Prolog

28 0 0
                                    

Seorang laki-laki dengan perawakan tinggi, berkulit putih, bermata hazel, berhidung mancung dengan berwajah asia berlari dengan terburu-buru setelah mendapatkan panggilan telpon, ia tak memperdulikan orang sekitar yang telah memperhatikannya dengan tatapan aneh, yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya ia bisa sampai ke rumah sakit dengan cepat.

Tak perlu menunggu lama setelah 15 menit perjalanan akhirnya ia sampai di rumah sakit ia buru-buru menuju meja resepsionis untuk menanyakan seseorang dan akhirnya resepsionis memberitahu bahwa seorang yang ia maksud berada di IGD sedang mendapatkan penanganan medis dari dokter.

Dokter pun keluar dari IGD, melihat dokter itu keluar ia langsung bertanya.

"Dok, apakah itu pasien kecelakaan atas nama Rahayu? Bagaimana kondisinya dok? Dia baik-baik saja kan dok?" Ia memberikan pertanyaan bertubi-tubi kepada dokter berharap mendapatkan jawaban yang ia harapkan.

"Tenang mas, iya memang benar pasien kecelakaan itu bernama Rahayu, sekitar 30 menit kami memberikan penanganan terbaik kepada pasien, tapi...." Jawab dokter menggantungkan ucapannya

"Tapi apa dok?" Tanya nya dengan derai air mata yang sudah membasahi pipinya ia tak kuasa menahan tangisnya lagi

"maaf mas kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nya tapi takdir berkata lain, ia telah tiada dia kehilangan banyak darah dan benturan dikepalanya sangat keras menyebabkan ia tak dapat tertolong"jawab dokter dengan memberikan pengertian kepadanya

"Nggak mungkin dok, dokter pasti salah nggak mungkin dia ninggalin saya dok, dia telah berjanji untuk menunggu saya pulang" ucapnya, dan sekarang yang terdengar hanya isakan tangisnya tak mengapa ia di anggap cengeng oleh orang lain, ia berharap ini hanyalah mimpi buruknya.

"Yang sabar ya mas, Allah tak mungkin memberikan cobaan diatas kemampuan hambanya" ucap dokter menguatkannya.

Tanpa menunggu lama lagi ia masuk ke ruang IGD, ia melihat ibunya terbaring kaku diatas brankar langsung saja ia berhambur memeluk ibunya dengan Isak tangis yang tak kuasa ia bendung lagi.

"Ibu..... Kenapa ibu pergi, aku cuma punya ibu tapi kenapa sekarang ibu tinggalin aku sendirian, hiks hiks. Ibu....." Ucapnya disela Isak tangisnya.

"Ibu janji mau nungguin aku pulang tapi kenapa malah begini, ibu....." Ucapnya lagi
Lalu ia membuka selimut yang menutupi tubuh ibunya ia tak kuasa melihatnya tangisnya pun semakin kuat setelah ia melihatnya.

"Aku harap ini hanya mimpi buruk Bu, tapi mengapa ini semua nyata, Tuhan gak adil Bu ia selalu saja merenggut kebahagiaan aku tak pantaskah aku bahagia Bu? Kenapa ibu ninggalin aku secepat ini Bu?" ucapnya lagi

"Aku gak punya siapa-siapa lagi Bu , ibu adalah alasan aku pulang dan sekarang aku tak punya alasan lagi untuk pulang Bu," tangisnya pun kembali pecah.

"Maafin aku Bu, aku gak bisa jaga ibu" ucapnya lagi.

"Dimana keadilan Mu Tuhan, bahkan kau tak pernah adil kepada ku, kau selalu saja merenggut kebahagiaan ku, arghhh" teriaknya, tak peduli dengan orang sekitar ia hanya ingin meluapkan emosinya saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrah Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang