✨1

3 2 0
                                    

***

"Maaf, tapi saya tidak terima akan perjodohan ini" ucap Al emosi dengan berdiri.

"Alfarez apa yang telah kamu katakan?" Ucap Bimo emosi selaku papah Al.

"Pah, papah gak bisa ngatur-ngatur hidup Al, apalagi tentang pasangan hidup. Al bisa cari pasangan hidup Al sendiri" ucapnya seraya memandang papahnya dengan emosi  "Dan untuk Pak Raka maaf saya tidak bisa menerima perjodohan ini, saya rasa putri bapak bisa menemukan orang yang pantas selain saya, yang mungkin lebih baik dan pastinya mencintai putri bapak" ucap Al kepada Pak Raka Damara.

Lalu setelah itu Al langsung pergi meninggalkan tempat pertemuan tersebut.

Ya pertemuan itu bermaksud untuk menjodohkan Al kepada Laura Aklera Damara, yakni anak dari sahabat papah Al yaitu Pak Raka Damara. Papah Al yaitu Bimo Austin sudah merencanakan perjodohan ini sejak anak-anak mereka masih kecil, maka dari itu mereka mengatur pertemuan ini untuk membahas tentang perjodohan anak mereka.

Tetapi Al yang tidak terima langsung menolak perjodohan itu mentah-mentah, sedangkan Laura sangat menginginkan perjodohan itu karena ia sudah menyimpan perasaan kepada Al sejak mereka masih kecil.

Tetapi Al hanya menganggap Laura tidak lebih sebagai adik, adik yang sebaya dengan adik kandung perempuan nya yaitu Anindia Austin.

"Pah gimana ini? Al nolak perjodohan ini pah?" Ucap Laura sembari menangis mengadu kepada sang ayah.

"Kamu tenang ya sayang, papah akan berusaha yang terbaik untuk kamu" ucap Raka pada sang anak sembari mengusap kepala nya sayang. Lalu ia beralih menatap sahabatnya yaitu Bimo dengan sangat kecewa "Bimo bagaimana ini? Kenapa Al malah menolak perjodohan ini?"

"Maafkan saya Raka, saya salah. Saya tidak tahu Al akan menolak perjodohan ini, karena perbuatan Al saya minta maaf Raka" ucap Bimo memohon.

"Ya sudah, pokoknya saya tidak mau tahu, Bagaimana pun caranya perjodohan ini harus tetap berlanjut. Karena Laura anakku sudah terlanjur mencintai anakmu itu, kalau tidak! saya pastikan persahabatan kita cukup sampai disini" ucap Raka tegas "Ayo mah, ayo Laura kita pergi dari sini" ajak Raka pada istri dan anaknya yang masih menangis.

Lalu merekapun meninggalkan tempat itu, sekarang di tempat itu tinggal hanya Bimo beserta istri dan anak perempuannya.

"Sialan si Al! , berani-berani nya dia mempermalukan aku di hadapan Raka" ucap Bimo emosi.

"Pah, mamah kan udah bilang sama papah kalo Al itu pasti akan menolak perjodohan ini pah, mamah tahu sifat Al" ucap wanita itu selaku mamah Al yang sudah menangis tersedu sedari tadi

"Udah mah, mamah jangan nangis terus" ucap Anindia sembari memeluk sang mamah, seraya menenangkan.

***

Al yang merasa kecewa langsung pulang ke kediamannya dengan perasaan yang penuh emosi, sesampainya di rumah ia mengemasi pakaian nya ke dalam koper. Setelah selesai lalu ia berangkat dengan menggunakan taksi menuju Bandara.

Ia dia akan menenangkan pikirannya sekalian kabur ke suatu tempat yang menurutnya pas untuk keadaannya saat ini, tempat tersebut Yaitu Pulau Dewata Bali.

Lalu ia pun menelpon seseorang untuk menjemputnya besok di Bandara.

Sesampainya ia di bandara Ngurah Rai Bali, ia sudah di jemput oleh seseorang yaitu Daniel. ya Daniel adalah sahabatnya sekaligus orang kepercayaannya yang ia tugaskan untuk mengurus caffe nya di Bali.

Daniel menunjukan posisi mobil nya yang terparkir, dan segera menyeret koper milik Al masuk ke dalam bagasi mobil nya.

Di Dalam Mobil
"Oh iya Al, tumben Lo ke Bali ngdadak?" Tanya Daniel sembari mengemudikan mobilnya

"Biasalah, bokap mau jodohin gue. Terus gue gak terima makanya gue kabur kesini"

"Lagian bokap Lo ada-ada aja, kayak yang gak tau sifat anak nya aja" ucap Daniel karena ia tahu sifat Al yang tidak bisa di kekang.

"Lagi pula yah Nil, emang zaman sekarang masih zaman apa perjodohan gitu? Emangnya gue gak bisa gitu cari calon istri sendiri? Lagian gue itu belum tua-tua amat kan. Kita itu seumuran baru umur 28 tahun, Yakan? Seumuran kita itu masih banyak waktu buat menjelajah, buat hangout bareng temen, buat asik-asikan ngabisin waktu muda. Bukannya malah di suruh kawin, apalagi sama orang yang gak gue cinta sama sekali" Al nyerocos tanpa henti.

"Tapi Al, Lo kan bisa ngejalanin dulu kan. Siapa tau kan emang cocok sama tuh cewek" Goda Daniel kepada sahabatnya itu.

"nggak mau, gue gak tertarik. Lo tau gak siapa cewek yang mau di jodohin sama gue?" ucap al menatap sahabatnya itu.

"Emang siapa sih ceweknya?" Ucap Daniel penasaran

"Si Laura"

"Laura, Laura anaknya om Raka yang dulu pas masih kecil suka ngikut-ngikutin Lo kemana-mana? Yang suka berantem sama Anin adik Lo itu?" Ucap Daniel seakan tak percaya.

"Iya itu"

"Tapi setahu gue dia cantik ko, gue pernah liat dia pas gue balik ke Jakarta beberapa bulan lalu"

"Mau secantik apapun kalo gue gak srek ya gimana?"

"Hahaha, iya sih"

Daniel mengantarkan Al ke salah satu Apartemen Al yang berada di Bali,
Setelah itu ia langsung melajukan mobil nya menuju caffe.

***

Di tempat lain ada seorang wanita dengan kedua tangannya sedang mengemudikan sepeda menuju rumahnya, ya dia Adalah Arumi Aneska wanita cantik, ceria, pekerja keras dan pastinya baik.

Kenapa pekerja keras, karena dia hidup di Bali hanya berdua bersama ibunya. Ibunya yang sudah sering sakit-sakitan mengharuskan ia harus bekerja keras. Menurut ibunya dia itu Yatim alias ayah nya sudah meninggal. Maka dari itu, dia hanya hidup berdua dengan ibunya dan bekerja untuk mencukupi semua kebutuhannya.

Dia melihat jam yang ada di tangan nya

"Aduh gue harus cepet nih kalo gak, nanti gue telat ngasih ibu obatnya" Arumi bergegas mengemudikan sepedanya, dia pulang dari apotek karena membeli obat untuk ibunya yang sudah habis

Sesampainya di rumah

"Ibu aku pulang" Tidak ada sahutan dari ibunya "Bu? Ibu dimana? Ini aku pulang bawain obat buat ibu" ia terus mencari keberadaan ibunya, tak lama kemudian ia menemukan ibunya sedang terduduk lemas di dapur

"Ibu... Ibu lagi ngapain disini, ibu mau apa?"

"Arumi kamu udah pulang? Ibu cuman mau ambil minum, ibu haus"

"yaampun ibu, kirain aku ibu kemana. Yaudah yuk ke kamar lagi, ini aku udah beli obatnya buat ibu"

Arumi pun memopong ibunya masuk ke dalam kamarnya, dan ibunya pun meminum obat yang Arumi berikan.

"Yaudah Bu, kalo gitu ibu istirahat ya. Aku mau berangkat kerja ke caffe, takut nya telat"

"Makasih ya sayang, maafin ibu karena ibu udah ngerepotin kamu"

"Ibu, kenapa ibu ngomongnya kayak gitu terus sih. Aku kan udah bilang beberapa kali ke ibu kalo aku itu sama sekali gak ngerasa di repotin sama ibu, ibu kan ibu aku. Udah seharusnya aku ngerawat ibu, menjaga ibu sama hal nya seperti yang udah ibu lakuin selama ini sama aku, Ini gak seberapa sama apa yang udah ibu korbankan sama aku. Pokoknya ibu harus janji sama aku, ibu gak boleh ngomong kayak gitu lagi ya" Arumi memeluk ibunya sembari menahan air mata di pelupuk matanya, ya karena ia tidak boleh terlihat menangis di hadapan ibu tercintanya itu, ia harus selalu terlihat tegar dan ceria.

"Iya sayang"

"Kalo gitu aku berangkat kerja dulu ya Bu?" Sembari melepaskan pelukannya dari sang ibu lalu berpamitan mencium tangan ibunya

"Iya sayang, hati-hati di jalan ya"

"Iya Bu pasti, daaah"

Arumi pun bersiap dan keluar dari dalam rumah menuju tempat kerja memakai sepeda motor matic kesayangannya itu, ia anak yang ramah. Tetangga nya selalu ia sapa dan tersenyum kepada semua orang.

****

Mohon di maklum ya guys ini cerita pertamaku, maaf juga kalo ada typo hehe.
Kalo misalkan ada kritik dan saran silahkan penuhi kolom komentar nya ya guys...

Love❤️

Remember or Forget?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang