Selamat membaca!
.
.
.
.
.
"Besok Kayla ke rumah mama ya, pasti mama nungguin Kayla disana." sambung Kayla.
Kayla merebahkan tubuhnya ke kasur. "I miss you" ucap Kayla lalu memejamkan matanya.
###
Di pagi harinya, kini Kayla berkutik dengan masakannya.Meskipun dirinya sudah bekerja, rumah harus ia bersihkan setiap hari.
Setelah membuat sarapan, kini Kayla membersihkan rumah sebelum mereka bangun.
Setelah itu, ia mandi dan berganti pakaian. Tak lupa ia membawa uangnya untuk membeli sarapan nantinya.
Saat keluar dari kamar, ia sudah melihat Mirna, Tasya dan juga papanya, Reno.
Mereka terlihat bahagia. Bahkan Kayla melihat jika papanya selalu tersenyum tanpa kehadirannya.
Apa selama ini Kayla penyebabnya?
Kayla menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran yang buruk.
Lalu ia hendak pergi, tapi suara Reno yang membuat Kayla berhenti dan merasa tidak dianggap.
"Makasih ya sayang, kamu sudah mencari uang buat modal perusahaanku" ucap Reno mengelus kepala Mirna.
"Tidak apa apa mas, lagian aku pengen bantu kamu sedikit kok" ucap Mirna berpura pura manis.
"Tapi seharusnya kamu tidak bekerja, aku disini sebagai kepala rumah tangga, seharusnya aku membiayai kalian" ucap Reno.
"Sudah lah mas, itung itung aku bantu memperbaiki kebutuhan kita" ucap Mirna dengan senyum manis.
"Makasih ya sayang" ucap Reno lalu mengecup kening Mirna.
"Sama sama, yaudah yuk sekarang makan. Aku udah masakin makanan kesukaanmu" ucap Mirna bohong.
Tasya yang sedari tadi diam pun, bertanya. "Oh ya ma, kak Kayla dimana?" tanyanya memakai embel 'kak'.
"Mama gak tahu, soalnya dari kemaren Kayla pulangnya malem" ucap Mirna.
"Sudah lah kita makan, buat apa kita membahas anak tidak berguna itu. Menyusahkan" ucap Reno.
Perkataan Reno sangat Kejam. Bahkan dirinya yang berkorban buat sang papa, namun dirinya tidak dilihat sama sekali.
Apakah dirinya tidak begitu berarti bagi sang papa?
Apa dirinya sangat menyusahkan?
Apa dirinya juga......pembawa sial?
Kayla meneteskan air matanya. Ia tidak bisa membendungnya.
Sakit? Pasti.
Kayla pun keluar dan pergi meninggalkan rumah.
Ia berlari sekuat tenaga. Kayla terus berlari dengan air mata yang mengalir.
Tak lama ia berhenti di pinggir jalan, yang dimana seorang nenek berjualan bunga.
"Assalamualaikum nek" ucap Kayla menyalimi nenek tua itu.
"Waalaikumsalam, Kayla. Udah lama ya gak kesini" ucap nenek itu senang.
"Maafin Kayla ya nek, saat ini Kayla lagi sibuk" ucap Kayla tersenyum manis.
"Iya tidak apa apa" ucap nenek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAYLA
Teen FictionJangan lupa follow sebelum membaca ! Namaku Kayla Adi Pratama, keluargaku memanggilku dengan sebutan Ayla. Tapi sebutan itu sekarang tidak ada lagi, setelah kepergian mamaku. Hidupku yang dulu sangat berwarna kini menjadi gelap, seperti debu yang be...