ah maaf, bukan apa-apa" Ujarku untuk mengakhiri kesalahan pahaman ini, aku malu, benar-benar malu.

Setelah Arga pergi karena harus bekerja, aku berdua bersama Ace, lihat pria itu tidak berniat menjelaskan apa-apa dan malah sibuk memainkan rambutku. Jika bukan karena sayang sudah kupastikan untuk membunuhnya

Aku beralih posisi, yang awalnya duduk tegak, kini sedikit membungkuk hingga dahiku dapat menyentuh dahi milik Ace. "Apa yang kau lakukan" Tanya Ace santai, pria itu terlihat kaget namun tidak histeris

"Hey Ace, jika aku memajukan mulutku sedikit, itu akan menyentuh bibirmu" Sahutku menggodanya, Ace yang awalnya tenang segera menjauhkan kepalanya.

"Hahahaha, apa-apaan wajahmu itu, merah sekali, apa kau sakit ace?" Ledekku, wajah Ace benar-benar merah padam seperti tomat, ayolah aku hanya menggodanya sedikit

Ace menatapku, "jangan bercanda y/n, bibirmu itu berharga, simpan itu untuk suamimu kelak" Kata Ace, pria itu mengomel tentang betapa berharganya bibirku, ya memang bibirku berharga, siapa juga yang bilang bibirku ini tidak berharga

"Bagaimana jika kau yang jadi suamiku? Kelak bibir berharga ini jadi milikmu" Jujur saja aku hanya meledek, tapi Ace....

"BWAHAHAHA WAJAH MACAM APA ITU?" tawaku pecah ketika melihat wajahnya kembali merah malu-malu, tidak cocok sungguh tidak cocok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BWAHAHAHA WAJAH MACAM APA ITU?" tawaku pecah ketika melihat wajahnya kembali merah malu-malu, tidak cocok sungguh tidak cocok

Ace mencoba mengembalikan ekspresinya, kali ini dia menatapku serius, "berhenti bercanda, simpan juga lamaranmu itu untuk laki-laki yang kelak ingin kau jadikan suami" Kata Ace menasehati, aku ingin menggodanya lagi, namun ketukan pintu mengalihkan perhatianku

"Y/N, ini aku selly, boleh aku masuk?" Ujar selly dari balik pintu, aku mengiyakannya kemudian perempuan itu masuk dengan keranjang berisi....buah mungkin

"Selly, apa itu?" Tanyaku ketika melihat tumpukan makanan yang tidak bisa kudeteksi judulnya

Selly buru-buru membukanya dan mengeluarkan makanan tersebut, "ini namanya lolipop" Ujar Selly, sebenarnya aku juga tau ketika dia mulai mengeluarkannya, tapi wajarnya kan orang yang berkunjung ke rumah sakit membawa buah, tapi Selly membawa permen, coklat, dan snack

"Selly, bukannya harusnya kau membawa buah untukku" Tanyaku, Selly nampak kaget ketika mendengar pertanyaanku, mimik wajahnya berubah seolah akan menangis. "Hey, hey, tenanglah, kenapa menangis?" Sambungku ketika gadis itu mulai menitikkan air mata

"Y/N, kau sangat kejam, membuat wanita menangis itu tidak boleh, nanti kau dimarahin sanji loh" Bisik Ace, apa-apaan pria ini, aku kan juga tidak tau apa salahku, dan lagi sanji tidak akan tau, diakan tidak keluar dari dunianya

Aku menenangkan Selly, gadis itu akhirnya menjelaskan setelah tenang, "maafkan aku, tapi aku tidak pernah mengunjungi orang sakit, dan ini juga pertama kalinya aku memiliki teman dekat, jadi kupikir membawakan makanan manis dan snack akan membuatmu senang" Jelas Selly sambil mengusap air matanya

"Hahahaha, tidak Selly, aku tidak marah, hanya bingung saja, dan juga terimakasih telah mengunjungiku dan membawakanku makanan" Sahutku membuat Selly tenang, setelah itu aku menikmati makanan yang dibawakan Selly, persetan dengan sakit, snack gurih ini sangat nikmat.

Setelah satu jam Selly menemaniku, gadis itu berpamitan pulang, dan akhirnya kini aku dan Ace tinggal berdua lagi. "Berhenti memasang wajah seperti anak anjing, kau mau inikan" Ujarku sambil menggoyangkan makanan ditanganku, mata Ace mengikuti gerakan tanganku seolah anjing yang mengincar mangsanya

"Berhenti mempermainkanku, berikan" Minta Ace, wajah ace yang memasang ekspresi cemberut sangat lucu

Aku membuka snack ditanganku, pria itu menanti dengan mata berbinar-binar, "hey-hey tolong kendalikan ekspresimu sayang" Tegurku, aku tau dia menyukai makanan tapi setidaknya jangan terlalu menunjukkan bahwa makanan lebih penting dariku

Ace merebut bungkusan ditanganku, dia marah karena sedari tadi aku hanya mempermainkannya.

Berberapa waktu berlalu, kini hari sudah larut malam, dan arga tiba mengunjungiku, dia membawakan makan malam. "Hay, y/n bagaimana keadaan mu? Sudah baikan?" Tanya arga sambil membuka satu persatu bungkusan yang dia bawa

"Aku sudah pulih, kata perawat jika besok keadaanku terus membaik aku diperbolehkan pulang" Sahutku entah aku yang hanya merasakannya atau memang itu kenyataan nya, ace dan arga sangat mirip

Rambut ace yang bergelombang, arga memiliki itu, sifat ace yang hangat, arga juga memilikinya, bahkan jika diibaratkan mereka adalah bagai pinang dibelah dua. Wajahnya mungkin berbeda tapi selain wajah, mereka berdua memiliki banyak kemiripan.

"Baguslah, jika besok kau ingin pulang, hubungi aku agar bisa membantumu beres-beres" Kata arga menjawab pernyataanku. Arga masih sibuk dengan bungkusan makanan sedangkan ace, pria itu sibuk dengan snack ditangannya

Arga melangkah kearah ace, "y/n, siapa yang memberimu makanan ini? Dan kenapa tidak dimakan, kau hanya akan menaruhnya dimeja?" Ujar Arga, disaat itu degup jantungku berdetak kencang, seolah mengetahui fakta mengejutkan

Dan terulang lagi, pertanyaan dalam benakku yang selalu kutanyakan kepada diriku, "bolehkah aku terus membayangkanmu, wahai sang penenang hati, Portgas D. Ace?"


TERPAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang