#2 Can We Be Together?
Harry nampak berlari ditengah keramaian koridor gedung utama. Tak hanya satu, beberapa orang nampak tertabrak olehnya.
"Ma-" Harry berteriak nampak ingin memanggil seseorang yang tak jauh darinya namun, panggilannya terputus ketika orang itu menengok kearahnya dan memarahinya.
"Love, sudah beberapa kali kubilang.. Panggil aku dengan nama depanku." ucap Draco yang kini cemberut kearah Harry.
"Hahh.. Hahh.." Harry menjawab dengan nafasnya yang tersenggal senggal.
"Jadi?" tanya Draco.
"Hemm.. Bolehkah aku bicara denganmu?" tanya Harry, wajahnya nampak... Entahlah, ragu.. Mungkin?.
"Tentu." jawab Draco, ia nampak senang.
"Apa yang ingin kau bicarakan, Love?" tanya Draco."Sesuatu, ku rasa aku hanya perlu bicara empat mata denganmu." jawab Harry, ia melirik kearah tiga sahabat Draco yang menatapnya dengan bingung.
"Ohh, baiklah.. Ayo kita ke danau hitam." Draco menggandeng tangan Harry dan menariknya menuju tempat kesukaan Draco.
"E-" Theo belum selesai bicara dan langsung dipotong oleh Draco.
"Tenang saja, aku akan kembali tepat waktu." ucap Draco yang kini sudah agak jauh tapi suaranya masih bisa didengar oleh ketiga sahabatnya.
Sesampainya ditepi danau hitam, mereka nampak duduk di kursi panjang yang tersedia disana.
"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan padaku?" tanya Draco.
"Apa sepenting itu?" tanyanya lagi.
"Eumm.. Aku tidak tau harus mulai darimana, tapi aku ingin kau berjanji agar tidak marah padaku dan aku juga tidak bermaksud menyinggung perasaanmu.. Yang perlu kau tau, aku menyayangimu." ungkap Harry, wajahnya kini nampak damai. Tapi, setitik keraguan muncul di matanya.
"Aku jadi penasaran apa yang ingin kau katakan padaku." Draco nampak mempersempit jarak wajah mereka.
"Tunggu." Harry mendorong wajah mesum itu jauh dari wajahnya.
"Kenapa?" tanya Draco.
"Tunggu sampai aku selesai berbicara." jawab Harry.
"Hahh.." Draco nampak membuang nafasnya bosan.
"Ya, baiklah." lanjutnya.
"Jadi?" tanyanya.
"Can we be together?" tanya Harry. Draco nampak mengeryitkan dahinya.
"Maksudku, bolehkah kita bersama?" tanya Harry lagi.
"Tentu!" jawab Draco.
"Ta-" ucapan Harry terpotong.
"Siapa yang mengganggu mu?" tanya Draco.
"Bukan siapa siapa." jawab Harry, sepertinya ia menyembunyikan sesuatu.
"Jujurlah, jika kau jujur aku akan melakukan legellimensi padamu." ancam Draco.
"Haishhh.. Baik baik, aku bicara." Harry nampak mengalah.
"Apa kau pikir.. Aku baik untukmu?" tanya Harry.
"Tentu! Tidak ada orang lain selain dirimu yang baik untukku, Love." jawab Draco, ia kini bernada halus. Seakan akan agar Harry yakin dengan perasaannya.
"Bukan aku menyinggung perasaan mu, tapi diluar sana banyak orang yang menyukaimu." Harry nampak berhati hati dalam mengucapkan kalimat itu, ia takut jika Draco tersinggung dan menyangka dia yang tidak tidak.
"Jadi?" tanya Draco.
"Kenapa kau memilihku?" tanya Harry.
"Biar ku perjelas, aku tidak tau apa itu cinta dan kapan perasaan itu akan datang. Tapi, aku tau dan mengerti soal itu ketika kau hadir didalam hidupku. Ya, memang aku awalnya aneh dengan perasaan ini. Tapi, setelah 3 tahun.. Mungkin perasaan ini, perasaan yang dimaksud mereka adalah cinta." jawab Draco.
"Kau tau kan cinta itu buta, tapi hatiku tak sebuta itu. Aku memilihmu karena benar benar cinta.. Bukan karena ada sesuatu dari dirimu yang mengikatku." lanjutnya.
"Lagian, kenapa kau bahas ini?" tanyanya.
Harry masih melongo, mencoba mencerna perkataan Draco."Siapa?" tanya Draco.
"Umm.. Sebenarnya aku hanya merasa tidak pantas, kau tau.. Hermione menyukaimu, dia bahkan sudah beberapa minggu ini tidak bicara denganku ketika kau menyatakan perasaanmu padaku. Aku tidak bisa menolaknya maupun menerimanya. Di satu sisi aku benar benar jatuh hati padamu, disisi lain.. Hermione adalah sahabatku." ucap Harry.
Draco nampak mengangguk angguk.
"Lalu?" tanyanya.
"Hahh.." Harry membuang nafasnya kesal.
"Sudahlah, jangan dibahas." Harry nampak cemberut karena ia tahu sejak awal pembahasan masalah ini Draco tidak mendengar dengan baik, tapi syukurlah ia menjawabnya.
"Kenapa?" tanya Draco, seringai nampak muncul di wajah kokohnya.
Harry menggeleng.
"Kau ingin aku bersama Grangger?" tanya Draco.
Harry mendelik mendengar pertanyaan itu.
"Jika kau suka padanya.. Terserah kau saja." Harry dengan kesal berdiri dari duduknya, namun sebelum benar benar ia melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana, Draco menarik pergelangan tangan Harry hingga Harry jatuh kedalam pelukannya."Aku menyukaimu, mencintaimu.. Bahkan menyayangimu.. Tidak ada satu hariku tanpa melihatmu, tanpa bayanganmu, dan cinta yang selalu menggelora ketika kita bersama." ucap Draco, ia memeluk erat kekasihnya itu seakan ia takut jika Harry meninggalkannya.
Harry membatu, ia tau.. Bahkan ia sangat tau betapa besar cinta Draco padanya, begitupun sebaliknya.
Draco melepaskan pelukan sepihaknya dan menuntun Harry agar duduk di pangkuannya dan menghadap kearahnya.
Dengan satu tarikan tangan Draco yang sedari tadi sudah ada di tengkuk Harry, ia pun kini berhasil. Menyatukan kedua bibir itu dalam ciuman yang menuntun.
End.
Haii.. Gimana nih? Udah ngena belum sampe sini?
Jangan lupa tinggalkan jejak yah.. Vote or comment nya mei tunggu😉
Salam hangat,
mei-chan06
11 April 21
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ABOUT THEM [DraRy's Drabbleshoot]
Random[HIATUS] 💚🧡Kumpulan Oneshoot Drarry🐍🦁 Draconis Lucius Malfoy is Top! Harry James Potter is Bottom! Tolong, buat yg homophobic or etc dimohon jangan mampir :'v sebelum kalian nyesel aku dah peringatan yak :'v Maaf jika typo masih bertebaran diman...