4

4.6K 595 21
                                    

Vely duduk di pinggir ranjang kamarnya. Jemarinya saling bertaut dengan wajah sangat gelisah. Di hadapannya ada Hesti, yang akan menjelaskan semuanya. Juga memberikan pengertian kenapa Vely yang dipilih.

"Kenapa harus aku, Ma? Kenapa tidak Kak Viana saja?"

"Vel, ini sudah keputusan bersama."

"Ya tapi kenapa harus aku?"

"Karena kamu yang menyayangi Verona, Vel. Kamu adik yang baik bagi Verona. Verona selalu bilang, walau kadang menyebalkan, kamu tetap menyayanginya. Beda dengan Viana."

"Viana kerja sebagai model. Dia tak akan sanggup merawat Veronica. Sedangkan kamu, belum bekerja. Kamu bisa jadi ibu yang baik untuk Veronica. Mama tahu kamu takut menyakiti seorang bayi secara tak sengaja. Tapi Mama yakin kamu bisa menjadi ibu yang baik untuk Veronica."

"Banyak kasus babysitter yang meracuni anak majikannya, menyiksa anak majikannya. Karena itu Verona tak mau menyerahkan anaknya untuk dirawat oleh seorang pengasuh. Sedangkan jika menikah dengan Viana, pasti Sean harus mempekerjakan seorang babysitter."

Vely terdiam mendengar penjelasan ibunya barusan. Masih keberatan dengan keputusan yang sudah diambil. Dia belum siap menikah muda. Apalagi dengan pria yang selama ini dia anggap sebagai kakak sendiri.

"Lalu, Kak Sean bagaimana?"

"Mama dan Papamu menyarankan kamu untuk menjadi istrinya. Tapi, kami tetap menyerahkan pilihan pada Sean. Dan Sean memilihmu." Vely tertegun mendengar itu. Kenapa harus dia? Kenapa Sean memilihnya?

"Tapi, Ma ...."

"Vel, ini keinginan terakhir kakakmu. Apa kamu keberatan mengabulkannya?"

Vely lagi-lagi terdiam mendengar itu. Dia menyayangi Verona. Dan Vely tahu ini adalah permintaan terakhir Verona. Tapi, Vely berat untuk melakukannya. Pasalnya, pernikahan bukanlah sebuah permainan.

"Pernikahan kamu dan Sean nanti akan dilaksanakan secara sederhana saja. Sean tak mau menggelar pesta mewah. Ya, kamu tahu sendiri kita semua masih berduka atas kepergian kakakmu," ujar Hesti. Vely diam dengan tatapan kosong. Tidak, dia tak kecewa karena pernikahannya tak akan digelar secara mewah. Tapi, Vely masih tak percaya kalau dia yang dipilih Sean. Kenapa Sean tak memilih Viana?

"Ma, kenapa Kak Sean tak memilih Kak Viana saja?" tanya Vely lirih. Hesti menatap Vely dengan lekat. Dia tahu Vely berat menerima ini semua.

"Sean memiliki alasan sendiri kenapa dia memilihmu. Namun, Sean tak mengatakan alasan apapun pada kami," jawab Hesti. Setelah itu dia berbalik dan keluar dari kamar Vely.

***

"Pa, kenapa harus Vely? Kenapa bukan aku saja yang Papa sarankan? Kenapa harus selalu Verona dan Vely yang Papa sebut namanya?" Viana protes pada sang ayah yang kini berdiri di hadapannya. Menatapnya dengan pandangan lelah.

"Karena jika kamu ingin menjadi istri Sean, kamu harus berhenti kerja. Jangan menjadi seorang wanita karir. Karena Sean ingin istrinya menjadi seorang ibu rumah tangga seutuhnya. Mengurus suami dan anak saja. Apa kamu sanggup kehilangan pekerjaanmu sebagai model yang sudah lama kamu geluti?" Viana terdiam mendengar itu. Lidahnya kelu untuk menjawab. Namun dalam hati, terus berteriak tak terima Sean akan menikahi Vely.

"Kami hanya menyarankan Sean untuk menikahi Vely, Viana. Kami tetap menyerahkan pilihan pada Sean. Tapi, Sean juga memilih Vely untuk jadi istrinya. Sean tak memilihmu," lanjut Reza. Dia mendekati anak keduanya tersebut kemudian menepuk bahu Viana dengan pelan.

"Kenapa kamu protes? Apa kamu ingin jadi istri Sean, Viana?" tanya Reza. Viana bersedekap dada dan memalingkan wajah.

"Apa kamu mencintai Sean, Viana?" tanya Reza hati-hati. Viana langsung menatap ayahnya tersebut.

"Iya aku mencintainya," jawab Viana dengan lantang. Reza langsung memegang kedua bahu Viana dan meremasnya kuat. Membuat Viana meringis kesakitan.

"Sejak kapan? Sejak kapan kamu mencintai Sean?"

"Sejak dia dan Kak Verona bertunangan." Reza menatap lekat mata anak perempuannya tersebut. Mencari kebohongan di sana, namun tak dia temukan.

"Kamu sadar kalau selama ini kamu mencintai suami kakakmu sendiri, Viana?"

"Memangnya kenapa, Pa? Aku juga tak meminta untuk jatuh cinta padanya. Aku juga-"

"Sst. Diam."

Reza berdiri tegak di hadapan Viana. Menatap putrinya tersebut dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Pendam perasaanmu itu. Jangan sampai ibumu tahu. Dan jangan coba-coba mengganggu pernikahan Sean dan Vely nanti," peringat Reza. Setelah itu dia berbalik pergi keluar dari kamar Viana. Meninggalkan Viana yang menatapnya tak percaya.

***

Vely menggendong Veronica yang terbangun dari tidurnya. Dia tersenyum melihat lucunya bayi tersebut. Gemas sekali melihat pipinya yang bertambah chubby. Ah, andai masih ada, Verona pasti sangat bahagia memiliki anak cantik seperti Veronica.

Kini, Vely berada di halaman belakang. Duduk di kursi rotan seraya menggendong keponakannya. Sean duduk di samping Vely. Posisi mereka hanya terpisah oleh meja rotan berukuran sedang. Sean tak berhenti memperhatikan Vely yang menggendong Veronica dengan begitu hati-hati. Berbalik dengan Vely, yang menghindari kontak mata dengan Sean.

"Aku yakin kamu sudah mendengar semua penjelasannya dari orang tuamu, Vely," ucap Sean. Gerakan Vely yang sedang mengayunkan Veronica berhenti sesaat mendengar ucapan Sean barusan.

"Ya. Mama sudah mengatakan semuanya," balas Vely lirih.

"Tapi, kenapa harus aku?" tanya Vely seraya menatap Sean.

"Apa kamu keberatan?"

"Aku hanya butuh jawaban kenapa Kak Sean memilihku, bukan memilih Kak Viana. Padahal, dari segi usia Kak Viana lebih cocok dengan Kak Sean."

"Aku tahu. Tapi aku lebih tahu apa yang terbaik untuk Veronica. Dan jika sempat, aku yakin Verona juga akan menyebutkan namamu," balas Sean. Vely tertegun mendengarnya. Benarkah seperti itu?

"Ada banyak hal yang tak kamu sadari selama ini, Vely. Aku paham, karena kamu bukan tipe orang yang ingin tahu tentang masalah orang lain." Sean berkata.

"Kamu dan Verona memiliki sifat yang sama, dan dengan itu aku berharap Veronica mendapatkan yang terbaik. Sedangkan Viana, dia berbeda darimu dan Verona. Banyak hal darinya yang tak aku sukai," lanjut Sean.

"Aku tahu kamu berat menerima semua ini. Aku minta, tolong kabulkanlah permohonan terakhir dari Verona. Jika kamu keberatan, kamu tak perlu memposisikan diri sebagai istriku. Cukup sebagai ibu yang baik saja untuk Veronica. Dengan itu pun aku berterima kasih."

Vely lagi-lagi terdiam mendengarnya. Sekarang dia tahu, orang tuanya tak berbohong. Sean memang memilihnya. Dan Sean memiliki alasan sendiri kenapa dirinya yang dipilih.

_______________________________________

Update pertama untuk hari ini saat jam sahur. Selamat sahur untuk yang melaksanakan. Lancar-lancar ya puasanya🥰

Jangan lupa, tinggalkan jejak😘

S & VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang