NaRi sampai di ruang sekre UKM nya dengan terengah-engah. Gadis itu menunduk dan bertumpu di lutut sebentar untuk menstabilkan nafas sebelum menegakkan badan, menyadari betapa kosongnya ruangan itu.
Satu-satunya yang nampak hanya seorang cowok yang sedang bersungut-sungut memandang kearah NaRi dengan bengis. Choi Byungchan.
"kemana aja lo anjinggg sumpek ya gue dari tadi ditelfonin orang sana nanya udah sampe mana, ya gue bisa jawab apa orang berangkat aja belom" hardik Byungchan begitu mata mereka bertemu.
Merespon omelan barusan NaRi meringis kecil.
"hehe anu Chan, gue kudu mampir ruang hima dulu nyerahin proposal" balas NaRi menyampaikan alasannya.
"hish yaudah ayo sekarang langsung berangkat, nggak enak gue sumpah sama orang sana" timpal Byungchan.
Disaat cowok itu sudah siaga meraih tas ransel berukuran sedang yang tampak cukup penuh, NaRi masih termenung diam, bingung harus melakukan apa.
"ngelamunnya dijalan aja plis jangan sekarang" omel Byungchan untuk kesekian kalinya.
"Chan gue cuma bawa goodie bag doang ngga ada isinya apa-apa, ngga bawa baju gue" kata NaRi begitu tersadar dari lamunanya.
"terus?"
"hehe balik kosan gue bentar lahh" rayu NaRi.
Byungchan memandang kearah gadis itu dengan tatapan heran dan kesal. Seolah ekspresinya dapat mengungkapkan semua kata umpatan yang hendak ia lontarkan.
"bercanda" Byungchan mendengus samar masih sambil menyipitkan mata, tak percaya dengan ide bodoh yang barusan ia dengar.
"huhu Chan masa gue ngga ganti baju, mana ini baju bau keringet banget lagi habis gue pake lari-lari, lo ngga liat seberapa menyedihkan gue pake kerudung kuning ngejreng gini?" ungkap NaRi masih mencoba mlancarkan tipu daya.
"alah mau lo sekarang pake karung goni selembar juga gue nggak peduli yang penting 2 jam lagi udah di lokasi" ucap Byungchan, mengalihkan pandangannya kearah pintu keluar, ingin cepat-cepat meninggalkan ruangan itu.
"ih daleman dehh, masa iya gue ngga ganti daleman kan jorok, gimana kalo gue kena penyakit aneh-aneh, gara-gara elu ya chan pokoknya"
"udah ah gencil mampir indomaret bisa anjing kalo mau beli daleman doang, ada kan?" tanya Byungchan.
"y...ya.. ada sih, tapi terus gue pake baju ini sampe besok malem dong? ih lengket banget pastii" rengek NaRi.
Byungchan menoleh cepat dan lagi-lagi memandang gadis itu dengan tatapan setajam elang. Namun seketika dirinya berpikir akan sia-sia saja apabila ia marah saat ini, Byungchan mencoba memejamkan matanya dan mengatur nafas agar emosinya mereda.
"udah lo pinjem kaos gue ajalah gampang, gue bawa 3" tawarnya dengan nada yang lebih tenang.
"hehehe kalo gitu gue oke sihh"
Byungchan memutar matanya malas saat menerima respon NaRi yang ceria dan santai seolah tak sedang diburu waktu, padahal mereka harusnya sudah dijalan sekarang.
"etapi bentar Chan, gue kudu bilang Jiho dulu nitip bawain motor"
NaRi mengeluarkan HP nya dari saku celana dan mengetik pesan untuk temannya itu. Sedangkan Byungchan memutuskan keluar ruangan lebih dulu, bisa frustasi ia apabila terus-terusan didalam menahan emosi yang semakin membara.
__
Turun dari mobil milik Byungchan, NaRi langsung disambut angin sejuk khas dataran tinggi. Ia memejamkan matanya, menikmati hembusan yang menerpa wajahnya pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Panties
FanfictionKarena satu kecerobohan, NaRi dan seorang lelaki asing yang belum pernah ia kenal sebelumnya, Yoo Taeyang, harus terjebak dalam sebuah ikatan pertunangan. © 2021