4

3K 280 6
                                    

Helaan nafas terdengar dari bibir seorang Jung Jeno.Bungsu keluarga Jung itu tengah berhadapan langsung dengan sang kepala keluarga,Jung Jaehyun.Tatapan maut ayahnya senantiasa meneliti tiap pergerakan yang ia buat.Itu tandanya,pembicaraan akan sangat penting sehingga Jeno harus bersikap seperti anjing patuh.

"Jung Jeno,putraku..."

Tidak,ucapan Jaehyun tidaklah lembut seperti kebanyakan orang tua jika menginginkan anaknya berbuat sesuatu,tapi Jaehyun menggunakan nada yang tegas,seakan akan apapun penolakan yang nanti dilontarkan akan berbalas hukuman mati.

"Ayah akan langsung pada intinya saja.Kau harus menerima lamaran keluarga Nakamoto.Kakekmu,ternyata telah membuat perjanjian untuk menjodohkan salah satu anak ayah dengan putra tunggal keluarga Yuta.Kau harus menerimanya,bagaimanapun juga kita harus menghormati keinginan orang tua"

Jeno mendongak,tahu persis jika rahang tegas ayahnya memaksa untuk diperhatikan.

"Tapi ayah,aku tidak mencintai Renjun.Aku tidak seperti kak Mark yang mudah dijodohkan dengan Haechan karena memang sebelumnya mereka sudah saling mencintai."

Keluar sudah semua suara hati Jeno.Ia selalu membandingkan perjodohan kakaknya yang mulus karena didasari cinta.Tidak seperti dirinya yang dilandasi keterpaksaan.

"Ayah,aku mohon.Aku sangat mencintai Jaemin,dia satu sa-"

"CUKUP!!Cukup Jeno,cukup.Aku membesarkanmu dengan kasih sayang dan tanganku sendiri yang mengangkatmu hingga derajatmu tinggi.Tidak,pembantu itu tidak boleh menghancurkan segalanya.Ayah tidak akan merestuimu sampai kapanpun!" deru nafas Jaehyun terdengar keras.Kepala keluarga Jung itu memang terkenal tegas,tak pandang bulu meskipun kepada anaknya sendiri.

Hati Jeno merasa tercabik.Bukan karena ayahnya yang bersikap keras,tapi karena penghinaan yang dilontarkan kepada Jaemin.Jika terdengar dari mulut ayahnya sendiri,terasa berkali lipat lebih menyakitkan daripada terdengar dari mulut orang lain.

"Kau mendengarkanku putraku?Seorang Jung tidak boleh terlihat rendah.Seorang Jung harus menjunjung tinggi harga dirinya."

Jeno menghela nafas pasrah.Sekuat apapun keinginannya melawan, ia takkan pernah bisa melawan ayahnya.Benar,seorang Jung harus menjunjung tinggi harga diri membuat ayahnya buta akan dunia.

Matanya berkaca kaca,hatinya tiada henti memohon maaf kepada Jaemin,lelaki manis yang selama ini menghiasi hari harinya.Maka dengan satu tarikan nafas,Jeno menjawab.
"Baiklah ayah,aku menerima perjodohan itu."

Senyum kemenangan tercetak jelas di wajah Jaehyun,hingga menampilkan dua ceruk kecil di pipi sang kepala keluarga.Dengan bangga,Jaehyun menepuk bahu Jeno.

"Baiklah,lusa nanti acara pertunanganmu akan digelar.Bersikap baiklah anakku,kau bungsu Jung yang aku banggakan."

Jeno pasrah.Apapun yang ayahnya inginkan ia mengikut saja.Meskipun hatinya menangis,mengkhawatirkan kekasihnya.

***

Jaemin mengusap peluh yang membanjiri dahi.Ia juga mengelus perutnya yang sedikit kram.Tak dipungkiri,kembalinya Jaemin untuk mengurus rumah keluarga Nakamoto justru terasa neraka baginya.Pagi tadi,Jaemin berniat untuk kembali bekerja setelah selama satu minggu ia tidak bekerja.Nyonya Winwin justru menganggap kembalinya ke rumah hanya untuk meminta mereka agar tidak menjodohkan Renjun dengan Jeno,berakhirlah Jaemin kelelahan karena membersihkan seluruh sudut rumah sebagai hukuman.

Bahkan,ia juga diperintahkan untuk menguras kolam dan membersihkan taman belakang yang luas.Padahal semua itu bukan urusan pembantu,tetapi urusan Pak Sehun selaku tukang kebun.

REMORSE |Nomin|  COMPLETED✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang