'EFATM-04°

10 2 56
                                    

°Happy Reading°

"Pa ke kanan pa, tembak-tembak! Ah mati juga kan lu, yuhuu", seru Renan dengan tangan kanannya yang masih asik menyemili makanan dalam piring.

"Udahan yuk dek, bentar lagi mau isya' siap-siap buat tarawih", ajak sang kepala keluarga.

Renan mendengus, "loh pa, kurang dikit lagi nih ah", Renan mengerucutkan bibirnya. "Bentar lagi aja ya? Please?" mohonnya sambil menangkupkan tangan.

Papa Chandra hanya menghela nafas rendah, lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan satu katapun, ia pergi menuju dapur untuk menemui sang istri. Wenyra. Entah untuk apa, mungkin ya mulai lagi dah tuh sifat manjanya.

Renan yang melihat itu mendengus pelan.
"Dih papa! kok malah pergi sih, boleh apa nggak nih?" ucapnya sedikit teriak.

Kalau sudah begini, Renan tau papanya itu nggak akan ngijinin main lagi, walaupun hanya sebentar. Bedanya papanya ini menolak secara halus yang terlihat dari helaan nafasnya barusan.

"Renan...kamu siap-siap dulu gih, bentar lagi sholat tarawih kan?" bunda Weny tiba-tiba datang menghampiri Renan yang daritadi diam tak berkutik. Sempat kaget juga sih, tapi raut wajahnya sudah kembali seperti semula.

Terlihat papanya yang mengekori bunda Weny yang membuat Renan mendengus kesal. Pasti papanya ngadu ke bundanya gara-gara main game tadi.

Renan tersenyum, "iya bun. Papa nih pasti ya yang ngadu!" semprot Renan sambil melirik ke arah papanya sinis, tampak tak bersahabat.

Papa Chandra yang masih di belakang bunda Weny hanya senyum-senyum yang membuat Renan mendengus sebal.

"Bukan kok, kan emang bener bentar lagi mau tarawih, mending siap-siap kan? daripada ngelanjutin tuh game", sindir bunda Weny.

"Nyindir nih ceritanya?"sahut Renan dengan muka yang nambah sepet.

"Aduh-aduh anak papa pundung nih?" goda papa Chandra.

"Enggak ya! enak aja, yaudah lah aku mau siap-siap dulu. Oh iya Yudhis mana? dia ikut juga kan?" tanyanya yang daritadi tak melihat adik kecilnya itu. Biasalah, sibuk nge game dari tadi.

"Ikut kok, tuh ada di kamar sama tante Seli dan anaknya", jawab mama Weny.

Fyi. Tante Seli adalah adik dari mama Weny, jadi dia ke rumah keluarga Putra cuman main-main aja sambil momong si Gafli anaknya. Dia juga sering main ke rumah keluarga Putra karena lagi gabut aja katanya di rumah terus.

Renan yang sudah mengetahui jawabannya pun lantas menaiki tangga untuk pergi ke kamar orang tuanya. Menghampiri adiknya Yudhis.

★★★

"Win, kiw!" panggil seorang laki-laki diantara ketiga kawannya saat di perjalanan menuju ke masjid.

Yang dipanggil pun menoleh ke belakang tanpa menghentikan langkahnya, "apaan sih ris wan win wan win, manggil nama orang tuh yang bener!" balas cewe bernama Winara dan langsung merubah atensi kepalanya ke depan seperti semula.

"Sensi amat neng, gue manggil lu mau nanya juga. Temen-temen lu yang lain mana? biasanya lu berduaan aja tuh sama si siapa? Rere? Rara? halah pokoknya itu deh", Heris bersuara dengan tidak santainya. Teman-teman yang berada di sampingnya hanya menggelengkan kepala, kecuali si Renan.

"Ris! mulut lu bisa biasa kagak? panas nih kuping gue!" sahut Renan dengan nada khasnya. Ngegas. Tapi terkadang juga lembut kok...selembut kulitku.g.

𝐄𝐯𝐞𝐫𝐲𝐝𝐚𝐲 𝐅𝐫𝐨𝐦 𝐀𝐩𝐫𝐢𝐥 𝐓𝐨 𝐌𝐚𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang