3. Bola Kaki Terbang

2 2 0
                                    

Hello!

~o0o~

Athifa segera memasukkan buku-buku yang ada dimejanya kedalam tas. Bel istirahat sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Sedangkan kelasnya baru dibubarkan oleh guru kesayangan penghuni IPA-6, siapa lagi kalau bukan Gubid Fisika, yang selalu memberi wejangan agar anak IPA-6 menuntaskan nilai Fisikanya.

"Fa, lo duluan kekantin ya. Gue mau ketoilet dulu. Jan lupa pesanin bebs." setelah mengatakan hal tersebut Zephyra langsung melenggang pergi.

Athifa hanya mengiyakan permintaan  Zephyra, toh Athifa juga sudah sangat lapar karna tadi pagi belum sarapan, ingin sarapan tapi tidak ada roti karna Alam tidak biasa sarapan pagi. Ingin membuat nasi goreng, gadis itu tidak pandai dengan urusan dapur.

Gadis itu berjalan menuju kantin. Suasana koridor sekarang ini sangat ramai membuat Athifa ingin segera sampai kekantin. Tinggal 20 menit lagi sebelum bel pelajaran selanjutnya dimulai, jangan sampai Athifa tidak jadi makan karna mengantri.

Bugh

Sebuah bola kaki tiba-tiba melayang dengan kencang dan menghantam tepat di wajah Athifa membuat sang gadis pingsan ditempat.

Para siswa yang melihat kejadian tersebut heboh karna Athifa tidak sadarkan diri dengan darah mengucur dihidungnya.

Para lelaki yang sedang bermain futsal langsung berlari kekerumunan saat sadar bahwa salah satu teman mereka menendang bola keluar area lapangan dan mengenai seorang siswi.

"Astaga, adeknya bang Alam ini teh kalo ga salah. Kumaha iyeuweh," celetuk Bastian khawatir.

"Adeknya Bang Alam?" tanya Danendra terkejut pasalnya dia tidak tahu bahwa adik dari Alam juga sekolah disini.

"Iya, dia keliatan dekat sama Bryan, suruh geh si Bryan kabarin Bang Alam. Kamu tanggung jawab, Sam. Dari pada kena Amuk Bang Alam. Ngeri euy," kata Bastian lagi melihat Samudra diam mematung. 

Samudra masih diam tak bergeming di tempat melihat siapa yang baru saja kena sasaran bolanya barusan.

"INI KENAPA RAME-RAME!" teriak Bryan melihat koridor ramai bergerumun.

"Bry, cepetan jalannya!" heboh Bastian. Tak ada cara lain selain meminta bantuan Bryan karna Samudra ini tipe cowok yang tidak peduli dengan perempuan, lihat saja jelas-jelas Athifa jadi korban dia tak ada niat untuk membawa gadis itu ke UKS.

Bryan dan Dariel berlari menuju mereka, pasti ada yang tidak beres. "Loh Athifa! Biar gue bawa ke UKS," sautnya cepat.

Saat Bryan ingin mengangkat Athifa, Samudra dengan cekatan langsung menggendong gadis itu ala Bridal Style menuju UKS membuat empat orang sekawanan mereka terheran melihat Samudra. Sedangkan para Siswapun tak percaya melihat aksi Samudra, biasanya dia tidak akan peduli dan menyuruh orang lain untuk mengurus hal tersebut.

"Gue telfon Bang Alam sekarang," ucap Bryan yang baru sadar dari keheranannya.

♡♡♡

"Dia kekurangan darah, karna banyak mengeluarkan dari hidung ditambah lagi asam lambungnya naik karna perutnya belum diisi. Nanti kalau sudah sadar panggil saya biar Thifa minum tablet tambah darah," jelas dokter yang sedang tugas di UKS.

Samudra mengangguk tanda setuju. Pria itu menelisik setiap inci tubuh gadis yang ada dihadapannya sekarang. Tak menyangka jika gadis yang beberapa hari lalu bertemu dengannya, sekarang bersekolah di SMA Erlangga juga.
Entah apa yang terjadi dengan gadis itu sehingga pindah kesini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALAUNA Series {On Hold}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang