"Good morning, aunty Zoo."
"Hey kids, watch your mouth. Udah berapa kali aunty bilang, not that Zoo."
"Hehe iyadeh, morning miss Zoey."
"Ck." Kedua bola mata Zoey memutar. Keponakannya ini memang sering membuat emosi.
"Morning Hera. Duduk, kita sarapan."
"Okayy."
"Ini sarapan kamu." Segelas susu panas dan sepiring egg waffle tersaji di hadapan Hera.
"Thanks."
"Gimana sekolah kamu seminggu ini? Ada masalah?" Keheningan sesaat di penthouse mewah itu terpecah begitu pertanyaan Zoey mengudara.
"Gaada sih, everything is alright."
"Gaada kesulitan kan? Pelajaran, teman, atau gurunya gitu?"
"Gaada, aunty. Hehe, kuatir banget sihh." Godaan dilambungkan kepada aunty tersayangnya ini.
"Gimana gak kuatir? Kamu ini kesayangan aunty."
"Huhh aku jadi terharu."
"Semua runway kamu? Photoshoot? Oke?"
"Oke dongg, beberapa bulan ke depan aku mau rest dulu dari semua jadwal."
"Iyaa, gapapa kalo kamu capek. Agensi juga udah setuju, kan."
"Udah beres semuanya."
"Good. Anyway, Hera."
"Yes, aunty? Ada apa?" Zoey terdiam agak lama. Kemudian ditatap dalam mata Hera.
"Ada apa?"
"Aunty dapet tawaran jadi brand ambassador salah satu brand di Indonesia. Tadi pagi manager aunty ngabarin. Aunty juga mau ada projek sih buat investasi di sana, jadi kayaknya bakal makan waktu tiga atau empat tahunan gitu."
Kunyahan Hera pada waffle terhenti sejenak sebelum menanggapi ucapan Zoey.
"Ya, soal brand ambassador itu aunty suka apa nggak? Kalo sreg ya ambil aja. Mumpung ada tawaran."
"Terus kamu?"
"Aku ... , tetep disini?"
"Ga lucu Hera, waktu buat projek investasi aunty di Indonesia sekitar 3-4 tahun."
"Hmmm."
"Kalo kamu ga ikut aunty, mending aunty gausah ambil tawaran ini. Tiga tahun bukan waktu sebentar, sayang. Nanti projek investnya biar ditangani sama Sam aja. Apalagi disini gaada yang jaga kamu kalo aunty ke Indonesia."
"Tapi aku baru seminggu masuk High School. Juga gimana nanti kerjaan aku?"
"It's okay, kita bisa cari sekolah terbaik di Indonesia nanti. Soal job kamu, nanti kita bicarain ulang ke agensi. Jangan lupa, kita satu agensi sayang."
"Aunty beneran pengen pindah?"
"Hera, semuanya atas keputusan kamu. Sepengen apapun aunty ambil tawaran brand ambassadornya, semuanya bergantung ke kamu. Kalo kamu mau ikut pindah, aunty ambil. Kalo kamu gamau juga gapapa, aunty bisa tolak. Uangnya juga ga seberapa, jadi jangan khawatir. Teknologi juga sekarang udah canggih, aunty bisa pantau projek investasi perusahaan lewat gadget. Sesekali juga aunty bisa dateng sendiri buat cek langsung ke Indonesia."
Tiba-tiba Hera diserang rasa tidak enak hati kepada auntynya ini. Bertahun-tahun dirinya menggantungkan hidupnya pada Zoey. Disaat karir Zoey sedang dipuncak, Hera malah datang sebagai beban baru untuk Zoey. Sudah bukan waktunya bagi Hera untuk memberatkan Zoey lebih jauh, auntynya harus bisa lebih menikmati hidup tanpa memikirkan Hera lagi mulai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me
Fanfiction"Pa, Hasya juga anak Papa!" ⚠️⚠️⚠️ Gs area Jangan salah lapak Harshwords Kritik dan saran diterima dengan senang hati.