Dan disaat itu aku sadar bahwa, dia benar-benar terluka.
•••••••••
Setelah hari itu, aku tidak pernah melihat ace keluar dari kamarnya. Dulu rumah yang awalnya hanya ada aku sekarang diisi oleh ace, itu menyenangkan ketika memiliki seseorang yang menunggu kita pulang
Rutinitasku tetap berjalan, tidak ada yang berbeda kecuali ace yang biasanya berada disampingku, sekarang menghilang, ini hampa dan menyakitkan
"Ace, aku berangkat dulu, makananmu sudah berada di meja" Sorakku dari depan pintu kamarnya.
Arga menjemput ku hari ini, bukan hanya hari ini namun hampir setiap hari arga menjemput ku, katanya dia tidak ingin aku terkena musibah, entahlah aku juga tidak tau apa yang difikirkan arga
Kami sampai dikantor tepat waktu dan aku segera menyelesaikan tugasku, hari ini ada meeting dengan Pak Dian selaku bos dikantorku, makanya aku menyiapkan segalanya dengan teliti
"Y/N, ayo nanti makan siang bersama" Ajak Selly teman kantorku, aku mengiyakan ajakannya, kami akan makan bersama setelah meeting selesai.
Orang-orang keluar dari ruangan dengan lega, seolah mereka baru saja menyelamatkan diri dari monster, aku pun juga lega karena sudah terhindar dari amarah Pak Dian.
"Selly, bergegaslah ke kantin duluan, aku akan membereskan ini dulu" Ujarku pada selly yang tengah menungguku
"Baiklah, jangan lama-lama, aku menunggu" Sahutnya kemudian pergi meninggalkan ku
Aku membereskan pekerjaanku, kepalaku pusing ketika memikirkan apa yang terjadi minggu ini, aku ingin membujuk ace keluar, namun ace sendiri bahkan tidak menjawab ketika aku memanggilnya.
"Selly, apakah aku terlambat?" Tanyaku ketika sampai dimeja makan kantin kantor, di hadapan ku ada selly yang menikmati nasi gorengnya
"Tidak, cepat makan, sudah kubelikan ini" Ujarnya sambil mendorong mangkuk bakso padaku, aku tersenyum mengucapkan terimakasih padanya, dan selly membalasku dengan anggukan.
Sama seperti kemarin, hari ini aku pulang diantar oleh arga. Akhir-akhir ini aku dan arga sering bersama, entahlah ini merupakan hal baik atau buruk, tapi yang jelas bersamanya membuatku sedikit rileks.
"Makasih, udah nganterin" Ujarku pada arga, arga tersenyum kemudian segera pergi meninggalkan pekarangan rumahku
Aku masuk kedalam lalu melepas sepatuku, "ace aku pulang" Ujarku, tidak ada jawaban dari dalam sini. Hampir satu minggu berlalu dan ace masih saja seperti ini, didalam kamar dan tidak mau keluar
Dimalam itu aku mengerjakan tugasku, tidak didampingi ace ataupun siapapun. Hanya sendiri di ruang tengah dengan secangkir susu hangat. Entahlah malam itu terasa lebih dingin dari biasanya.
ACE POV
Sudah berapa lama ini berlalu? Aku yang selalu mengurung diri ketika y/n beraktivitas, dan keluar ketika dia nyenyak dalam tidurnya. Seperti hari-hari yang lalu aku keluar untuk mengecek keadaan y/n
Tidak ada yang membuatku terkejut kecuali wajah gadis itu yang sangat merah, nafasnya berat, dan keringat nya banyak.
"Y/N bangun, apa kamu sakit?" Tanyaku, namun tak ada sahutan dari gadis itu, dia hanya mengigil kedinginan
Aku tidak tau bagaimana suhu tubuhnya, aku hanya bisa duduk disana dan mengenggam tangannya. Tidak banyak yang bisa kulakukan, seharusnya aku juga tau kalau berada disisinya terlalu lama tidak akan membuatnya bahagia
Keadaan y/n memburuk, itu berlangsung hingga pagi. gadis yang kugenggam tangannya tidak kunjung membuka matanya dia terlelap dalam tidurnya, dan mengigil kedinginan.
Ketukan pintu menyadarkan lamunanku, aku ingin membukanya namun tidak bisa. Mau dicoba berapa kalipun pintu itu tidak akan terbuka, karena semua hal yang kulakukan hanyalah imajinasi y/n yang berlebihan.
Aku tidak bisa melakukan apa-apa, tapi aku ingin menolongnya, setidaknya aku harus bisa membuat pot bunga itu jatuh dari meja.
'Prang!!!!' vas itu jatuh setelah percobaan berkali-kali, hal itu membuat orang yang berada di luar sana berteriak memastikan
"Y/N kau didalam? Apa kau baik-baik saja?" Ahh, itu suara arga, teman dekat y/n. Karena tak kunjung ada jawaban arga membuka paksa pintunya, dia menerobos masuk dan segera mencari keberadaan y/n
Pria itu mendapati y/n berbaring lemah dikasur, wajahnya terlihat khawatir, dia mengangkat y/n dan segera membawanya keluar.
Disaat itu aku berfikir bahwa aku memang tidak bisa berbuat apa-apa.
Y/N POV
Mataku terbuka karena silau, ruangan itu sangat cerah, hanya dengan melihatnya jelas sekali ini bukan kamarku, lalu ini dimana?
"Y/N kamu baik-baik saja?" Tanya arga, aku diam memandang wajahnya, kenapa arga ada disini?
"Tenanglah, kamu dirumah sakit, tadi pagi aku datang menjemputmu namun kamu tidak segera keluar, yang kudengar hanyalah barang yang terjatuh makannya aku mendobrak masuk, dan melihatmu terbaring dengan suhu panas yang sangat tinggi" Jelas arga ketika melihat wajahku yang penuh tanya
Aku tersenyum padanya, "terimakasih telah membantuku" Ujarku. Arga menunggu diruanganku seharian, dia tidak berangkat ke kantornya karena menemaniku.
Arloji menunjukkan pukul 8 malam, pria itu masih senantiasa berkutat dengan penanya dan kertas yang berserakan di meja, aku sudah menyuruhnya pulang namun arga menolak dan mengatakan dia akan pulang jika aku sudah tertidur
"Arga" Panggilku, ruangan yang sunyi itu kini terisi suaraku yang memanggilnya lirih. Arga menoleh dia meletakkan penanya dan fokus kepadaku, "Ada apa?" Tanya arga mendekat kearahku
Aku terkekeh melihat wajah lelahnya, lihat dia tidak mau mengakui bahwa dia sedang kelelahan. "Pulanglah, aku baik-baik saja" Ujarku, arga menatapku lama seolah menimbang keputusannya, tak lama kemudian dia beralih pada mejanya, pria itu membereskan kan dokumen2 dan barangnya
"Baiklah, segeralah tidur. Ini..." Ujar arga sambil memberikan sebuah boneka kecil ketanganku, aku menatapnya penuh tanya, "untuk apa?" Tanyaku ketika arga tak kunjung memberi penjelasan
"Genggam ini disaat kau bermimpi buruk, dan jangan lupa hubungi aku jika ada apa-apa" Sahutnya, senyum arga mengembang, setelah memberi ucapan perpisahan, pria itu melangkah keluar dari ruanganku
Arga pria yang manis, kuharap dia mendapatkan wanita yang bisa menemaninya hingga akhir, dan selalu berada disisinya. Tunggu! Arga sudah punya pacar belum ya? Yang kuherankan pria itu selalu memiliki waktu untukku, lalu bagaimana dengan pacarnya? Aku tidak menganggu hubungannya kan.
Pukul 12 malam aku terbangun, kata Ace dia adalah orang yang kubayangkan, jadi jika aku membayangkan Ace apakah dia akan berada dihadapanku?
Aku menutup mataku, cahaya terang membuatku menatap sofa ruanganku, dan disaat itu aku tau selamanya pria milikku hanyalah sebuah halusinasi
"Jika tau kau akan muncul jika aku membayangkan mu, aku bersumpah akan selalu membayangkan mu" Ujarku lirih ketika melihat laki-laki yang kusayangi itu melihat kearahku
Pria itu mendekat, "berhenti membayangkanku" Sahutnya sembari memegang dadanya, dia terlihat kesakitan, dia terlihat ingin menangis, namun dia juga terlihat bahagia secara bersamaan
"Hey Ace, jangan marah padaku lagi ya? Jangan pergi dariku ya? Tetaplah bersamaku, kumohon" Aku merengek padanya, dari semua hal yang kurengekkan, hanya satu ini yang benar-benar kuinginkan
Ace duduk di kursi sebelah kasurku, dia mengenggam tanganku, seolah menemukan kenyamanan pria itu tidur tanpa menjawab pertanyaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPAUT
Fiksi Penggemar[Complete] Aku pernah berandai dapat bersentuhan denganmu, menghabiskan sisa waktuku bersamamu, namun lagi-lagi aku tertampar kenyataan bahwa kamu tidak nyata Selama ini aku terlalu menyukaimu yang bahkan tidak ada di dunia ini, namun salahkah aku j...