EX! -chapter 29-

543 32 0
                                        

Hidup itu penuh dengan plot twist, itu yang sering dikatakan Ruri untuk teman-temannya, semenit kita bisa hidup dengan tenang, menit berikutnya kita bisa hidup bagaikan sedang berada dineraka.

Dan itulah yang tengah dirasakan Raline saat ini, ia baru saja keluar dari ruang guru selesai mengumpulkan buku PR teman-teman sekelasnya, dirinya yang baru melangkah beberapa meter jauhnya dari ruang itu langsung ditarik oleh seseorang dan dibawa ke gudang belakang.

Raline tak perlu kaget lagi dengan siapa orang yang berani menganggunya. Tentu saja itu Olin, selalu cewek itu. Olin yang tak akan pernah membiarkan Raline hidup tenang bahkan di rumah sekalipun, nasib sial karena Raline malah harus bersaudara tiri dengan cewek ini.

"berani lo, ya?" Olin mencengkeram dagu Raline kuat.

"pacaran sama Geva?" ucapnya didepan wajah sang saudara tiri.

Olin kemudian tertawa mengejek, "lo pikir dengan lo dapatin Geva gue bakal berhenti?" ia lalu mendorong wajah cewek tersebut.

"gue tau lo enggak bakal berhenti, bahkan sampai lo menang pun lo enggak bakal berhenti gangguin gue," ucap Raline tenang.

Ia tak boleh ikut emosi juga, mungkin ada saat dimana keduanya harus beradu ego, tapi untuk sekarang Raline merasa tidak ingin membuat emosi Olin semakin meningkat.

"emang apa istimewanya Geva dimata lo, Lin? Sampai susah buat lo lepasin dia?" tanya Raline serius.

Mendengar itu membuat Olin terdiam lama, ia berbalik membelakangi adik tirinya tersebut, kedua matanya sedikit berkaca-kaca. Olin menyukai Geva karena dari dulu hanya cowok itulah temannya, sejak datang ke Indonesia dan tinggal bersama.

Hanya Geva yang Olin miliki, bahkan ketika orang lain berkata jahat kepada Olin hanya Geva yang ada disana untuknya. Menemani Olin dimasa susahnya, bagi Olin, Geva adalah segalanya. Miliknya yang tak boleh dimiliki siapa pun.

"lo enggak tau seistimewa apa hubungan kami," ucap Olin dingin.

"semua baik-baik aja..." cewek itu mulai merasa sedikit emosional.

Ia berbalik, menatapp nyalang kearah Raline dan menunjuk cewek itu, "SAMPAI LO DATANG DAN NGEREBUT DIA DARI GUE! SAMPAI LO BUAT GEVA ENGGAK MAU NGELIRIK GUE LAGI!" serunya marah.

Raline mundur beberapa langkah, "bukan gue yang ngerebut, Geva..." lirihnya.

"lo yang buang dia bagaikan sampah," lanjut Raline dengan tatapan sendu.

Diawal masuk SMA hubungan Olin dan Geva memang menjadi sorotan banyak orang, awalnya hubungan mereka baik-baik saja sampai akhirnya banyak kakak kelas laki-laki mendekati Olin karena kecantikannya. Cewek itu begitu polos dan lugu dulu, ia menerima semua orang yang mau berteman dengannya.

Sampai akhirnya Olin semakin menemukan kenyamanan dari yang namanya diperhatikan. Ia suka saat semua orang memujinya, memberinya hadiah bahkan menjadikannya nomor satu. Efek karena jarang bersosialisasi, makanya Olin merasa saat itu ia sudah tak memerlukan Geva lagi.

"lo enggak pernah ngeliat apa kalau Geva selalu khawatir setiap lo keluar jalan sama kakak kelas? Dan lagi, Geva selalu back up lo setiap cewek-cewek dari kakak kelas itu ada labrak lo. Dia yang paling sabar ngehadapin sikap kekanakan lo!"

Raline menatap angkuh saudaranya itu, "selalu lo yang ngerusak dia dan selalu gue yang ngobatin dia!"

Keduanya menjadi saling tatap, pandangan Olin sudah tak setajam tadi tapi masih berani menatap Raline seolah ia tak memiliki kesalahan.

"kali ini gue enggak berniat lepasin Geva, entah lo mau ngadu kesiapa pun, gue enggak bakal mundur," ucap Raline didepan wajah Olin.

"lo bakal nyesal," tekan Olin.

EX! [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang