Setelah kurang lebih seminggu cuti dari pekerjaanku, hari ini aku akan kembali bekerja seperti biasa.
Sejak kejadian pada malam itu, Mas V samasekali tidak pernah menghubungiku walau hanya sekedar menanyakan bagaimana kabarku sekarang. Tentu itu membuatku sangat merindukannya, tapi aku akan terus berusaha meyakinkan bahwa omonganku benar adanya dan membawa Mas V kembali kepadaku. Aku tidak bisa melepas Mas V begitu saja, dia adalah orang yang telah membuatku jatuh cinta sedari awal bertemu.
***
Setiba di kantor aku langsung memasuki ruang kerjaku dan berusaha memfokuskan diri dengan pekerjaan dihadapanku.
Hingga waktu makan siang telah tiba, aku langsung menuju cafe kantor untuk mengisi perutku yang membutuhkan asupan, dikarenakan pagi tadi aku hanya memakan selembar roti dengan isi selay.
Kondisi cafe kantor saat ini sangatlah ramai tidak seperti biasanya, dan terlihat hanya satu kursi yang tersisa untuk pelanggan dan itu adalah pasangan kursi yang berada dimejaku (Satu meja dua kursi, ngerti ga si? harus ngerti pokoknya).
Tak berselang lama makanan yang aku pesan pun tiba. Satu suapan, dua suapan, tiga suapan aku makan dengan lahap tentunya.
"Permisi, apa saya boleh bergabung disini?"
mendengar suara dari seorang lelaki yang rasanya berada dihadapanku, aku menghentikan kegiatan makanku dan melihat ke arah lelaki tersebut.
"S-saya?" ucapku menunjuk diri sendiri.
"Iya, apa saya boleh duduk disini?" tanya lelaki itu lagi.
Melihat sekeliling, memang kursi cafe sudah penuh dan sekarang hanya tersisa kursi dihadapanku.
"Boleh-boleh, silahkan." balasku mengizinkan, lalu kembali melanjutkan aktifitas makanku yang sempat terhenti.
Entah mengapa keadaan menjadi canggung dan membuatku tidak nyaman sekarang, tak tahan dengan hal ini aku cepat-cepat menyantap makananku hingga habis.
"Kamu kerja disini?"
"Huh pake nanya-nanya lagi" batinku.
"Iya, saya kerja disini." balasku yang baru selesai menyelesaikan makan siangku
"Ouh~, kenalin saya Kim Seokjin." ujar lelaki tersebut dan menjulurkan tangannya untuk berjabatan.
"Saya Kim Jisoo."
Kim Seokjin (Jin)
Lelaki bernama Kim Seokjin itu belum juga melepaskan jabatan tangannya, membuatku merasa risih.
"Maaf saya harus kembali bekerja." ucapku melepas jabat tanganku lalu beranjak pergi dari meja makan tersebut.
Setelah sampai di ruangan aku langsung membuang nafas lega, karena sudah terbebas dari lelaki bernama Kim Seokjin itu dan kembali melanjutkan pekerjaanku.
Tok tok tok
Belum sempat kembali mengerjakan pekerjaanku, suara ketukan dari pintu ruanganku terdengar.
"Hadeuh siapa lagi sih?"
"Silahkan masuk," ucapku.
Sekarang orang yang begitu kurindukan kini berada dihadapanku.
"Mas V?"
Langsung saja Mas V menghampiriku dan memberikan pelukan.
"Maaf yah Jiss, Mas minta maaf karena udah gapercaya sama kamu."
"Aku udah maafin kok Mas, yang penting aku senang sekarang karena Mas udah balik lagi ke aku, aku kangen sama Mas."
"Mas juga kangen kamu sayang."
Aku merenggangkan pelukanku hingga memberi celah dan beralih menatap mata Mas V.
"Mas beneran percaya sama aku kalau Jennie yang rencanain semuanya?"
"Iya sayang, Mas percaya itu."
"Kenapa Mas gapernah ngasih kabar?, apalagi nanyain kabar aku?"
"Mas minta maaf Jisoo, ini juga berkat sahabat kamu dan sahabat Mas yang nyadarin Mas."
"Sahabat?"
"Iya Jiss, ini karena Lisa, Rosie, Jungkook dan Jimin. Mereka yang memperingati Mas, kalau yang Mas lakuin malam itu salah dan akhirnya Mas sadar."
Sepertinya aku akan menanyakan ini pada mereka nantinya, yang jelas Mas V sudah kembali kepadaku.
***
"Sayang, kita kerumah orang tua Mas dulu yah, kan Mas belum kenalin kamu ke mereka."
"Iya Mas, aku juga udah gasabar mau ketemu sama mereka." jawabku semangat.
Ini salah satu hal yang begitu aku nantikan, walau belum terlalu lama berpacaran dengan Mas V namun aku ingin hubungan kami menjadi jelas, baik dari pihakku ataupun pihak mas V.
Kemudian Mas V mencium singkat keningku lalu menyalakan mesin mobilnya.
Setiba di kediaman orang tua Mas V jantungku mendadak berdegup kencang, mungkin karena ini kali pertama aku akan bertemu dengan mereka.
"Ayo sayang," ajak mas V sambil menggenggam tanganku
Rumah orangtua Mas V tak jauh beda dengan ukuran rumahku hanya saja rumah ini berinterior clasic dengan nuansa vintage yang sangat kental.
"Rumah yang sangat cocok untuk menikmati masa tua bersama pasangan." pikirku.
Mas V pun menekan bel rumah yang menempel dipilar, dan tak lama kemudian pintu pun terbuka dan menampakkan dua orang paruh baya.
"Bunda, ayah." sapa mas V lalu memeluk keduanya.
Tak lain kedua pasang paruh baya itu adalah kedua orang tua Mas V, aku segera memberi salam tak lupa dengan senyuman lebar berusaha menutupi kegrogianku.
"Siapa wanita cantik ini V?" tanya sosok wanita paruh baya yang merupakan Ibu Mas V.
"Aiih, ini Jisoo calon menantu kalian berdua."
Ucapan Mas V tentu membuatku tersipu malu sekaligus bahagia.
Mendengar pernyataan dari Mas V, wanita paruh baya itu langsung menghampiriku dan mengajakku masuk kedalam rumah.
"Kita masuk dulu nak, mari mari" ajaknya.
Sedangkan kedua lelaki yang berstatus seorang ayah dan anak hanya mengekor dibelakang sambil terkekeh renyah.
Akhirnya jantungku kembali berdegup normal sekarang, kini aku, mas V, dan kedua orangtuanya sudah berada di ruang keluarga sembari berbincang ringan.
"Bunda, ayah selain untuk bertemu kalian, maksud V membawa Jisoo kesini ingin meminta restu kalian."
Ucapan Mas V sontak membuatku tertegun.
"Restu?" ujarku bertanya heran.
Mas V hanya memberikan gerakan menyuruhku untuk diam.
"Iya." ujar bunda mas V.
"Iya? iya apa bunda?" tanya mas V dengan wajah bingungnya sedangkan aku, aku hanya diam dengan jantung yang kembali berdegup kencang.
"Iya, bunda sama ayah memberi restu untuk hubungan kamu sama Jisoo."
"Ayah sama bunda kayaknya gak perlu repot introgasi Jisoo, soalnya kami udah yakin Jisoo gadis yang baik buat kamu."
Setelah mendengar pernyataan keduanya, selain rasa bahagia aku juga sangat bersyukur karena ternyata orang tua Mas V juga bersedia menerimaku.
Vote yah🙏
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
MANAGER | VSOO [✓]
FanfictionSeorang sekretaris jatuh cinta kepada manajernya sendiri yang ternyata sudah berkeluarga.