~Happy Reading~
Dengan style baju santainya, memakai atasan baju yang sedikit memperlihatkan perutnya. Perempuan itu tengah memilih bahan makanan bulanannya dan barang yang pastinya ia butuhkan saja karena kebanyakan bahan-bahan di rumahnya telah habis. Setelah keranjang belanjanya sudah penuh terisi dan dirasa cukup, ia berjalan menuju kasir untuk membayar.
Namun apa dikata, dari arah berlawanan tiba-tiba ada yang tidak sengaja menabrak dirinya membuat ia jatuh termasuk keranjang belanjaannya yang isinya berhamburan.
"Innalilahi, afwan, Mbak," ucap pria yang menabraknya dengan nada tidak enak, seraya jongkok merapikan belanjaan yang berserakan.
"Apa-apaan, sih, Lo! Kalo jalan tuh pakai mata, lihat tuh belanjaan gue. Aduh mana ini sakit, tanggung jawab!" sentak Yuriko nama wanita itu dengan marah.
Yuriko mencoba berdiri, dengan memegang bagian pinggangnya yang sedikit ngilu karena ia terjatuh cukup keras.
"Afwan, Mbak. Saya tadi sedang ada telepon dan buru-buru jadinya tidak terlalu lihat sekitar dan berakhir menabrak Mbak," balas Ahmad—nama pria itu.
Yuriko melihat turun naik penampilan pria yang menabraknya dengan detail ditambah tatapan anehnya. Ahmad memang memakai gamis dengan peci dan sorban yang menggantung di bahu kanannya sebab ia baru pulang dari kajian.
"Mbak!" panggil Ahmad akhirnya. Ia tidak enak jika terus-terusan ditatap seperti itu.
"Apaan, sih?! Apwan apwan! Bukannya lo minta maaf!" seru Yuriko dengan nada ngegas.
Ahmad menghela napas sejenak, ia pun perlahan mencoba melihat wajah wanita yang tidak sengaja tertabrak olehnya itu. Namun, Ahmad langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain sembari beristighfar dalam hati, melihat penampilan wanita itu dengan baju kekurangan bahannya.
"Afwan, Mbak, artinya maaf," ujar Ahmad memberitahu.
Yuriko merasa malu karena bertanya seperti itu, tapi Yuriko mencoba mengalihkan rasa malunya itu. Ia pun berkata, "Lo harus tanggung jawab!"
"Baiklah, saya akan tanggung jawab," jawab Ahmad tenang, tanpa melihat ke arah Yuriko.
Yuriko tersenyum smirk.
Ia bisa memanfaatkan keadaannya sekarang atau bermain sedikit dengan pria di hadapannya"Lo harus nikahin gue!" seru Yuriko tanpa ragu. Orang-orang sekitar yang ada di sana hanya menggeleng kepala tidak habis pikir dengan jawaban si perempuan.
Ahmad menegang mendengar pernyataan wanita yang tidak dikenalnya ini.
Yuriko memperhatikan mimik wajah pria yang barusan ia mintai nikah. Terlihat ada raut terkejut dan tidak percaya dari sana. Ia sedikit terkekeh melihatnya.
"Kamu apa-apaan?! Saya hanya tidak sengaja menabrak, bukan menghamili kamu!" ujar Ahmad, mencoba menahan emosinya. Ia terus-menerus beristighfar dalam hati, takut kalau ia kelepasan.
"Biasa aja, kali. Gue becanda. Mana mau gue nikah sama cowok dengan penampilan aneh kayak, lo,” sindir Yuriko dengan nada meremehkan.
“Sebagai seorang wanita, harusnya Anda jaga adab, Mbak. Di dalam agama, keimanan seorang perempuan itu dilihat dari rasa malunya,” ungkap Ahmad memberitahu.
Yuriko terdiam, ia lalu berkata, “Gue atheis.”
Selepas mengatakan itu, Yuriko berlalu pergi dari hadapan Ahmad dengan menenteng belanjaannya yang sudah dibereskan lagi menuju kasir.
Ahmad yang mendengarnya, langsung beristighfar. Ia hanya melihat kepergian Yuriko tanpa mencegahnya.
Astagfirullahhalazim!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Gadis Mualaf
SpiritualKisah seorang gadis bernama Yuriko Mety, ia merupakan keturunan Indo-Cina sehingga mempunyai wajah oriental dengan mata sedikit sipit menambah kadar kecantikannya. Sayangnya, Yuriko tidak mempercayai adanya Tuhan. Sampai di mana ia bertemu seorang p...