Last Chapt

299 18 0
                                    

Pagi ini Jeongwoo amat sangat bersemangat untuk memulai hari nya.
Bukti sudah diserahkan kepada sang ayah, tinggal menunggu ibu tiri nya diberi hukuman yang setimpal.

Mungkin hukum penggal? Di penjara sampai mati? Atau di tenggelamkan di danau yang sama dimana bunda juga di bunuh disitu?

Jeongwoo sebenarnya tidak tega jika harus sampai hukum mati, hanya saja, di negeri nya itu sudah di berlakukan untuk semuanya.

Tidak memandang dia rakyat biasa,bangsawan, dan anggota kerajaan sekaligus. Jika dia dengan sengaja menghilangkan nyawa sesama manusia, maka hukum mati lah jawabannya.

Jeongwoo jadi berdebar sendiri.
Dia sudah mendengar dari Inhong dan Junghwan bahwasanya Tante Irine sangat histeris, dan menyangkal keras bukti bahwa dialah dalang dibalik fitnah han dan orang yang telah membunuh bunda.

Dia melakukan semua itu karena beliau iri terhadap bunda yang mendapatkan ayah sebagai suami, dan gelar Permaisuri Negeri Timur.

Dia menginginkannya juga. Lalu dengan tidak ada hati nya merencanakan semuanya. Dia memfitnah bunda mengkonsumsi obat-obat tan terlarang, menyimpan obat-obat tan tersebut di bawah kasur bunda.

Lalu merekayasa seolah-olah bunda setress dengan semuanya, memberikan obat dimakan, dan minuman bunda yang mana jika bunda meminumnya akan memberikan efek berhalusinasi, tertawa sendiri, dan menangis histeris.

Lalu mendorong bunda ke sungai belakang istana. Seolah-olah bunda sudah malu, dan tidak ada muka lagi dihadapan semua orang termasuk aku dan ayah. Keji. Itulah Tante Irene.

Namun tadi Inhong dan Junghwan bilang, bahwa Tante Irene akan di hukum penggal. Dan putri Adelline akan tetap diawasi selamanya oleh anggota kerajaan Timur.

Sekarang aku bisa bernafas lega, semua orang sekarang tahu, bahwa bunda bukan kah seorang yang mengkonsumsi obat-obata tan terlarang, dan tidak juga bunuh diri akibat menanggung rasa malu.

Bunda... Sekarang bunda sudah tenang kan? Je berhasil bunda, je berhasil membersihkan nama baik bunda.

Bunda tenang di alam sana ya bunda..
Je disini akan selalu mendo'akan bunda.
Tunggu je ya bunda, pasti kelak je akan menyusul bunda.

Oiya, pangeran Haruto juga sudah tahu tentang masalah ini, dia pergi menemuiku siang tadi, lalu memeluk ku erat-erat. Dan membisikan kata² penenang yang mampu menyihir ku menjadi tenang dan rilex.

Lalu dia memeluk ku sampai aku tertidur.



















Aku bangun, dan melirik jam, jam 07.30. malam.

Hei, sudah bangun? Sapa suara berat

Aku menoleh dan mendapati pangeran Haruto berjalan ke arah ku dengan tangan yang sedang mengeringkan rambut nya.

Agak nya dia habis mandi malam, dan berkeramas.

Sudah, kemarilah pangeran..

Haruto menurut, lalu menghampiri Jeongwoo yang terduduk di kasur nya.

Apa? Tanyanya

Sini ku bantu mengeringkan rambut mu..

Kulihat kuping pangeran Haruto memerah.

Lalu pangeran duduk di hadapanku sambil menunduk, karena kau tahu? Dia sungguh sangat tinggi.

Mengapa telinga mu memerah pangeran?

Ah..eumm.. itu.. apa.. dingin, ya dingin. Berkeramas di malam hari itu dingin. Katanya dengan kekehan.

Aku mengangkat alis bingung.

PatrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang