Sonitum Maris
latin;
suara dari laut[ fiksi, fantasi, tragedi, drama, keluarga ]
Dari suara laut yang memanggil, aku menemukan siapa diriku....
***
"Ayah sama Kakak kenapa sih suka sama laut? Laut kan seram."
Bukannya membalas pertanyaanku secara langsung, beliau malah tertawa dan mengelus puncak kepalaku. “Ayah jawab Yela.”
"Eum ... kenapa, ya? Coba deh, sekarang Ayah tanya sama kamu, kenapa kamu bilang laut itu seram?" tanya Ayah membuatku pura-pura sibuk berpikir.
"Yela kan, lihat di koran-koran, kalau banyak manusia yang tenggelam. Terus lihat banyak ikan besar di tv, kan seram. Kalau Ayah sama Kakak dimakan, gimana? Masa nanti Yela di rumah cuman berdua sama Bunda?"
"Sudah dengar laut bersuara?" Aku menggeleng. "Setelah hilang nanti, yang bertemu pasti telinga yang mendengar suara itu, La. Laut tidaklah seram, tetapi manusia yang kejam hingga membuat laut itu menyeramkan."
Aku merajuk. "Yela enggak paham, Ayah."
Ayah kembali mengelus kepalaku. "Yela tidak harus mengerti, tetapi Yela harus percaya bahwa laut tidak semenyeramkan itu. Suatu saat, Yela pasti akan tahu bagaimana keindahan laut. Jaga selalu bumi ya, La?"
Aku mengangguk, lantas memeluknya dengan erat.
"Suara gemuruh ombak di laut itu buat jantung Yela berdegup cepat, sama seperti suara degupan jantung Ayah. Sebenarnya, suara laut apa yang Ayah maksud itu, Yah? Ayah, Yela benar-benar enggak paham."
"Yela akan paham. Memang bukan hari ini. Tapi pasti suatu saat nanti, Yela akan paham."
🌊
KAMU SEDANG MEMBACA
Sonitum Maris
FantasyAku tidak bilang bahwa aku membenci laut. Aku hanya tak pernah suka berurusan dengannya. Namun, bencana tsunami hari itu membuatku harus berurusan dengan laut, sebab, gumpalan air itu mengubah hidupku. *** [ Hanya di-publish di Wattpad pada akun...