Tubuhku kembali segar setelah tidur kurang lebih 3 jam, tak terasa hari sudah mulai gelap.
Tok tok tok
Hendak keluar ke balkon mencari angin sejuk suara ketukan pintu terdengar, aku segera membukanya.
"Bibi? ada apa bi?"
"anu non, non disuruh kebawah ama nyonya dan tuan,"
"ohiya bi, katakan aku akan segera datang."
Tanpa berfikir panjang aku segera menghampiri papa dan mama dibawah.
"Kata bibi Papa sama mama manggil aku yah?"
"Iya nak, mama mau minta tolong bisa?"
"Pasti Jisoo bantu, emang minta tolong apa pa?"
"Mama kamu mau diantarin ke super market beli keperluan rumah tangga soalnya supir lagi pulang kampung dan ayah lagi ngurus kerjaan kantor, bisa kan nak?" Celetuk papa.
"Kirain apaan itu doang ternyata, kalau gitu tunggu yah ma Jisoo ambil tas dulu."
"Iya nak."
Kebiasaan mama yang selalu tidak enakan meminta bantuan padaku terkadang membuatku sedikit bingung, padahal aku akan selalu bersedia kapanpun dan dimanapun jika membutuhkan bantuan.
Tapi aku tahu alasan mama seperti itu karena dia tidak ingin menganggu aktivitas ku.
***
Berada di sebuah supermarket yang tak terlalu jauh dari rumah, kini aku dan mama mencari barang-barang yang dibutuhkan untuk keperluan rumah.
"Nak, kamu cari barang jenis sabun-sabunan di sebelah sana yah, disini biar mama yang nyari bahan makanan," perintah mama.
"Oke ma."
Kami berdua berpencar mencari barang sesuai tugas yang sudah di bagi tadi.
Tersusun rapi dan begitu tinggi, membuat ku tak bisa menggapai sabun cuci tangan yang berada di rak tingkat tiga. Lompat jongkok lompat terus kulakukan agar bisa mencapai sabun itu.
"Hufttt melelahkan." gumamku.
Pada akhirnya sebuah tangan kekar dan besar menggapai sabun tersebut lalu memberikan nya kepadaku.
"Ini barangmu, jangan terlihat seperti anak kecil mintalah bantuan pada petugas supermarket disini."
Aku membalik badan untuk melihat sumber suara bariton dari seorang lelaki yang membantuku.
"T-terima kasih pak." balasku gugup.
Belum sempat melontarkan kata lain, lelaki itu hanya melempar senyuman kecil lalu pergi.
"Apa aku mimpi? Apakah dia pangeran dari negeri dongeng? Huwaaa tampan sekali."
Wajahku memanas bagaimana bisa baru saja aku bertemu dengan sosok yang begitu sempurna.
Karena terpesona melihat parasnya yang tampan membuatku lupa akan barang-barang yang di suruh kan mama.
Cukup lama mencari barang yang diperlukan sekarang semuanya telah terkumpul diatas troli, begitu juga dengan mama telah selesai mencari barang-barang yang di butuhkan.
Kami menuju kasir untuk membayar barang yang kami beli lalu meminta bantuan kepada beberapa petugas supermarket untuk membantu memasukkan barang kedalam bagasi mobil.
***
Malam semakin larut cahaya bulan semakin merekah menghiasi malamku yang tengah berdiri di balkon.
"Ini barangmu," suara bariton itu menggenang dipikiranku, bak dongeng wajahnya yang rupawan seakan membuatku merasa di negeri dongeng.
"Apakah dia pangeran Phillip, Naveen, charming atau pangeran eric di film Disney?"
Dia terlihat begitu tidak nyata, aku menatap rembulan tanpa sadar mengukirkan sebuah senyum.
Vote yah 🙏
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
MANAGER | VSOO [✓]
FanfictionSeorang sekretaris jatuh cinta kepada manajernya sendiri yang ternyata sudah berkeluarga.