Pagi itu Kim NaRi terbangun dengan sumpah serapah yang mengalir keluar dari mulutnya. Tangannya menggapai-gapai HP yang harusnya terletak di sekitar daerah telapak kaki, tapi entah kenapa ia tidak menemukan benda pipih itu.
Dirinya masih terus menyumpah hingga terdengar kembali bunyi alarm yang sempat terhenti beberapa menit lalu. Kemudian ia menyadari ponselnya tergeletak di lantai, pasti semalam tidak sengaja tertendang dalam tidur.
"shitt mana kertas yang semalem?!" tanyanya panik saat tidak menemukan kertas proposal yang baru ia kerjakan tadi malam.
Tangannya sibuk mengobrak-abrik tumpukan kertas lain di atas meja belajarnya, sedangkan matanya berusaha membaca satu-persatu isi dari kertas-kertas tersebut.
" hah ketemu!" serunya dengan nada puas.
Menyadari tidak banyak waktu yang tersisa sebelum jadwal kuliahnya dimulai, NaRi menjejalkan kertas proposal itu dengan asal ke dalam tas kuliahnya. Lalu kakinya melangkah cepat menuju kamar mandi.
Sebelum itu ia berniat untuk sekedar mandi bebek saja karena sedang terburu-buru, yang artinya tidak perlu keramas pagi ini. Tapi ia kembali menyumpah saat tidak menemukan satupun karet rambut di area kamar kosnya.
"gue baru beli karet selusin anjingg, udah ilang semua" gerutu gadis itu entah pada siapa.
Tidak ingin memakan waktu lebih lama akhirnya ia menyabet celana dalam dari salah satu loker lemarinya yang mencuat keluar. Menjadikan dalaman itu sebagai ikat rambutnya, ternyata cukup nyaman dan kencang, batinnya puas sebelum melangkah tergesa ke dalam kamar mandi.
Dalam 5 menit gadis itu selesai mandi, ia bergegas menuju lemari untuk memilih baju yang akan ia gunakan hari ini.
Matanya sempat melirik jadwal dan tanggalan di atas meja belajar. Kemudian ia merengut kesal saat sadar hari ini jadwal mata kuliah agama, yang mana artinya ia perlu memakai baju panjang dan kerudung.
Sedangkan satu-satunya kerudung yang tertinggal di kosnya saat itu hanya kerudung paris berwarna kuning mentega milik mamanya saat terakhir berkunjung minggu lalu. Kerudung miliknya yang lain entah dimana, karena ia jarang berada di kos juga jarang memakai kerudung.
NaRi memandang kerudung kuning mentega itu dengan sangsi. Harus dipadukan dengan apa kerudung norak ini, pikirannya berkecamuk dengan kesal.
Pada akhirnya ia menjatuhkan pilihannya ke sebuah atasan polos berwarna putih dengan aksen pita kecil di daerah pinggang dan berlengan terompet. Sedangkan bawahannya ia memilih menggunakan celana kain berwarna senada.
"gaya model apaan dah" celotehnya sambil terkekeh saat memandang dirinya di depan kaca lemari.
Dalam keadaan dan waktu normal, NaRi tidak akan pernah menggunakan perpaduan baju seperti ini. Tapi sekarang rasanya tidak ada pilihan lain.
Gadis itu menggapai goodie bagnya dengan cepat, beserta HP dan pouch make up kecilnya. Kemudian ia melangkah keluar petak kamar kos itu dan bergegas menjalankan motor menuju kampus yang jaraknya kurang lebih 5 km dari tempatnya saat ini.
__
"hahahah anjir pake kerudung sapa lu" teriak Eunha, teman seperkumpulannya saat NaRi menampakkan diri di tongkrongan mereka selepas kelas agama.
"ah kesel banget gue nemu kerudung ini doang punya mama ketinggalan" gerutu NaRi.
Karena mahasiswa dalam kelas agama ditentukan oleh pihak fakultas, NaRi jadi tidak sekelas dengan teman-temannya yang lain.
Gadis itu kemudian duduk disamping Jihyo yang sedang sibuk menyendok bakso dan tidak memperdulikan percakapan tentang kerudung barusan.
"Ji bagi jiii" ucap NaRi sambil mencolek-colek lengan temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panties
FanfictionKarena satu kecerobohan, NaRi dan seorang lelaki asing yang belum pernah ia kenal sebelumnya, Yoo Taeyang, harus terjebak dalam sebuah ikatan pertunangan. © 2021