🦋03

14 17 33
                                    

SELAMAT MEMBACA YAROBUN.

*maaf kalau ada typo

"Gimana sandalnya udah ketemu?," Suara itu? Gadis berbalik badan. Pemandangan pertama yaitu wajah menyebalkan cowo ini.

"Bukan urusan Lo!" Raja kembali tertawa "Sans dong gitu aja marah,"

Gadis tidak membalasnya, ia rasa akan turun drastis moodnya jika menghadapi cowo aneh ini.

"Dih udah ngutang main ngambek segala," Pancingnya.

"Lo emang plin plan. Kemarin gue mau ngembaliin Lo nya gamau," Ucapnya sedikit keras. Membuat sebagian siswa menatap ke arahnya. Bodoamat ia tidak peduli.

"Gue jawab gausah bukan gamau," Dia merogoh sakunya mengambil uang 55 ribu sesuai dengan hutangnya. Lalu menyerahkan kepada Raja.

"Gue ga minta pengembalian dalam bentuk uang," Membuat Gadis geram.

"Lo mau apa? Dalam bentuk tinja?," Raja terkekeh "Gue mau nanti setelah selesai MOS beliin gue soto anterin ke Ruang pojok sana," Tunjuknya ke arah ruangan itu.

"Kalau gue gamau?,"

"Hutang harus di bayar kalau ngga-.." Gadis menghela nafas pasrah "Oke. Lo boleh pergi,"

Raja hanya terkekeh geli menjaili orang memang asik. Namun dengan cewe itu kenapa lebih asik?

Sehan yg melihat interaksi keduanya dari ruang Osis langsung menghampiri Raja.

"Ja," Panggilanya. Raja membalas dengan menaikkan telapak tangannya "Lo nggak bunuh adek gue kan?,"

"Dia adek Lo?," Sambil menunjuk kearah cewe yg tadi ia temui. Sehan mengangguk panik.

"Sumpah Han muka Lo kek babi mau di panggang," Sehan mendengus kesal "Gue beneran su!"

"Wah ada apa ni kawand mencium bau bau perkelahian," Timpal Edgar yg datang tiba tiba. Emang vibesnya memperkeruh keadaan.

Namun ucapannya tidak di dihiraukan membuat sebel. Alhasil ia hanya menyimak sambil menunggu Arjun datang.

"Gue bunuh orang cuma kemarin doang, bukannya gue udah send ke Lo?," Sehan memang kemarin tidak ikut, dirinya masih sedikit alim dan ingat dosa. Mana mau ia membunuh. Raja mengirim foto hasil lukisan ketiga sahabatnya itu. Dia meringis melihatnya.

Sehan menyengir kuda. "Sorry bro gue kira lo emang minat jadi pshyco,"

"Kemaren sendalnya kecemplung got di Indomaret,"

"Sialan Lo! Kemarin gue yg di marahin," Raja kembali tertawa. "The real lelaki selalu salah,"

"Ngomongin apa sih anjir,"

"Mau tau atau mau tau banget?," Ucap Sehan menggoda.

"Gausah bacot kalau ujung ujungnya kagak ngasih inpo," Sehan terkekeh.

"Daripada Lo ngga berguna di sini mendingan bantuin gue nyatet daftar siswa," Membuat Edgar panik. Ia berdiri dan tersenyum manis ke arah Sehan.

"Laporan tidak di terima. Enakan nyebat Terimakasih,"

"Osis ngga guna Lo!," Teriaknya pada Edgar.

Mereka dipilih menjadi Osis adalah kemauan Papahnya Raja dengan tujuan untuk memperbaiki akhlak. Awalnya menolak tapi ancamannya tidak naik kelas alhasil semua pasrah. Untuk urusan akhlak tidak ada perubahan sama sekali yg ada justru malah semakin bertambah, iya bertambah burik.

Sialnya kedua orang tuanya mendukung dirinya menjadi pengurus osis. Dahlah kasian mana masih muda.

Gadis kini sedang berceloteh dengan kedua sahabatnya sambil menanti acara dimulai. Kemungkinan mundur lihat saja sekarang sudah jam 7 tapi acara belum dimulai.

RAJA : i love you!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang