Hearbreak 5

1 0 0
                                    

Ify POV

Wajah nya tenang, sangat tenan......... tampan, tegas dan berwibawa

siapapun, yah siapapun ify bakal tebak, ga bakal ada yang mencela ciptaan tuhan yang sempurna ini, tubuh tinggi dan otot yang terpampang itu sangat indah hanya untuk berada di hadapan ify saat ini.

" g yakin nih ify kalo model beginian jadi supir pribadi, malah jam nya mahal lagi " otak pintar ify tak berhenti walau hanya sebentar untuk tak memuji ando.

" ayok fy, berangkat, ando dah datang, nanti keburu macet, telat lagi "

" iya bun. ify berangkat dulu ya, pah dadaah "

tapi entah kpa perassan ify mengatakan bahwa dia sangat cuek, entahlah benar benar g ada percakapan antara dia dan ando sedari tadi, tapi ssat ify masuk mobil ando, dan mobil itu berjalan melewati gerbang rumah megah itu, barulah ando membuka suara.

" apapun kata orang tua kamu ikuti saja, saya tidak mau sepatah katapun kamu ucapkan untuk penolakan, kalaupun nyawa kamu berada dalam bahata ikuti saja. "

suara itu dingin sekali, takut...? yah takut, bahkan sangat merasa terancam

" kenapa kamu tidak jawab saya ? perlu saya pertegas ? "

lirikan matanya, sangat megintimidasi

" iya "

tapi dalam perjalanan ify mendengr ponsel ando berdering, disana... saat itu, raut wajah nya hangat, seperti di depan orang tua nya, tapi ify tak tau, masalah apa yang melibatkan dirinya dengan lelaki itu, mengapa haru setidak ramah itu.

" iya sayang,... nanti kemana...sama teman kamu yang kemaren?........ya g masalah sih, tapi hati hati... ngapain ke kantor aku jam segitu?.... aku?....ada sih, tapi kayanya aku ada keperluan nanti mungkin agak kemalaman jemput kamu....... ya mau gimana, masalah perjodohan itu loh....."

 " yaudah nanti kita bicarain ya  sayang "

" bye"

" nanti malam, bakal ada acara keluarga antara keluarga kamu dan keluarga saya, saya tdak ingin kamu mengecewakan saya sedikitpun "

" kenapa ify harus ngikutin kata bapak? "

seketika dia langsung menghentikan laju mobilnya,

cekraman tangannya sangat erat, tentu saja ify meringis dengan cengkraman itu.

" apa perlu saya katakan sekali lagi bahwa tidak ada yang perlu dibantah? "

" ikuti saja apa kata orang tua kamu, dan yang paling penting ikuti kata saya! "

" disini saya punyakendali penuh atas semua yang direncana kan keluarga kamu dan keluarga saya, jika sekali saja saya dengar kamu mengatakan tidak, saya akan bersumpah! tak akan ada lagi 1% pun kekayaan keluarga kamu yang tersisa. "


HearbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang