Siapa Namamu ?

441 44 0
                                    

"MATI SAJA KAU, ATTHAPHAN !!"

Gun menghela nafasnya saat menemukan tulisan aneh itu menempel dibalik pintu lokernya. Dia tidak kaget, karna sudah hampir 2 minggu ia mengalami terror semacam ini. Entah apa yang sudah ia lakukan sampai harus mengalami ini semua. Seingatnya, ia tidak pernah memiliki musuh ataupun saingan di kampus.

"Tunjukan batang hidung mu kalau ingin berurusan denganku, Pecundang!" Gumamnya pelan sambil mencabut kertas itu dari lokernya.

Gun tidak terlalu memperdulikannya, ia anggap semua ini hanyalah ulah orang iseng yang tidak punya pekerjaan lain selain mengganggu hidup seseorang. Itulah sebabnya ia tidak menceritakan hal ini pada siapapun. Gun bisa saja melaporkan masalah ini pada Ayahnya dan dia yakin si pecundang itu akan tertangkap hanya dalam hitungan hari. Tapi untungnya Gun masih punya hati, ia tidak ingin membuat anak orang dikeluarkan dari universitas hanya karna berani memberi terror yang berisi ancaman kematian kepada anak semata wayang pemilik kampus ini. Gun yakin bisa mengatasi masalahnya sendiri.

Setelah mengambil tasnya, Gun bergegas meninggalkan ruangan klub Voli. Saat ini dia sangat kelelahan setelah seharian berlatih bersama teman-teman nya dan ingin segera merebahkan badan di kasur kesayangannya. Hari sudah mulai gelap, dan lingkungan kampus sudah sangat sepi. Saat sedang berjalan melewati koridor, Gun melihat seorang pria yang menggunakan masker hitam tiba-tiba berjalan menghampirinya dari arah berlawanan. Gun yang kebingungan segera menghentikan langkahnya.

"Siapa kamu? Ada perlu ap- " Kalimatnya terputus ketika pria itu tiba-tiba saja mencengkram kerah bajunya dan menghempaskannya ke arah dinding dengan sangat keras. Gun yang kesakitan berusaha bangkit untuk melakukan perlawanan. Pria itu hendak meninju wajahnya, tapi kali ini ia berhasil menghindar. Tubuh Gun memang mungil, tapi dia tidak selemah yang kalian pikirkan.

"Tunjukan wajahmu, pengecut sialan!!"

Gun mencengkram balik pria itu dan hendak melancarkan pukulannya, namun tiba-tiba tangannya terhenti saat mendengar suara dari arah perpustakaan yang tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

"Ekhm... Mau kupanggilkan satpam?"
Tanya seorang pria tampan yang baru saja keluar dari perpustakaan dengan wajah datarnya.

Mendengar hal itu, pria bermasker tadi segera melepas cengkraman Gun di bajunya dan meninju perut Gun sebelum akhirnya berlari meninggalkan koridor dengan cepat.

"Ugh... Hei tunggu !!! Aaaarghh sial." Gun memegang perutnya yang terasa sakit dan bersandar ke dinding dibelakangnya.

Gun berbalik menatap pria didepan pintu perpustakaan tadi dengan tatapan kesal.

"Lihat apa yang sudah kamu lakukan. Dia kabur, dan aku kehilangan bukti penting!"

Pria itu terdiam, masih dengan wajah datarnya.

"Lagipula aku gak minta bantuan kamu, Aku bisa mengatasi dia dengan tanganku sendiri!!" Lanjutnya semakin kesal.

Pria tampan itu tidak banyak bicara, dia hanya memberikan senyuman tipis sebelum akhirnya pergi meninggalkan Gun tanpa sepatah kata pun.

"Hei... Kamu benar-benar akan meninggalkan orang yang sedang terluka ditempat seperti ini begitu saja?"

Tanpa menghiraukan ocehannya, pria itu terus berjalan meninggalkan Gun seorang diri.
Mau tidak mau Gun harus berjalan keluar dari kampus dengan menahan rasa sakit di perutnya sendirian. Sungguh hari yang melelahkan.

Gun tinggal di asrama yang jaraknya tidak jauh dari kampus, ia selalu menggunakan bus kemanapun ia pergi. Ayah Gun sudah berkali-kali menawarkan mobil ataupun motor untuknya, tapi selalu saja ditolak dengan alasan malas menyetir. Dan dia tidak berbohong soal itu. Lagipula dia ingin mencoba hidup sesederhana mungkin.

Tsundere Little Mouse !! (OffGun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang