prolog

15 3 0
                                    

Assalamualaikum! Hai, semua!

Apa kabar? Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah ya.

Kali ini aku mau bikin story yang beda nih, semoga kalian berminat buat baca cerita aku kali ini ya.

Enjoyy guys!

***

"lo apaan sih?! Kita itu cuma sahabatan tahu nggak! Lo nggak usah bertindak berlebihan kayak tadi." teriakan marah seorang gadis menggema di gudang sekolah.

"lo yang apa apaan! Maksud lo apa hah, nerima cowok sembarangan buat jadi pacar lo!"

"Kita sahabatan udah lebih dari sebelas tahun! Dan lo! Asal asalan aja nerima cowok lain, tanpa pendapat dan sepengetahuan gue," sambung cowok itu.

"terus apa masalahnya buat lo?! Kita cuma sahabat! Sahabat! Jadi gue bebas dong mau ngapain aja," gadis itu masih menaikkan oktaf bicara pada cowok didepannya yang jelas jelas sahabatnya dari kecil.

"gue dianggap apa selama ini sama lo Dira!" ya! Gadis itu adalah Dira Assyifa. Dan di cowok itu adalah Kenzo Kavian.

"nggak lebih dari seorang sahabat, Kenzo." kali ini nada bicaranya terdengar tak setinggi tadi.

"kalo gue lebih gimana?" tanya Kenzo sedikit mengukir senyum smirk nya.

"h-hahh?!" Dira menggeleng. Dengan ekspresi membagongkan.

"gue tanya, kalo perasaan gue lebih dari seorang sahabat gimana." Kenzo melangkah maju, sekarang tubuh Dira terkunci oleh tubuh Kenzo karena terpentok dinding.

"heh! Sadar lo bocah! Kita itu sahabat dari kecil, mana mungkin lo bisa suka sama gue yang buriq ini." Dira mendorong tubuh Kenzo. Tapi, apalah daya Dira yang lemah melawan tubuh Kenzo yang besar?

"hm? Tapi buktinya ada, dan itu gue. Putusin cowok brengsek itu, dan kita jadian." ucap Kenzo tanpa bantahan.

"t-tapi lo-

"Gue nggak terima penolakan. Paham?" dan Dira hanya mengangguk.

"nanti pulang gue jemput, ke kelas. Dan kalo sampe lo pulang duluan, lo tahu apa yang bakalan terjadi?" Dira menggeleng. Raut wajahnya ketakutan. Baru kali ini Dira melihat Kenzo semenyeramkan ini.

Kenzo mendekatkan wajahnya ke telinga Dira. "siksa atau mati." bisik Kenzo, membuat Dira merinding.

"Nggak usah bercanda lo gentong minyak!" Dira berusaha tetap terlihat tenang.

"nggak! Gue nggak bercanda, siksa atau mati." Bahkan aroma mulut Kenzo yang berbau mint dapat Dira rasakan, dapat kalian bayangkan seberapa dekat muka Kenzo dengan muka Dira? Juga dengan senyuman smirk nya.

Kemudian Kenzo berjalan ke pintu gudang. Dia keluar, menuntaskan pekerjaannya. Pekerjaannya?

"Bocah edan! Gila gue lama lama kalo deketan sama Kenzo, beuh! Gue sampe merinding." Dira mengusap usap lengannya dengan kedua tangannya. Dengan ekspresi yang sulit diartikan.

***

Gimana prolognya?

Udah ketebak belum ceritanya?

Ada yang mau ngomong sama mereka?

Yuk komen dan vote nya. Karena itu berharga banget buat aku.

Miss all♡!

📝Jawa tengah, Apr 2021

Tertanda,
Nadaeka.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY POSSESIF PSCYCHOPATH! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang