vi. an agreement

30 15 3
                                    

"Apa kau tidak menemukan sesuatu yang ganjal disini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau tidak menemukan sesuatu yang ganjal disini?"

"Buku ini terlalu rumpang dan tidak tampak jelas isinya."

Wanita itu berdiri lalu menjentikan jarinya di depan wajah sang kakak. "Aha! kita benar-benar terlihat seperti sepasang kembaran jika sedang begini," seru Ruby, "karena aku juga berpikir seperti yang kau pikirkan."

Tangan besar Jared bergerak membolak-balik halaman pada buku yang ada di pangkuannya. "Disini tidak dijelaskan jenis kutukan seperti apa yang terjadi. Tidak tahu apa penyebabnya atau pemicunya juga." Kepala Jared mendongak menatap Ruby. "Bahkan kita tidak tahu siapa diantara mereka yang mendapat kutukan itu."

"Tapi setelah kupikirkan lagi, memangnya masih ada yang namanya kutukan di jaman seperti ini?" Tangan Ruby merentang keheranan. Wanita pirang tersebut berjalan menuju kaca yang tertempel di tembok. Tubuhnya setengah berputar melihat pantulan dirinya di cermin yang terbalut gaun sutra berwarna merah marun dengan bagian bahu yang cukup terbuka.

"Kau lupa ya kalau kita ada di dunia yang berbeda dengan Bumi?" Tubuh Jared terhempas di atas ranjang besar nan empuk yang ada di kamar tersebut. Mata pria itu menerawang menatap atap kayu ranjang yang terdapat gorden tipis yang terikat di tiangnya. "Bahkan disini tidak ada lampu. Bayangkan, istana sebesar ini hanya diisi oleh berjejer lilin atau lampu minyak sebagai penerangannya."

Jared melanjutkan, "Aku tidak heran jika memang kutukan ada dan terjadi disini. Contohnya saja, sihir dapat bekerja sehingga membuat kita berada di sini, saat ini, dan detik ini."

Sang wanita mendengus pelan, tangannya terlipat di depan dada dengan bibir yang dimajukan bingung. "Beberapa hari ini, aku merasa seperti sedang bermimpi. Tapi ketika aku menarik kulitku dengan kencang, aku kembali tersadar bahwa ini bukan mimpi." Ruby bermonolog ringan, meratapi nasibnya yang sangat aneh.

"Kau—"

Tok tok

"Permisi, My Lady. Apakah anda ada di dalam?"

Mulut Jared kembali terkatup rapat, pria itu berdiri lalu merapihkan tunik kelabu yang digunakan dan tatanan rambutnya yang terlihat sedikit berantakan. Ruby melangkah mendekati pintu lalu membukanya.

"Ada apa?" tanya Ruby.

Pelayan wanita tersebut menundukkan pandangannya. "Pesta jamuan makan malam akan dimulai, Raja Arthur berpesan agar anda dan saudara anda segera menuju ruang makan pertemuan, My Lady."

Tapakan kaki Alby Jared tampak menyusul Ruby yang ada di depan pintu. Pria itu berdiri dibalik punggung sang adik dan menatap si pelayan dari ujung rambut hingga ujung kakinya yang tidak kunjung menaikan pandangan. "Bisa bantu kami tunjukan jalannya kesana?" Jared bertanya, lebih pada meminta.

THE DOWNFALLING KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang