Sudah berapa lama Andini berkecimpung di dunia fangirl?
Satu tahun?
Dua tahun?
Tiga? Empat? Atau bahkan lima tahun?
Tidak. Andini terbilang orang baru di dunia penuh halu itu. Terhitung lima bulan sejak dirinya resmi menjadi Mabraun. Tepatnya 4 bulan sebelum ujian kelulusannya diadakan.
Di tengah situasi hectic yang membutuhkan pengalihan, Braun tiba-tiba datang dan membuatnya jatuh hati pada musiknya, personilnya, dan segala hal tentang mereka.
Braun merupakan boyband pop Indonesia yang sudah diakui dunia. Mereka terdiri dari empat orang lelaki yang mempunyai sisi menarik masing-masing.
Ada Laksmana Eduardo, sang leader yang sering disapa Ed. Lelaki penyuka hewan itu berusia, bermuka, dan bersikap paling dewasa di sana. Tidak heran bila dia dijadikan leader.
Yang kedua ada Johan Fujita. Lelaki blasteran Indo-Jepang bermuka sangar, julid, dan gampang emosi itu sering disapa Jo. Meski sering disangka badboy, sebenarnya dia memiliki sisi romantis yang tidak diketahui banyak orang.
Kini beralih pada sosok Karian Pratama. Lelaki itu kerap disapa Rian dan paling sering bertengkar dengan Jo. Tiada hari tanpa perdebatan mereka.
Rian dikenal paling killer dan misterius di antara semua personil. Entah dalam hal apa, Andini belum tahu. Namun, dia seringkali dikaitkan dengan para sasaeng fans bersama dengan Jo.
Dan yang terakhir adalah Reynald Giurgiu. Personil yang kerap disapa Regi ini adalah personil paling muda dan juga personil yang paling manis menurut Andini.
Ah. Menyebut namanya saja sudah membuat hati Andini berdesir.
Andini ingin sekali menjerit keras namun terpaksa harus teredam dengan tangkupan bantal di wajah. Ini sudah pukul sepuluh malam. Cukup Bondan yang mengiranya gila, orang tuanya jangan.
Tidak tahu mengapa, di tengah lamunannya tentang Braun, Andini teringat kembali dengan pertanyaan Dita yang membuatnya heran siang tadi.
"Kenapa lo bisa bucin banget sama Regi sih, Din?"
Sejujurnya, Andini tidak merasa dirinya bucin dengan Regi.
Andini hanya menyukai saat lelaki itu berbicara. Andini juga menyukai cara lelaki itu menatap seseorang.
Bagaimana lelaki itu mengekspresikan diri dan cintanya pada teman dan keluarganya serta bagaimana cara lelaki itu memerhatikan dan memperlakukan orang lain.
Ya, benar. Semuanya manis dan Andini menyukai segala hal tentang lelaki itu.
Andini tercenung. Seketika sadar bahwa dia memberikan bukti bahwa ia sudah jatuh terlalu dalam pada pesona Regi.
"Gue ... gak tahu. Gue suka aja sama dia." Andini menjeda ucapannya. Dia seketika linglung. Matanya menyorot tajam pada Dita yang terkekeh geli. Seolah tahu bahwa Andini baru menyadari kebodohannya yang sangat bucin pada Regi.
"Gue kayaknya udah gila, Dit."
Dita terbahak. "Emang."
Sial. Mengingatnya kembali membuat Andini malu bukan kepalang. Dia selalu merasa hal-hal tentang Braun terutama Regi membuatnya jadi kekanakan. Dia seolah terbutakan oleh pesona lelaki itu. Laju jantungnya kembali dibuat berlarian.
"Wajar kok, Din. Namanya juga mengagumi." Andini tertarik pada ucapan Dita. Dirinya mengagumi Regi?
Ah, bisa jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Silent Fangirl
Teen FictionAndini Darolyn Pramesti mengakui bahwa dia adalah seorang fangirl dari sebuah boyband bernama Braun. Namun untuk menghindari konfrontasi dengan teman-temannya, Andini terpaksa menjadi silent fangirl. Lalu, bagaimana nasib Andini selanjutnya? Sanggup...