Awalnya kalo ketemu dia bawaannya ada bunga bunga berguguran terus soundtrack lagu korea tiba-tiba terputar tapi sekarang rasanya sangat malu bertemu dengan dia.
-Lovesick boys-
Gara-gara Haikal, Naren jadi malu buat berangkat ngampus meskipun kemungkinan ketemu tuh 0,0000001%. Tapi katanya kalau orang yang gak di inginin buat ketemu kemungkinannya malah semakin sering banget ketemu. Intinya gitu lah kaya Naren yang gak pengin ketemu Haikal tapi tiap detik rasanya gumoh liat Haikal. Mana jadwalnya hampir samaan satu semester kaya jadwal punya Haikal.
Naren ini butuh orang kaya Renal buat penetral rasa stress nya dari Haikal dan Seno. Seperti saat ini, kelas sudah berakhir setengah jam yang lalu. Karena kelasnya sangat pagi yaitu pukul delapan dan mereka belum sempat sarapan makanya ketiganya-Haikal, Seno, dan Naren pergi ke kantin.
Sementara Renal sedang ada urusan, dia mau mendaftar klub debat inggris di tingkat universitas, jadi dia sibuk buat daftarnya. Naren ya masih sama, tidak ingin melakukan apa-apa kecuali jadi penyiar radio sama seperti Daren. Renal itu ambis tapi keambisannya tidak bisa menular kepada ketiganya. Malah justru ketiganya sering melihat jawaban tugas Renal. Iya gak cuma liat doang tapi juga di salin di buku tugas.
Ketiganya memesan bubur ayam dengan taburan kacang. Selera mereka bertiga sama tapi kalau Renal lebih suka pake serundeng. Ketika ketiganya sedang lahap makan, seseorang duduk di salah satu kursi yang kosong di samping Naren yang membuat Haikal dan Naren langsung tersedak.
Naren segera mengambil teh botol nya kemudian meneguknya di ikuti dengan Haikal. Sementara Seno memandang Naren dan Haikal dengan bingung. Kok bisa ada orang makan bubur keselek, barengan lagi.
"Haii"
"Ehm siapa ya?" tanya Seno mewakili kedua temannya yang sedang mengurus dirinya sendiri karena tersedak.
"Eh Naren sama Haikal belum cerita? Gue Senjani Edelwise panggil aja Enja, Jani juga boleh"
Seno melirik Haikal dan Naren untuk meminta penjelasan mengenai siapa wanita di depannya ini. Naren memalingkan wajahnya ke arah jendela dengan wajah memerahnya yang dia tutupi tudung jaket miliknya dan Haikal yang berdehem.
"Jadi Sen, gue sama Naren ketemu Senja ini di kafe dua hari yang lalu, terus gak sengaja gue ngefoto Senja, ini disuruh Naren ya eh malah bunyinya kedengeran plus ada flash nya juga"
Naren menginjak kaki Haikal yang membuat lelaki itu mengumpat lirih, namun dirinya tetap tersenyum.
"Kalian berdua ini lucu, eh btw nama lo siapa kita belum kenalan" Senjani mengulurkan tangannya pada Seno, namun sebelum Seno mengulurkan balik tangannya, Naren terlebih dahulu menjawabnya, "Dia Seno"
"Cie cie posesip" Bisik Haikal yang membuat Naren mendelik dan semakin menginjak keras kaki Haikal.
Haikal mengaduh kesakitan, "Anjing disini emang rada rada ngeri ya"
"Lho perasaan dari tadi gue gak liat anjing" Senjani kebingungan dan melihat sekelilingnya siapa tau dia melihat seekor anjing seperti yang dikatakan Haikal. Senjani gemas dengan anjing.
"Ada Ja, lo harus liat pake mata batin"
Seno yang dari tadi diam berusaha mencerna situasi apa yang sedang terjadi saat ini akhirnya mengerti juga. Dia bersorak dengan heboh kemudian menutup mulutnya tak percaya. Senjani yang melihatnya terkejut dan mengusap dadanya.
"Jadi lo cru-"
"Sen kayanya mulut lo perlu gue laundry dulu deh biar bersih" sinis Naren dengan mata melotot ketika mengerti mulut Seno pasti akan mengatakan yang tidak-tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovesick Boys [Na Jaemin]
FanfictionKata orang hidup belum lengkap sebelum ngerasain yang namanya patah hati -Haikal Patah hati itu banyak versinya, patah hatinya gue itu cewek yang gue suka ternyata suka sama sahabat gue sendiri -Naren Lagi pada fase dimana mau putus tapi sayang ban...