19, Juli.
Hyunjin mengerjap perlahan, ia merasa jika telinganya di sentuh oleh sesuatu seperti rumput kering yang membuatnya geli. Matanya terbuka, menatap ke langit langit yang terlihat gelap dan ... tunggu?
Cowok itu terbangun, lalu menatap sekitarnya. Kenapa dia malah berada di hutan? Hyunjin menegakkan tubuhnya, memutar tubuhnya berkali kali untuk memastikan.
Tidak ada yang lebih mengerikan dibanding berada di hutan belantara yang luas dan gelap di malam hari. Tentu saja, itu adalah salah satu ketakutan Hyunjin. Hanya saja, dia kurang peka dan ketika gilirannya datang dia benar benar tak siap.
Ah, tak hanya dia. Semua teman temannya bahkan tidak ada yang siap dengan permainan jiwa ini. Siapapun tahu, jika hal yang diciptakan mereka akan terlihat tampak nyata. Benar benar nyata.
Seketika keringat dingin mengucur deras dari pelipis Hyunjin, telapak tangannya yang mulai dingin dan jantungnya yang sedari tadi sudah berdegup kencang karena ketakutan.
Namun, bunyi semak semak yang terdengar membuatnya mengalihkan pandangan. Sesosok terlihat berlarian ke sana kemari membuat Hyunjin was was.
Sampai tiga manusia dengan penampilan yang sulit diartikan keluar, ketiga sosok itu menatap Hyunjin dengan lapar, terbukti dari air liurnya yang sudah menetes ketika melihat kehadiran Hyunjin. "Bangsat! Kanibal!" gumam Hyunjin dengan bibir bergetar.
Tanpa aba aba, dia langsung melarikan diri dari sana secepat yang dia bisa. Dia tak berniat menoleh karena dari suara langkah saja sudah terdengar jika mereka mengejarnya.
Kanibal itu terlihat berlari layaknya hewan, mungkin singa?
Ini lah yang membuat Hyunjin takut pada hutan tenang, dan luas. Tenangnya justru menyimpan ribuan bahaya mematikan yang bisa menjadi pengantar nyawa bagi siapapun.
Hyunjin terus berlari, tanpa menghiraukan kakinya yang bergetar ketakutan. Tak ada yang lebih mengerikan dibanding tertangkap oleh mereka.
Dalam larinya Hyunjin merasakan kakinya tertancap benda tajam dari belakang. Bisa di tebak, itu pasti tongkat salah satu kanibal itu. Sakit, sangat sakit. Namun Hyunjin berusaha mengabaikan rasa sakitnya. Dia terus berlari dengan kaki yang berlumuran darah.
Dan tiba, satu kakinya kembali menjadi sasaran tombak para kanibal itu. Hyunjin terjatuh dengan posisi tengkurap, kepalanya tepat menabrak bebatuan di depannya. Dia meringis merasakan nyeri juga pusing pada bagian dahi, darah mengalir cepat menelusuri tulang hidungnya.
Tidak sempat bangkit, Hyunjin merasakan kakinya di tarik dari belakang dengan kasar. Dia terseret dengan posisi tengkurap. Seluruh bagian depan tubuhnya terasa nyeri karena bertabrakan langsung dengan bebatuan serta ranting pohon di tanah.
Dia berteriak namun tak berhasil, suaranya tak kunjung terdengar, tangannya juga terlihat mencakar cakar tanah berharap bisa berhenti sejenak karena merasa tak kuat lagi menahan rasa sakitnya.
Hyunjin menoleh ke belakang, tiba tiba saja tarikan di kakinya di lepas. Dia kira mimpi buruk itu sudah berakhir, tapi dia salah.
Ketiga kanibal itu justru menodongkan tombak ke arahnya dan tepat Hyunjin menoleh, tiga tombak berhasil menembus kepalanya secara bersamaan, membuat darah segar muncrat keluar dengan derasnya membasahi tanah.
Dan ...
Mimpi buruk pun berakhir.
___
Felix bersiap mandi sore ini, terlihat dia sudah membawa handuk di bahunya. Langsung saja dia meneruskan langkahnya masuk ke kamar mandi, ketika ingin sampai ke bawah shower tiba tiba saja dia terpeleset, membuatnya jatuh dengan posisi telentang dan bagian kepala belakang yang tepat menabrak wastafel.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUIJA | 00L [✓]
Mystery / Thriller❝ Kalian bakal terima akibatnya kalo bener bener mainin permainan itu. ❞ Sebuah permainan yang melibatkan jiwa para pemain untuk melawan ketakutan terbesar. ___ ©unayaaaa12, 2021