Orb

233 28 2
                                    


Jika ditanya siapa Zero di mataku,

"Dia orang yang bersifat jelek! Selain itu dia anak mama. Yah, tapi dia itu cukup paham tentang citarasa makanan."

Bagiku Zero adalah orang yang menyebalkan dan bermulut besar. Dia juga tidak pintar pintar amat. Yah, dia itu memang hampir tidak punya sisi baik dan keren sih.

Eh, mungkin ada sih yang kusukai darinya.

Hari itu adalah hari pertamaku di klub memasak. Yah, agak grogi sih karena anak kelas 1-5 hanya ada aku dan empat anak lain dari kelas sebelah.

Tujuanku masuk klub ini adalah untuk mendapatkan makanan siang gratis dari para Senpai yang katanya sangat jago memasak.

Membayangkan bau masakan mereka saja sudah membuatku ngiler.

"Tugas pertama kalian sebagai tanda pengenalan adalah memasak sepiring makanan rumah dalam 45 menit. 40 menit dari sekarang dan 5 menit setelah istirahat." Umum seorang Senpai.

"Yang berhasil menyajikan makanannya dengan rasa yang sempurna, akan diberi hadiah satu gelas parfait dan sepiring karage dari kami!" Ketika mendengar rewardnya, perut dan dadaku langsung bergetar.

Aku harus menang!

Setelah bel tanda ujian dibunyikan, aku segera mengambil bahan bahannya secepat kilat. Hmm... Mungkin aku akan memasak steak sapi. Karena aku hanya bisa memasak telur, air, nasi goreng dan steak saja.

Selama memasak, aku terus menahan diri agar tidak memakan bahan bahan mentah itu. Terutama dua buah kentang dingin yang baru saja keluar dari kulkas.

Aku berhasil menyelesaikan saus steaknya. Kini tinggal merebus dagingnya!

Aku pun iseng mencicipi saus tersebut. Hanya dua sendok makan kok.

Aku merasa... Ada sesuatu yang kurang. Ada komponen yang hilang. Tapi aku tidak tau apa itu.

Aku panik. Waktu tinggal dua menit lagi sebelum bel istirahat makan siang berbunyi. Aku harus segera mencari tau kekurangan saus ini.

Tapi percuma. Aku tidak bisa menemukan jawabannya hingga bel berbunyi. Terpaksa aku meninggalkan ruang klub dan kembali ke kelas.

Kutekuk mukaku sembari mengunyah onogiri. Yah, pasti kalah nih.

"OI ORB!!" Teriakan membahana nan cempreng seperti petir barusan cukup mengagetkanku. Nyaris saja aku tersedak.

"Berisik Zero! Tidak perlu berteriak juga kan!!" Bentakku dengan wajah setengah bersungut. "Lagipula liurmu menyemprot kemana mana tuh. Bau tau."

"Aku sudah memanggilmu berkali kali dengan biasa saja tapi kau tidak merespon! Dasar telinga batu!" Ejeknya. "DAN LIURKU TIDAK BAU!!"

"Ya ya. Ada apa memangnya?"

"Aku ingin menagih formulir data siswa. Zoffy-sensei bilang semua harus mengumpulkannya sekarang."

"Nih nih. Sekarang pergilah. Aku sedang galau berat."

"Tumben. Ada apa?"

"Aku tadi memasak steak daging. Tapi ketika aku mencicipi sausnya, rasanya ada yang kurang. Tapi aku tidak tau apa itu." Jelasku.

"Oh, coba kau tambahkan sedikit lada dan bawang putih ulek. Lalu, rebus dagingnya sekitar 20-30 menit agar empuk." Saran Zero. Bijaksana sekali kedengarannya.

"Baiklah! Akan kucoba nanti!" Aku langsung menuju ruang klub dan melakukan apa yang tadi Zero sarankan.

Ajaib! Sausnya terasa nikmat! Dagingnya juga empuk!

Akhirnya, aku berhasil dan memenangkan ujian itu. Senangnya~


Ternyata saran Zero berguna juga.

Dan jika ditanya aku akan melakukan apa saat Zero kembali hidup,

"Aku akan belajar masak padanya!"

Salam,
Orb

A Million Memories With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang