23. avantika hamil

143 14 3
                                    

Saat ini citravika langsung masuk kedalam kamarnya tanpa menutup pintu, ia langsung tengkurap di ranjangnya sambil menangis.

"Aku yakin dan percaya bahwa pangeran kanha sangat mencintaiku tapi sekarang semua itu tinggal kenangan dan khayalan saja hiks hiks...dan sebentar lagi dia juga akan menjadi seorang suami dari wanita lain" ucapnya sambil menangis.

Seketila itu selir nandini lewar didepan kamar citravika dan ia melihat putrinya sedang bersedih, lalu ia pun masuk kedalam kamar citravika berniat untuk menenangkannya.
Kini selir nandini duduk di pinggiran ranjang citravika dan langsung mengusap puncuk kepalanya dengan lembut.

"Nak, kau kenapa bersedih coba kau ceritakan pada ibu kalau terus terusan memendam kesedihan mu sendiri kau bisa sakit nantinya" ucap selir nandini.

Kini citravika pun bangkit dari tengkurapnya dan langsung mengusap air matanya yang mengalir di pipinya.
Citravika kini tidak bisa memendam masalahnya sendiri ia bertekad untuk bertanya kepada sang ibu mengenai apa yang dikatakan pangeran kanha kepadanya.

"Ibu..."

"Iya nak, ada apa kau mau cerita sekarang. Jika kau masih tidak siap tidak masalah kau bisa ceritakan lain kali" ucapnya sambil memegang tangan putrinya.

"Ibu, aku mau bertanya pada ibu, ibu harus menjawabnya dengan jujur"

"Baiklah apa yang akan kau katakan"

"Ibu, apa benar keluarga dari Indraprasta memutuskan hubungan dengan matura?" Tanya citravika.

"Kau tau dari mana hal ini nak?"

"Ibu jawab saja dengan jujur apa benar Indraprasta memutuskan hubungan dengan matura?" Tanya citravika sekali lagi.

Selir nandini hanya diam.

"Apa mungkin ini semua karena citravika yang hamil tanpa suami, benar itu bu?" Tanya citrvika lagi, kali ini dengan tegas.

Selir nandini hanya diam lalu kemudian air mata mengalir dari pelupuk mata dan membasahi pipi selir nandini.

Disisi lain raja candra,laksmana dan juga pendeta ugrapat mendengar ucapan citrvika mereka memutuskan untuk menyusul ke kamar citravika.

"Ada apa ini?" Tanya raja candra.

"Iya ada apa ini citravika, ibu nandini"tanya laksmana.

Citravika melihat kearah kakak dan ayahnya saat ini ia harus tegas untuk menanyakan apakah benar kerajaan indraprasta memutuskan hubungan dengan matura karena dirinya yang hamil diluar nikah.

"Ayah, kakak apakah benar Indraprasta memutuskan hubungan dengan matura karena aku hamil diluar nikah? Jawab ayah, kakak aku mohon" tanya citravika.

Raja candra dan juga pangeran laksmana hanya diam.

"Kenapa kalian semua diam, jika kalian diam itu berarti benar. Kenapa kalian tidak pernah cerita sama aku kenapa? Hiks.." ucap citravika kini ia mulai menangis dan meluapkan emosinya yang tak tertahankan.

"Maafkan kami nak, kami tidak tega untuk memberi taumu secara langsung lagi pula keadaan kamu waktu itu baru saja berpisah dari anak kamu, kami semua tidak ingin menambah beban kesedihan lagi" ucap selir nandini sambil memegang lengan citravika dan mengusap nya dengan lembut.

"Tapi sebaiknya kalian yang memberi tau citravika lebih dulu, sebelum citravika tau dari orang lain"

"Memangnya siapa yang memberi taumu citravika dan apa yang orang itu katakan padamu" ucap pangeran laksmana.

"Orang itu adalah pangeran kanha sendiri tadi ketika aku pulang dari danau, di tengah perjalanan aku bertemu dengan pangeran kanha dan ia mengatakan semuanya pada citravika"

my true love is different from the othersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang