"Sosis, bakso, jagung, tahu, tempe Semuanya lengkap, Lo tinggal beli arang sama margarin aja." Terdengar suara Fatma dari ujung telpon yang meminta ku untuk membeli arang. Karena malam ini kami berniat merayakan malam pergantian tahun dengan bakar-bakaran. Tapi gak bakar rumah tetangga lho ya.. wkwk
"Oke. Nanti Lo chat gue aja lagi. Takutnya gue lupa." Sahutku dengan tatapan lurus kedapan menatap layar komputerku karna saat ini masih jam kerja.
"Awas lo kalau sampai lupa."
"Iye.. ah bawel banget lo, yaudah gue tutup. Gue mau lanjut kerja. Bye." Aku mematikan sambungan telpon ku dengan Fatma dan kembali melanjutkan pekerjaan ku yang sempat tertunda tadi. Aku harus segera menyelesaikan pekerjaan ku ini karena waktu sudah menunjukkan pukul 16:00 yg artinya satu jam lagi jam pulang kerja.
~oOo~
"Assalamualaikum.." Ucapku ketika aku memasuki halaman rumah Fatma yang cukup ramai, karena sepupu sepupu ku yang lain juga datang.
"Waalaikum salam.. Mana arang sama margarin nya ? Lo ga lupa kan ?" Sahut Fatma yang datang dari dapur.
"Ada tuh sama kak Fisya." Sahutku sambil celingukan mencari seseorang.
"Nyari siapa Lo ? Pangeran Lo belum datang." Ujar Fatma yang sepertinya mampu membaca pikiranku.
"Oke kalo gitu gue mau mandi dulu." Sahut ku santai lalu masuk ke salah satu kamar yang sering aku gunakan ketika aku nginap dirumah Fatma.
Malam pergantian tahun kali ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karna tahun ini aku merayakannya dengan seseorang yang spesial, seseorang yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman ketika aku bersamanya.
"Sayang cobain ini deh.." Gilang menghampiriku dengan membawa durian yang wanginya mengalahkan wangi jagung bakar.
"Gimana ?" Tanya Gilang dengan senyum yang selalu menghiasi bibir tipisnya.
"Manis" sahut ku dan kembali memakan durian yang tadi dibawakan Gilang.
"Iya, manis kayak kamu" ucap Gilang seraya membersihkan bibir ku dengan ibu jarinya. "Makannya pelan-pelan aja jangan belepotan kayak gini, ga ada yang minta juga kok." Lanjutnya santai, tanpa mengetahui perlakuannya tadi kembali membuat jantungku berdetak lebih.
"Bucin terosss" seru Fendy yang juga teman Gilang dan Abi.
"Makanya punya pacar biar ga iri liat orang bucin." Dan ucapan Gilang itu mampu membuat Fendy kesal setengah mati.
"Gue pengen punya cewek kayak Maura yang pengertian, ga pernah nuntut apa-apa tapi belum ketemu. Maura Lo mau ga selingkuh sama gue ?" Ujar Fendy yang dihadiahi pelototan dari Gilang."
"Lo mau nyobain keselek kulit durian ga Fen ?" Gilang menatap Fendy kesal dan siap melemparkan kulit durian kearah Fendy namun tidak dilakukannya. Mereka memang seperti itu kalau lagi bercanda, membuat Fatma dan kak Fisya menggelengkan kepala.
"Besok kita jalan kemana nih ? Ke pantai, air terjun atau ke gunung ?" Kak Hari suami dari kak Fisya akhirnya membuka suara.
"Pantai"
"Pantai"
"Pantai"
Abi, Fatma, Fendy dan Gilang berkoor.
"Naik motor kayaknya seru deh, biar ga kena macet juga." Usul kak Fisya dan langsung disetujui oleh yang lain karna memang kalau libur tahun baru jalanan menuju pantai pasti macet.
~oOo~
"Ga mau gabung sama mereka ?" Tanya Gilang sambil memperhatikan Fatma, kak Fisya dan juga Naira yang asik bermain dengan ombak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Short StoryDia datang dengan menawarkan sejuta keindahan seperti senja. Memberikan ku kenyamanan dan membuat ku terlena dengan keindahan nya, sehingga membuat ku lupa dengan kenyataan bahwa senja hanya datang sebentar saja.