⃗ five 🎐

111 17 0
                                    


𝐇𝐀𝐋𝐂𝐘𝐎𝐍
-ˋˢᵘⁿᵃ ʳⁱⁿᵗᵃᵒᵘ ˊ-

Bunyi tenggerek bergempar memecah dersing bising lalu lalang manusia, pendaran cahaya bintang menutup tersingkir oleh cahaya buatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi tenggerek bergempar memecah dersing bising lalu lalang manusia, pendaran cahaya bintang menutup tersingkir oleh cahaya buatan.

"Hahaha dulu Rin pernah tercebur di sini!" Gelak tawa terdengar membaur dengan ringan, matanya menguntup dengan desiran merah pada wajahnya menandakan betapa kuatnya ia tertawa.

Suna merengut dengan wajah yang mengeluarkan semburat sewarna arunika, malu. Sementara sang gadis masih menertawakannya dengan pandangan tertuju pada saluran kecil air pinggir jalan, tempat Suna pernah tercebur dulu di waktu festival musim panas seperti sekarang.

Diam, Suna terdiam menatap pendaran nirmala dengan harmoni tawa halus yang keluar dari bibirnya, pendaran bising berbisik dari sekitarnya ia indahkan. Atensinya melampau jauh pada bau musim panas, pada persil cahaya berkilau di depannya.

"Rin ayo!" Tarikkan pelan ia rasakan pada lengan yukata nya, mengikuti gerakan jelmaan sang matahari ini, netra pucatnya lebih memilih diam menangkap biasan senyum tipis dari bibir ranum.

Tak berapa lama langkahnya terhenti, maniknya berpendar mengurung sebuah stan menangkap ikan, tubuhnya berjongkok mengamati satu persatu gerakan makhluk air beragam warna.

"Rin..." cerminan kilau berlian semakin berkilau dengan tarikan menghasut pada netra rubah Suna.

Satu tarikan helaan napas, Suna mengangguk mengiyakan permintaanya.

Binarnya meluas, harsa menghampirinya hanya karena anggukan dari Suna. Tangannya terangkat mengambil jaring kecil dari kertas untuk membawa naik ikan incarannya.

Visus jernih kelerengnya ikut bergerak, antusias kelewat batas. Suna mengulum senyumnya menertawakan sifat anak kecil yang keluar dari gadis tropis ini, bahkan beberapa menatapnya kagum akan desir semangat yang ia keluarkan meski terus-terusan gagal hingga tak menyadari resapan air pada lengan yukata nya.

"Riiiinn." Ia mendongak, kurva musim panasnya menukik turun tampak gemas pada kegagalannya sedari tadi, kristal air terlihat menggantung pada pelupuk matanya.

Suna turun tangan, berganti posisi. Gadis musim panas yang menjadi penonton dan ia sebagai penangkap yang padahal sama-sama payah. Tak ayal hanya dalam hitungan detik ia kembali merobek hancur kertas penangkap.

Matanya bergetar, memekarkan bunga. Pipinya berbunga memendar ekspansi bahagia pada sekitarnya. Suna ikut merasakannya juga, bagaimana [Name] memandangi plastik air yang berisi ikan kecil hasil jerih payah dari sang adam.

Tangan lainnya memegang permen apel, tak menyadari atensi dari manik pucat Suna melabuh padanya. Semilir angin berganti, menerpa keduanya, angin malam pembalasan dari gersang siang.

Bunyi gemeleduk kembang api mulai terdengar, meletus membelah cakrawala malam. Lampion yang menggeser posisi sinar bintang memendar, memenuhi gelap.

HALCYON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang