EX! -chapter 3-

1.2K 53 0
                                    

“bibi datang lebih pagi hari ini.”

“iya, non. Soalnya mendung, takut kehujanan di jalan.”

“ya udah, bi. Raline berangkat ke sekolah dulu, ya.”

“iya, non. Hati-hati di jalan.”

Motor matic berwarna hitam tersebut melaju membelah jalanan dengan kecepatan sedang, angin berhembus kencang, awan-awan pun berubah semakin mendung. Sepertinya akan turun hujan deras sebentar lagi.
Raline tersenyum kecil sambil menatap ke arah langit ketika ia sudah memarkirkan motornya di halaman sekolah. Dibandingkan dengan orang lain yang menyukai cuaca cerah, Raline lebih suka cuaca mendung seperti ini. Aneh memang.

“datang pagi?”

Ia menoleh, menemukan Geva yang kini sudah berjalan di sebelahnya, cowok itu tersenyum lebar.

“tumben lo datang pagi?” bukannya menjawab pertanyaan Geva, Raline malah melempar pertanyaan balik.

“gue belum ngerjain tugas fisika, ini lagi on the way mau nyontek.”

Cewek itu mendengus kecil. “perasaan lo pintar, masuk rangking tiga pararel di sekolah. Masa nyontek, sih? Atau lo nyogok guru, ya?” matanya menyipit curiga.

Geva tertawa terpaksa, kedua tangannya kemudian bertengger di masing-masing sisi pinggangnya. Ia menatap cewek di depannya dengan tatapan tak percaya. Badannya dicondongkan ke depan, mendekatkan bibirnya kepada telinga Raline kemudian mulai membisikkan sesuatu kepada cewek tersebut.

“kok lo tau, sih?”

Raline diam mematung, ia menggenggam erat botol minumnya sampai buku-buku jarinya memutih. Jarak mereka terlalu dekat, Raline sampai bisa mencium aroma maskulin bercampur cologne milik Geva.

Pun nafas cowok tersebut terasa menghempas pelan di leher putihnya. Bulu Raline sedikit meremang. Tak hanya Raline, Geva pun bisa mencium aroma shampo dan parfume cewek tersebut.

Perlahan Geva menoleh ke arah Raline, cewek itu hanya fokus menatap ke depan padahal jarak mereka sudah sedekat ini. Membayangkan jika Raline menoleh ke arahnya sekarang maka ujung hidung keduanya akan saling bersentuhan.

“Raline, Lo can—“

Sret...

“selamat pagi.”

“—tik”

kurang ajar.” Batin Geva kesal.

Padahal timing-nya sudah pas tadi, tapi Ago malah datang menarik kerah bajunya sehingga Geva berdiri tegak kembali. Cowok itu berdiri tepat di tengah-tengah keduanya. Menatap Geva dengan senyum mengejek lalu melemparkan senyum manis kepada Raline.

“dasar rubah licik.” Batin Geva menggerutu lagi.

“eh... Ago.” Raline tersenyum kikuk.

“ya udah kalau gitu. Gue ke kelas dulu, bye.” Masih dalam pengaruh salting-nya, Raline segera berjalan cepat meninggalkan kedua cowok tersebut di belakangnya.

“perusak suasana lo.” Gerutu Geva kesal.
Ago menatapnya, masih dengan senyum yang begitu angkuh. Ini masih pagi, dan Geva tak ingin terlibat masalah sepagi ini. Ia tak mau berakhir berlari di lapangan atau membersihkan toilet cowok yang kotornya minta ampun tersebut.

Tapi entah kenapa melihat wajah Ago yang songong itu membuat tangan Geva gatal ingin menonjoknya.

“ini sekolah, bukan tempat mesraan.”
Geva tersenyum sinis. “bilang aja lo cemburu.”

“gue cemburu?” Ago menunjuk dirinya sendiri. “buat apa? Lagian gue punya kesempatan dekat sama Raline lebih banyak dari pada lo.”

“tap—“

EX! vers.2 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang