⃗ three 🎐

91 18 0
                                    


𝐇𝐀𝐋𝐂𝐘𝐎𝐍
  -ˋˢᵘⁿᵃ ʳⁱⁿᵗᵃᵒᵘ ˊ- 


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Binar matahari lembut mengelus mengusap helaian yang beristirahat di balik tebalnya selimut dengan pantulan warna merah di wajahnya.

Demam musim panas, tidak keren sama sekali. Lembayungnya terbuka pelan menampilkan netra yang menyendu, hari pertama sekolah terhabiskan dalam buayain benda empuk beserta penutupnya.

Maniknya menatap sendu sisiran temaram cahaya senja yang merangkak masuk melalui celah kecil. Tubuh bergerak kecil, rasanya panas tidak nyaman dengan rasa yang menyumbat pernapasannya.

"R-Rin?" Bibir mengulum, meragu menyebutkan nama si surai kayu yang terduduk menatapnya diam.

Tubuhnya segera saja bangkit sebelum kembali ambruk merasakan denyutan sakit seakan isi kepalanya berpendar layaknya komet yang menabrak atmosfer.

"Diam saja." Instonasi ringan menyapa telinganya menyuarakan perintah secara tak langsung dan dituruti tubuhnya.

"Bibi tadi pergi keluar sebentar." Tangan Suna sibuk menyiapkan alat pengukur suhu, mendekatkan tubuhnya membuat kedua napas tercekat satu sama lain dengan debaran yang sama-sama gila.

Rona tipis persik berdayut menggantung pada pipi Suna, deheman kasar bergaung dalam kamar sederhana ini, Suna berusaha menghilangkan gemuruh yang meminta diturunkan.

Suhunya lebih rendah dari apa yang dikatakan ibunya tadi.

Atap hitam mulai bergelung membungkus hilang semburat jingga, Suna mengambil pil-pil kecil dengan rasa pahit yang dititipkan padanya agar gadis yang kembali bergelung dalam selimut ini memakannya, berguna untuk kesembuhannya.

"Tidak mau! Tidak mau!" Nada pemberontakan terdengar, Suna mengeluarkan helaan napasnya.

"Pahit!" Gelengan kasar terlihat selaras dengan surainya yang terhambur menyapu udara kosong, Suna diam tak berguna memaksa sekarang, memahami bagaimana sifat kecil si pemilik binar pada netranya ini.

"Kalau kau minum obat nanti akan ku traktir ramen." Instonasinya rendah lebih terdengar dalam nada datar daripada seseorang yang menjanjikan sesuatu namun kendati tawaran tak berarah itu malah memuncul bintang kecil pada manik favorit lelaki pecinta chuupet ini.

Dalam satu kali tegukkan kasar yang terasa menyiksa [Name] menghabiskan obatnya, kuluman senyum puas terlihat pada bibir mengkerut Suna, bangga pada dirinya sendiri.

"Sekarang tidur." Tangannya menarik selimut hingga menutupi separo tubuh gadis mentari ini, tak berapa lama tirai mimpi membawa penutup pada [Name] meninggalkan sendiri Suna pada kesadarannya.

Suna diam, menatap kelopak mata serupa mawar itu. Dirinya gemas sendiri, sedari tadi memperhatikan helaan napas teratur yang di keluarkan gadis ini, menghancurkan rongganya hendak menarik napasnya.

Seberapa hebat gadis ini hingga membuat Suna terus-terusan ingin menjatuhkan atensinya pada si pemilik aroma segar musim panas, memegang kendali penuh atas eksistensi perlabuhan manik kusam Suna.

Memegang kendali penuh, bagaimana sekarang Suna tak menyadari telapak tangannya yang telah menghilangkan jarak pada surai sang gadis persik, mengusapnya pelan lalu mengucap selamat tidur dengan kikisan jarak.

Tak bersuara, Suna keluar meninggalkan ruangan kecil dengan hamburan aroma gersik laut segar terkurung di dalamnya.

Tak bersuara, Suna keluar meninggalkan ruangan kecil dengan hamburan aroma gersik laut segar terkurung di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HALCYON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang