🦋04

12 13 8
                                    

SELAMAT MEMBACA

*maaf kalau ada typo

"Bang, jangan ngambek ih!" Gadis menggoyangkan lengan Sehan berharap kakaknya memaafkan dirinya. Ya setelah dirinya tidak mengakui Sehan sebagai kakaknya alhasil dia marah.

Di sepanjang perjalanan pulang pun hanya diam. Sungguh Gadis bingung, ia harus melakukan apa?

"Gadis beliin cemilan deh, gimana?" Sehan hanya melirik saja tanpa berniat membalasnya. Lalu kembali fokus kepada game nya.

"Gadis minta maaf. Tadi Gadis malu bang, mana di liatin seluruh siswa. Gadis spontan bilang kek gitu tapi ga bermaksud seperti yg abang fikir," Ucapnya sambil menunduk lesu. Rasanya mau menangis saja. Mereka memang sering bertengkar tapi Gadis sangat menyayangi Sehan.

Dia yg selalu mengajaknya bertengkar, tertawa dan menggila.

"Yaudah deh kalau ga di maafin. Gadis ke kemar dulu," Air di pelupuk matanya siap jatuh saat memegang knop pintu. Ia fikir Sehan akan menghentikannya, nyatanya tidak.

Suara isakan membuat Sehan langsung menatap Gadis. Ia menghampiri adiknya lalu memeluknya.

"Hey yaampun kenapa nangis," Bukannya berhenti, tangis Gadis semakin terdengar.

"Abang ja-jahat!" Sambil memukul dada Sehan. "Abang ga jahat hanya dalam mode hening aja,"

"Cup cup udah gede kok nangis. Malu sama ipin,"

"Bodoamat!" Sehan terkekeh.

"Abang maafin Gadis kan?," sambil menyeka air matanya. Sehan menggeleng. Gadis ingin menangis kembali membuat Sehan panik.

"Yaaloh epribadeh. Iya iya oppa Sehun memaafkan anda," Gadis menendang pantat Sehan.

"Gadis beneran ih!,"

"Gue juga bener! Ngapain bohong? Nabung dosa aja," Gadis sumringah.

"Sini sini peyukk," Sehan melemparkan guling ke arah adiknya. "Anak ngen,"

Gadis menghampiri kakaknya.

"Abang beneran kan maafin Gadis?," Sehan mengangguk malas. "Tuhkan kayak ga iklas,"

Sehan menatap adiknya dengan tersenyum manis "begitu salah begini salah maunya gimana sih betina?," Gadis menatap malas.

"Kalau abang masih ngambek. Apa perlu gadis tempel di mading kalau Abang kakaknya Gadis?," Sehan tersenyum menggoda.

"Uluh uluh segitu sayangnya adik hamba kepadaku,"

"Jijik gubluk!,"

Tadi di acara pertama MOS semua siswa di latih Kepemimpinan seperti bagaimana sifat hormat dan baris berbaris dengan benar.

Acara selesai pada pukul 11 siang. MOS tahun ini katanya dilarang menyiksa siswa, seperti menyuruh mandi di lumpur, minum dengan satu sedotan dan masih banyak lagi.

Memang Gadis akui kegiatan MOS yg seperti itu menyiksa. Gila saja disuruh mandi lumpur yg ada dampaknya bisa terkena penyakit kulit. Tapi tidak dipungkiri seru juga, katanya.

Oh ya. Gadis tadi lupa membawakan sang Ketos soto, selain lupa dari lubuk hati yg paling dalam ia tidak mau karena belum tau seluk beluknya sekolah itu. Kalau nyasar di bawa genderuo gimana?

"Bang,"

"Hm?,"

"Abang kenal sama Ketos tadi?," Sehan mengangguk. "Kenapa?,"

"Emang gaada pilihan ketos lain apa? Masa iya penampilan kek gitu kepilih jadi osis? Fiks nyogok," Sehan tertawa.

"Aslinya dia mah ogah kali Dis. Tapi di paksa papahnya, mana ngajak ngajak abang sama temen temen abang," Gadis menyerngit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAJA : i love you!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang