Ambisi

5 1 2
                                    

"Shoot cepet shoot ayoo" teriak deandra

"Bisa dis! Bisa." Imbuh galuh menyemangatkan gladis— kekasihnya.

Sementara basket memantul silih berganti orang.

Gladis dengan langkah lincah menangkap bola Yang mengarahnya, mendrible dengan gesit, membuat gerakan seakan membuat lawannya ter-kecoh.

Dann, yapp.

Bolanya meleset, dia menoleh dengan siapa orang yang membatalkan kemenangannya itu.

"Sorry" ucap kesya saat bola gagal masuk ke jaring.

Dan sialnya, dari langkah cepat Tim kesya, berhasil membawa bola ke ring lawan.

'WOOOOOOOAAAA!!!'

Teriak demi teriakan bergema sepenjuru lapangan, tim a bersorak kemenangan sedangkan tim b bergemuruh lesu.

"Salut gua ra" teriak alma ke ranum yang berhasil menangkap bola dari Kesya dan menggiringnya lolos ke-ring.

"Kesyaaa"

"Keren lo semua!!!"

Permainan diakhiri dengan gemuruh riuhh Tim supporter Antar kelas di pertandingan dadakan Mata pelajaran olahraga kali ini.

Lain dengan teman-temannya Yang terlebih dahulu ke kantin. Dengan langkah tegas gladis mengarah ke ruang ganti.

Tepatnya mengikuti seseorang yang beberapa langkah tepat didepannya.

'Bukkhh'

"Sorrysorry gue gasee--, Kesya??"

Gladis menatap kesya lantas kembali bersembunyi dibalik pilar, ia mendengar dari jauh kearah kesya dan orang didepan kesya.

Kesya yang tampak bingung lantas tersenyum kikuk, "siapa ya?"

"Kenalin nama gue altar" ucapnya menjulurkan tangan.

Lama tak menjawab uluran tangan altar, altar menyambut tangan Kesya ke tangannya. "Iyaa gue tau lo kesya, siapasih yg ga kenal cassanova nya pelita bangsa."

"Woyywoywoywoyy!!!!" Gladis datang dengan tidak senang menghempaskan tangan altar dari kesya.

"Kayanya ada predator lepasnih, Kesya Lo ga kenapa-napa, ada yang luka?"

"Sekate-kate lo, siapa lo asal nuduh-nuduh aje, sono dah ganggu aja!!" Balas altar tak kalah nyinyir.

Gladis sudah tampak naik pitam, Kesya yang tak tahan lantas menyudahi pertikaian mereka, "dia temen deket gue tar hehhe, emm gue cabut dulu yaa."

Kesya menarik tubuh gladis yang tak terima ditarik paksa olehnya, "anjirr tuh cowo kudu dijambak, mulutnya ke admin tubir setann!!"

"Ehee bye!" Kesya menolehkan kepala gladis yang masih mengata-ngatai altar, sedang altar menjulurkan lidahnya mengejek gladis.

"Lo kesambet?" Ucap randu menepuk pundak altar.

"Bujugg, Dari kapan lo ada disini?"

"Dari lo mencak-mencak sendiri kaya bocah ga dibolehin beli maenan,"

Altar menjulurkan telunjuknya kebibir randu, "kamu gabakal paham"

"Najiss" randu menyingkirkan telunjuk altar darinya, "terus kita mau kemana lagi sekarang?"

"Tempat mana lagi yang belom gue tunjukkin ke lo? Kayanya kita udah keliling deh, jadi semoga nyaman anak baru!!" Altar menepuk pundak randu,

"Mulai sekarang lo boleh jadi temen gue, apapun yang Lo butuhin bisa langsung ngomong ke gue, oke!!! Ayok kita ke kelas"

Randu yang di cekik lehernya akibat rangkulan altar lantas mengikuti kemana saja dia akan dibawa, "gue rela gapunya temen, dari pada punya temen kaya lo!"

Tentang Hari Ini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang