Prolog

11 0 0
                                    

"Selamat datang untuk adik-adik calon paskib SMA ALASKA"

Semua bersorak gembira. Banyak hal yang ingin masuk di organisasi paskibra. Entah itu sekedar numpang nama, ingin di sebut keren saja, asal masuk, ataupun ada yang benar-benar ingin menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang sebenarnya.

"Kenapa saya masih mengatakan kepada kalian semua sebagai calon, karna kalian belum sama sekali di lantik secara resmi,"
"Saya harap untuk beberapa hari ini kalian melakukan latihan enjoy-enjoy saja untuk bekal agar di saat kalian telah resmi menjadi anak paskib tak ada lagi yang kaku" ucap seorang ketua paskibra di hadapan beberapa siswa-siswi yang duduk di atas tanah.

Dengan begitu semuapun sibuk dengan pembahasan masing-masing hingga pertanyaan dari sang ketua paskibra pun mengheningkan suasana.

"Saya ingin bertanya!"
"Alasan kalian masuk organisasi ini untuk apa?"

Hening

Tak ada satupun yang mampu menjawab pertanyaan itu. Bukan tidak mampu lebih tepatnya mereka semua gugup ingin menjawab di hadapan banyaknya senior-senior yang belum mereka kenal sama sekali.

"Kalian kenapa diam semua, jawab!!!" bentak salah satu senior perempuan.

Semua menunduk di pastikan tak ada yang akan berani menjawab kalau sudah ada yang membentak.

"Karna tidak ada yang berani menjawab saya akan melakukan sistem tunjuk-menunjuk" ucapa tegas dari ketua paskibra membuat semua calon uring-uringan, berharap bukan dia yang di tunjuk.

"Kamu yang di ujung sebelah kiri paling depan, naik!" semuanya bernapas lega karna bukan mereka yang di tunjuk, sementara yang di tunjuk mulai keringat dingin. Seperti ingin pipis saja.

"Kasih tau saya alasan kamu masuk di organisasi ini?" tanya ulang ketua paskibra. Yang ditanya menunduk gugup di hadapan semua orang, tak tahu harus menjawab apa untuk pertanyaan dari ketuanya.

Brak

"KAMU INI TULI ATAU BISU, HAH?!" teriak ketuanya membuat semua diam membisu.

"Turun!" suruhnya, membuat orang yang tadi ia tunjuk segera bernapas lega dan kembali ke tempat semula.

"Kalian semua ini adalah cika bakal penerus bangsa. Ketika kalian masuk di dunia paskibra tidak hanya sekedar berpatokan fisik kuat ataupun sehat jasmani akan tetapi, memiliki mental tangguh dan jiwa disiplin bukan jiwa kerupuk seperti tadi. Ngerti nggak?!" jelas dari ketua.

"Ngerti, kak!!!" ucap serentak seluruh calon paskibra SMA ALASKA.

"Mungkin hari ini sampai disini pertemuaan kita. Saya harap kalian tetap mempertahankan kedisplinan di manapun itu, di dalam paskib itu terlambat adalah hal yang sangat buruk jad-"

"Permisi"

Seseorang yang datang tanpa dosa duduk dengan enteng di dekat temannya yang mulai menundukan diri karna menjadi pusat perhatiaan.

"Kamu yang terlambat, apakah kamu merasa membuat kesalahan?" tanya ketua paskibra.

"Saya?"

"Iya!"

Nampaknya seseorang itu memikirkan apa kesalahannya sehingga membuat ketua itu bertanya.

"Ahh saya ingat, kak" ucapnya dengan girang membuat ketua paskibra merasa tak perlu lagi emosi menahan gejolak ingin menyemprot seluruh calon paskibra.

"Apa kesalahan kamu?"

"Tadi aku gak sengaja ngelepasin kambing dekat rumah aku. Aku kiraiin lagi kecekek ternyata emang kambing kalau diikat di bagiaan lehernya, jadinya yang punya kambing minta ganti rugi hehehe" jelas seseorang yang membuat calon-calon yang lain merasa antara takut dan ingin tertawa.

"Kamu pikir masuk paskib adalah ajan lelucoan, iya?!" bentak ketuanya.

"Ohh nggak kak. Aku masuk organisasi ini karna Salsa, yakan Sal?" ucapanya tanpa dosa. Salsa yang melihat tingkah sahabatnya yang kelewat jujur ingin sekali membunuh dirinya dan menghilang saja.

Para senior dan junior merasa gemes adapun juga yang menatap sinis kearah perempuan yang nampak sangat polos.

"Kamu naik sini!!!" perintah sang ketua.

Tanpa banyak tanya orang yang di perintah naik kedepan menatap seluruh calon-calon yang lain. Tak ada rasa gugup, namun yang ada rasa antusias yang luar biasa.

"Perkenalkan diri kamu"

"Nama aku Gentari Macika, biasa di panggil Cika. Aku dari kelas X Ipa 2 umur aku sekarang 16 tahun, aku anak ke 2 dari 2 bersaudara. Nama bunda aku Zahrah dan nama Ayah aku Anendra. Aku punya kucing 5 suka di perkosa sama preman di gang, nama induknya Monica biasa di panggil Nica mirip nama aku yang imut______"

Mendegar seseorang perempuan sebut saja Cika yang makin ngawur dalam berkata membuat ketua paskibra menyeduhai omong kosong dari Cika,
"Udah!"
"Sayakan cuma minta perkenalkan diri kamu gak usah sampai ke peliharaan segala"

"Ehh iya, Cika lupa kak hehe" Cika menepuk kepalanya seraya cengengesan melihat tingkahnya sendiri.

"Sekarang kamu lari 10 putaran!" perintah sang ketua membuat para junior membulatkan mata begitupun dengan senior yang lain.

"Intruksi dulu ketua,"
"Bukannya dia masih calon yah? Hukuman masih belum berlaku kalau belum ada tanda kalau dia udah resmi jadi anak paskib" sanggah senior lain saat mendengar hukuman yang di beri untuk calon paskibra.

"Yang jadi ketua disini siapa, hah?"

"Gue tau lo disini sebagai ketua tapi gue juga punya hak untuk menyuarakan hal-hal yang gak masuk akal" balasnya.

Dengan maju selangkah sang ketua menatap tajam kearah senior yang membantah perintahnya, "Lo tau sifat gue kayak gimana dan setiap hukuman yang gue lontarin harus di laksanakan tanpa banyak bacot"

Suasana yang tadi sempat mencair akibat tingkah konyol dari Cika tiba-tiba berubah menjadi tegang. Tak ada yang bisa menyudahi perdebatan tersebut.

"Tapi dia junior lo gak boleh asal ngeluarin sifat lo secara tiba-tiba ke mereka" ucapnya merasa tak terima.

"Ohh, jadi lo mau nan-"

"Aduh, kok kalian berdua malah debat sih kan Cika capek berdiri terus disini" keluh Cika, sedari tadi ia menatap malas kedua seniornya yang tak berhenti menukar tatapan tajam dan argumen yang tak pernah berujung.

Ketua menoleh kebelakang, "Kamu boleh turun kalau ngelaksanaiin hukumam yang saya berikan untuk kamu"

"Gak, Cika. Lo turun aja sekarang" ucap senior yang ikutan beradu argumen.

"Saya ketua kamu!!"

Cika jadi bingung kalau begini. Dia seperti di perebutkan oleh dua cowok saja.

"Cika kamu har-"

"Oke-oke. Cika bakalan lari 10 putaran" finish Cika membuat yang lain kaget. Lari 10 putaran di lapangan yang sangat luas ini bukan hal yang baik, sang ketua hanya tersenyum kemenangan.

Cika memulai melaksanakan hukumannya, baru 2 kali putaran ia sudah mulai kelelahan. Jantung seperti terpompa sangat kuat membuat dirinya ingin mual.

"Look!!! Kalau sampai anak orang kenapa-kenapa ini semua karna ulah lo yang egois" ucapnya sangat lantang sembari menunjuk Cika yang seperti terengah-engah di pinggiran lapangan.

Sementara di posisi Cika, matanya sangat buram. Sulit sekali untuk menetralkan napasnya untuk kembali normal, seolah-olah oksigen sangat sedikit.

Dan alhasil ia tak bisa menahan boboknya lagi dan terjatuh.

Cika hanya bisa melihat kegelapan saja.

"CIKA!!!" teriak Salsa sangat panik begitupun dengan semua orang yang melihat Cika terjatuh pingsan.

"Lo lagi-lagi gagal jadi ketua yang punya prinsip tanggung jawab, Samara" bisik seseorang lantas pergi meninggalkan sang ketua yang beratas nama Samara dengan segala pikirannya yang singgah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dunia Anak PaskibraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang