Pernyataan cinta

29 2 0
                                    

From: Gilang

"Pantai.."

Aku menunjukkan balasan pesan Gilang kepada Ika bahwa ia mengajak ku pergi kepantai.

"Udah iya in aja.. Lo kan juga suka pergi ke pantai." Ujar Ika.

"Gak.. Gak bisa ka.. Senin gue mau keluar kota, jadi weekend ini gue gak mau jalan jauh-jauh. Kalau bisa gue mau istirahat aja dirumah tanpa ada gangguan." Sahut ku, dengan nada bicara yang agak meninggi.

"Moraaaa.. Gimana mau punya pacar, kalo setiap cowok yang ngedeketin dan yang ngajak jalan selalu lo  tolak." Ujar Ika gemas dengan tingkah ku yang selalu mengeluh dengan status jomblo ku, namun selalu risih apabila ada cowok yang mendekatiku.

"Gimana gue gak nolak, kalau yang deketin gue orang yang gak gue suka." Sahut ku dan kembali fokus kelayar ponsel ku untuk membalas pesan dari Gilang.

To: Gilang

"Sorry kalo ke pantai kayak nya aku gak bisa deh, soalnya Senin mau berangkat keluar kota."

Send

Dan beberapa saat setelah aku membalas pesan nya, Gilang kembali membalas pesanku.

"Kata dia gak apa-apa lain kali aja ke pantai nya, terus dia ngajak gue ketemu sore ini aja." Aku membacakan isi pesan Gilang kepada Ika.

"Ya udah, terima aja." Sahut Ika tanpa menatapku karena ibu satu anak ini tengah sibuk dengan makan siang nya.

"T-tapi.."

"Tapi apa lagi Maura.. Mau sampai kapan lo terus terusan kayak gini. Jalanin aja dulu, siapa tau kalian cocok. Dan gue yakin, Lo juga udah merasa nyaman sama dia." Ujar Ika, memotong ucapan ku.

Aku mendelik kan mataku ketika mendengar ucapan nya yang sok tahu itu.

"Gue tau banget gimana sifat dan sikap lo.. Lo gak akan sering bertukar pesan apa lagi sampai telpon telponan tiap malam dengan cowok kalau lo gak merasa nyaman sama cowok itu." Ujar Ika yang ku akui dia memang sangat mengetahui kebiasaan ku.

"Apa sih Ka.. Sok tahu deh.." kesal ku kepada Ika yang terlalu memahami ku.

"Apa sih yang gak gue tau tentang lo.. " ucap Ika didepan wajahku dan kembali menyuapkan makanan kemulutnya karena saat ini kami tengah menikmati makan siang di cafetaria perusahaan.

Aku memutuskan untuk menuruti usul Ika yang menyuruhku untuk menemui Gilang setelah pulang kerja.

Dan disini lah aku sekarang, duduk manis disebuah kedai bakso Favorite ku yang cukup terkenal dikotaku bersama seorang laki-laki yang baru beberapa hari yang lalu ku kenal duduk didepan ku, yang kalau diperhatikan dia cukup tampan. Ya, walaupun tidak setampan member Exo yang merupakan Boy Group kesukaan ku.

Aku tersadar dari lamunan ku ketika Gilang meraih tangan ku dan menggenggam nya dengan lembut ditambah tatapan nya kepada ku yang membuat jantung ku berdebar tak karuan.

"Ra.. Aku jatuh cinta sama kamu saat pertama kali kita bertemu. Mungkin bisa dikatakan love at first sight." Ujar nya dengan nada serius dan tatapan nya semakin tajam.

Aku terdiam untuk beberapa saat hingga akhirnya aku membuka suaraku. "T-tapi kita baru kenal beberapa hari yang lalu, cinta tidak datang secepat itu." Sahut ku dengan gugup. 'sial.' bathin ku, merutuki sikap ku.

"Tapi inilah kenyataan nya.. Dan soal perasaan aku gak pernah main-main." Gilang mencoba meyakinkan ku dan ya, dia berhasil membuat ku luluh dan yakin bahwa dialah laki-laki terakahir dalam hidupku. "Aku mau kamu jadi perempuan terakhir dalam hidupku." Lanjutnya lagi.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang