Di pagi hari yang cerah ini aku bersiap ke sekolah baruku. Aku memilih sekolah ke kota Wonosari karena disana lebih menarik perhatianku.
Kemarin aku sempat berbincang dengan om Guntur, masalah pendaftaran. Dari perbincangan itu om Guntur bersedia untuk menemaniku ke salah satu sekolah di ibukota kabupaten itu.
Kami menempuh perjalanan hampir satu jam, dijalan om Guntur memberiku saran untuk berangkat sebelum jam enam pagi supaya tidak terlalu siang saat sampai di sekolah.
Aku punya bekal nilai akademik yang memuaskan saat disekolah kemarin maupun saat smp. Sehingga aku tidak terlalu takut tidak diterima di SMA ini.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya aku sampai di SMA. Aku segera masuk gerbang lalu menghampiri salah satu satpam sekolah. Om Guntur masih dibelakang, sedang memarkirkan motor kesayangannya.
"Maaf pak, ruang kepsek dimana ya?"
"Ohh,, masuk ke lobi aja mas, nanti ada ruang TU. Ruang kepsek disebelahnya pas." Satpam itu menjelaskan secara detail.
Aku segera berterima kasih lalu berbalik dan berjalan kearah lobi, bersama om Guntur yang sudah kelar dengan parkiran motornya.
Om Guntur tadi sempat dimarahi oleh satpam yang lain. Sebab, peraturan di sekolah ini tidak boleh menyalakan mesin kendaraan saat memasuki area sekolah.
Ya, aku sempat membaca tadi. Tapi om Guntur tak menghiraukannya, katanya peraturan itu hanya berlaku untuk siswa saja. Tapi pada akhirnya ia kena semprot juga...
Aku sempat tertawa pelan tadi.
Setelah memasuki lobi terlihat jelas diujung sana. Sebuah papan kayu yang tertempel diatas pintu, bertuliskan...
"R. Kepala Sekolah".
Aku hendak melangkahkan kaki kesana. Tapi, salah satu guru TU mencegahku saat aku berada tepat didepan pintu kantor TU.
"Maaf pak, mas. Ada yang bisa saya bantu?"
"Emmm... Saya mau bertemu dengan bapak kepala sekolah, bisa?" Jawab om Guntur sekaligus meminta izin.
"Ohh, silahkan. Langsung masuk saja." Jelasnya sembari mempersilahkan kami.
"Terima kasih pak." Kini giliranku berbicara. Bapak itu hanya mengangguk lalu berpaling dari kami. Aku dan om Guntur segera pergi ke ruang kepsek.
Mengetuk pintu lalu masuk ketika terdengar suara nyaring dari dalam sana. "Silahkan masuk." Katanya.
Disana nampak seorang laki-laki separuh baya sedang duduk menatap komputer dengan kaca mata yang melorot. Rambutnya sudah banyak yang beruban.
Saat bapak itu mendengar langkah kaki kami dia segera memalingkan tatapannya kearah kami, kemudian tersenyum simpul. Begitu pula dengan om Guntur, aku mengikutinya. Mulai mengembangkan bibir lebar mungkin agar terlihat sweet.
Pak kepsek berdiri dari tempat duduknya, menyapa kami lalu menyalami dan mempersilahkan duduk. Aku dan om Guntur segera duduk dikursi yang telah disediakan, pak kepsek juga ikut duduk.
Tak lama kemudian om Guntur segera membuka percakapan. Langsung to the point dan menyerahkan beberapa berkas pendaftaran.
Pak Arga, demikianlah nama kepala sekolah disini. Aku melihatnya sedang meneliti beberapa berkas-berkasku. Pak Arga terlihat berpikit sejenak, lalu menatapku sembari memperbaiki letak kacamatanya yang melorot.
"Kenapa kamu di drop out kemarin?" Tanyanya mulai mengoreksi jati diriku.
Aku masih terdiam tak memedulikan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE
Teen FictionApa jadinya kalau kamu dipaksa homeshcooling disaat kamu ingin menjelajahi dunia baru yang lebih baik dibanding masa kelammu. seperti halnya Devan yang di dropout dari sekolahnya karena terlibat tawuran lagi, ia sering keluar masuk kantor polisi den...