Kegiatan yang ia suka lakukan di pagi hari akhir-akhir ini adalah berkutat di dapur. Berbaur bersama beberapa pelayan yang memang sedang melaksanakan tugasnya. Awalnya kedatangan Jisoo membuat kecanggungan menguar di ruangan ini, para pelayan tampak ragu dan merasa takut salah bersikap. Tahu sendiri ketika Tuan mereka melihat ada kesalahan kecil yang terjadi pada istrinya, maka isian rumah akan habis sebagai imbas amukan.
Dua minggu lalu misalnya. Ketika si Nyonya ditemukan pingsan di kamar, dengan membabi-buta, Taehyung melayangkan pukulan pada siapapun yang berdiri menghadapnya. Syukurlah sekarang keadaan Jisoo sudah jauh lebih baik dengan cepat, jika tidak, bukannya tidak mungkin pria itu akan melenyapkan orang lain.
Nyatanya, sikap istri dan suami itu amat berbanding terbalik. Jika Tuan mereka cenderung marah dalam segala hal, membentak karena kesalahan kecil, dan sulit menghargai keberadaan orang lain, maka yang menjadi kepribadian si Nyonya adalah kebalikannya. Wanita cantik tersebut banyak tersenyum dalam segala suasana, tutur kata yang keluar dari bibirnya jugalah yang disaring dan keluar dalam perasan terbaik. Tak butuh waktu lama bagi semua orang untuk merasa senang dan bahagia dengan kehadirannya.
"Apakah ada makanan yang membuatnya alergi?"
Sampai sekarang, Jisoo masih belum juga bisa mengingat apapun perihal yang telah terjadi di masa lalu. Ia tak ingat apa kegemaran suaminya, hal yang pria itu benci, sampai masalah penting mengenai kelainan yang mungkin diidap tubuh Taehyung. Nihil tanpa penghuni, Jisoo memang tak dapat mengingat apapun.
"Eum... selama ini Tuan belum pernah mengalami masalah akibat makanannya, Nyonya. Namun Tuan selalu menghindari buah apel, makanan laut, dan susu rasa vanila. Saya tidak tahu itu terjadi karena alergi atau hanya karena Tuan tidak menyukainya. S-saya tak berani bertanya." ujar perempuan setengah baya tersebut yang menduduki posisi kepala pelayan untuk urusan dapur di rumah ini.
Semua orang terlihat begitu takut kepada suaminya. Kadang kali Jisoo berpikir, apa Taehyung semenyeramkan itu?
"Bi, apa Taehyung terlalu menyeramkan? Ia bersikap buruk?"
"Eh, bukan! B-bukan begitu, Nyonya..."
Dilihat dari respons dan ekspresi Bibi ini menjawab saja, Jisoo dapat menyimpulkan. "Tak masalah. Katakan saja padaku, aku tak akan mengadukan apapun padanya. Aku memiliki masalah dalam mengingat Taehyung sekaligus kepribadiannya. Aku merasa menjadi istri yang buruk, jika tak tahu apa-apa tentang suamiku."
Sontak, si Bibi dilanda rasa bimbang. Ia takut jika berbicara, maka posisi bahkan nyawanya akan jadi taruhan, bila mengucapkan sedikit saja kekeliruan. Namun, melihat raut sedih yang ditampilkan sang Nyonya membuatnya tak tega.
"Nyonya... sebenarnya Tuan adalah orang yang baik, tapi kadang kali berubah kejam karena sesuatu mengganggunya. Jika semua hal dilakukan sejalan dengan yang Tuan inginkan, maka tak akan terjadi masalah apapun."
Jisoo menganggukkan kepalanya perlahan. Ketika dirinya di rumah sakit, ia memang sempat mendengar Taehyung berteriak dan memukul seseorang. Sedikit kepribadian yang dimiliki Taehyung selain lelaki penuh cinta nan selalu pria itu tunjukkan padanya, perlahan mampu Jisoo pahami.
"Eh?" terlonjak sesaat, ketika tubuhnya dibelit dari belakang. Dari aroma yang menyerbak, Jisoo sudah tahu siapa pelakunya. Ia menganggukkan kepala ketika pelayan yang berada di sana menunduk dan menyiratkan makna untuk pamit.
"Aku lapar," rengek Taehyung seraya mengendus leher istrinya dan membuat lilitan tangan yang menjalar kemana-mana.
"Sudah ada banyak makanan yang tersaji di meja makan. Mari, aku akan hidangkan untukmu." awalnya Jisoo ingin merajuk akibat Taehyung tak tahu tempat lagi untuk menebarkan kemesraan dengannya, namun baru saja mendengar suara dan merasakan sikap Taehyung, segala hal musnah begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side of My Husband (√)
Romansa[M] Mafia dikenal sebagai manusia yang bergerak di bidang kriminal, berhati beku, minim rasa kemanusiaan, tanpa belas kasih, haus pertumpahan darah, dan tentu saja sangat kejam. Taehyung menyandang segalanya, namun ia memiliki satu kelemahan; Istrin...