Jurus Ampuh>o<

246 16 0
                                    


" Hei, kau !! Apakah kau mau menjadi Superstar ?" .Seperti ada sebuah pikiran yang sekelebat pada pikiranku, dan aku langsung meneriakkannya pada orang tersebut.

" What??? Superstar".

Menurut kalian apa ekspresi yang akan ditunjukkan orang tersebut? Menurutku dia akan terkejut, senang sambil berjingkrak-jingkrak, atau tertawa tidak jelas seperti orang sinting karena menganggap aku sinting . Tapi ekspresinya sangat berbeda dengan ekspresi yang aku bayangkan. Dia hanya mengatakan itu dengan kata dan nada suara yang datar , tanpa ekspresi, tanpa intonsi, tone, nada suara , apapun itu namanya , yang jelas dia berbicara secara flat. Tidak apa, biarpun reaksinya seperti itu, aku akanberusaha untuk meyakinkannya bahwa dia akan menjadi seorang bintang yang terkenal. Aku harus memasukkannya ke manajemen keluargaku bagaimanapun caranya. Fix... dialah superstar yang akan menolongku dan keluargaku.

" Iya, superstar .... apa kau mau? Kau akan terkenal dan akan disukai oleh banyak wanita." Bujukku dengan antusias sambil menyusul dan dan mensejajarkan jalanku mengikutinya yang berjalan keluar gerbang sekolah.

"Maaf, aku sibuk" katanya datar.

"Kau sibuk apa? Apakah kau kerja ? Sepertinya tidak. Kau seperti orang kaya yang tidak perlu kerjapun bisa mendapatkan uang. Apakah kau ada kursus atau semacamnya? Atau apakah kau tidak mau privasimu terganggu dan tidak bebas setelah kau menjadi terkenal? Tenang saja, privasimu akan tetap terjaga di manajemen keluargaku." kataku dengan antusias.

"Brisik, bisa diam tidak!!" hardiknya yang membuatku terkejut. Meskipun dia berbicara dengan datar, tapi auranya yang membuatku merasa ngeri dan takut untuk mencoba membujuknya. Tetapi aku tetap harus membujuknya, ini demi manajemen keluargaku dan seluruh karyawan yang bekerja di sana. Aku tidak mungkin membiarkan usaha yang telah dijalani orang tuaku sejak aku belum lahir di dunia ini harus bangkrut karena satu artis 2 miliyar itu. Aku harus mengeluarkan satu-satunya jurus ampuhku dan sekaranglah saatnya.

"Aku mohon, setidaknya tolong bantu aku.... Aku mohon, keluargaku harus membayar ganti rugi uang kontrak sebesar 2 miliyar..... tolonglah... kau kan kaya, paling tidak pinjamkan uangmu padaku, kalau perusahaan keluargaku sudah setabil dan mendapat artis lagi, aku janji akan membayar uangmu, bila perlu 2 x lipat, tolonglah....bantu aku....Kalau tidak perusahaan keluargaku akan bangkrut dan para karyawan yang bekerja di perusahaan keluargaku akan mendapat PHK " kataku sambil menyusulnya karena dia berjalan sangat cepat, dengan muka memelas dan muka yang hampir menangis mencoba meyakinkannya.

Kemudian dia berhenti tiba-tiba dan membuat aku terkejut dan menabrak punggungnya. Aku bingung mengapa dia berhenti mendadak, apakah dia tersentuh dengan ceritaku dan kasihan melihat karyawan yang akan mendapat PHK?

Aku menunggu dia berbalik , tetapi di tetap tidak bergerak sama sekali dan diam, menoleh kearahku saja tidak. Aku penasaran apa yang ada dipikirannnya, atau apakah dia melihat sesuatu yang menarik. Ketika aku menoleh ke depan ke arah pria ini memandang, aku melihat sebuah rumah kecil yang kumuh dengan barang berserakan di teras rumah tersebut.

Aku kemudian mencoba melihat daerah sekitar aku berdiri saat ini, tempat disini begitu kumuh. Banyak rumah- rumah kecil yang berjejer di sekitar sini secara tidak beraturan seperti permukiman padat penduduk. Kemudian aku tersadar, aku bingung sekarang aku berada dimana, baru pertama kali aku berada di tempat ini, dan pria ini yang menuntunku ke tempat asing yang baru pertama kali aku lihat secara langsung setelah sebelumnya pernah ku lihat di televisi . Aku bingung, untuk apa pria ini ke tempat ini. Kemudian ada seorang ibu-ibu yang berjalan kearah kami berdiri.

"Maaf Tor, bibi tidak bisa memberikan kompensasi lagi padamu, kau sudah telat 3 bulan dari tanggal yang ditentukan, dan bibi butuh uang, jadi maaf..."

Setelah mengatakan itu, ibu tersebut pun pergi dan meninggalkan kami berdua dengan aku yang kebinggungan.Banyak pertanyaan yang mau aku tanyakan pada pria ini. Aku bingung apa maksud ibu itu yang berkata seperti itu.

"Aku diusir dari kontrakan" kata pria tersebut tiba-tiba dengan datar seperti membaca pikiranku.

"APA???" teriakku.

Aku shock, tidakkah pria ini orang kaya, aku tidak mungkin salah. Penampilanya saja sudah seperti orang yang berkelas meskipun dia masih berpakaian seragam sekolah yang sama denganku dengan kacamata yang menutup ketampanan pria tersebut. Mukanya saja belasteran, masa sih dia tinggal di tempat seperti ini. Apakah dia orang kaya yang mencoba melarikan diri dari rumah karena kekangan dan mencoba hidup mandiri, seperti yang ada di sinetron.

"Mengapa kau tinggal di sini? Mengapa kau sampai diusir? bukankah kau orang kaya, apakah kau melarikan diri dari rumah?" cecarku dengan amat sangat penasaran.

"Karena aku memang tinggal disini, tidakkah kau dengar tadi ibu itu katakan alasan aku di usir ,dan kapan aku mengatakan padamu kalau aku orang kaya , aku juga tidak pernah melarikan diri dari rumah, dan untuk memperjelas agar kau tidak bertanya terus, aku tinggal di panti asuhan sejak kecil dan aku tidak tahu muka belasteran ini didapat dari siapa karena aku tidak tahu siapa ayah dan ibuku. Setelah lulus SMP aku mencoba keluar dari panti asuhan dan pergi ke kota untuk melanjutkan SMA disini dengan beasiswa. Aku mengontrak rumah di sini dan bekerja sebagai kuli bangunan setelah pulang sekolah , dan bekerja apa saja untuk mendapat uang. Apakah itu sudah menjawab semua pertanyaan di otakmu itu? Ataukan masih ada yang ingin kau tanyakan?" tanyanya dan membuatku terdiam kemudian menggeleng karena semua yang ingin aku tanyakan telah di jawab olehnya.

" Jadi , sekarang kau akan tinggal dimana?"

" Tidak tahu" jawabnya datar

Kemudian tiba-tiba aku teringat sesuatu, bukankan dirumah ada beberapa kamar tamu yang tidak terpakai.

" Kau tinggal dirumahku saja kalau begitu." kataku tanpa berpikir panjang.

Pria itu hanya diam dan mengabil barang-barangnya, mengabaikanku. Sombong sekali pria ini, sudah di tawari pertolongan bukannya merespon apapun, malah mengabaikanku. Menyesal sekali rasanya aku menawarkan bantuan padanya.

" Dimana rumahmu?" tanyanya datar

" Apa?" kejutku.

" Aku tanya di mana rumahmu? Bukannya tadi kau menawarkan batuanmu padaku tadi?"

Apa? Aku pikir tadi dia menolak tawaranku karena mengabaikanku. Pria ini benar-benar ingin aku bunuh rasanya. Mengapa di balik muka gantengnya memiliki sifat yang menyebalkan seperti ini. Aku tidak yakin bisa bertahan lama apalagi saat bekerja sama dengan orang yang super menyebalkan seperti ini.

"Tapi sebelum itu, apakah kau bersedia menjadi superstar?" Aku sekali lagi membuat kesepakatan denganya agar tidak merugikanku. Apalagi aku menawarinya untuk tinggal di rumahku. Aku tidak ingin rugi, apalagi untuk situasi yang sangat urgent seperti ini.

"Baiklah, tapi dengan satu syarat."

"Apa itu?"

"Aku mau identitasku yang sebenarnya di sembunyikan"

"Mengapa? Aneh sekali. Baru kali ini aku bertemu orang yang tidak mau menjadi terkenal."

"Aku hanya tidak ingin terganggu"

"Belum terkenal saja kau sudah sombong, apalagi kalau sudah terkenal. Aku tidak dapat membayangkan seakuat apa kesombonganmu itu. Tapi, sudahlah tidak masalah sekarang kita sepakat." Aku menjulurkan tanganku untuk berjabat tangan dengannya sebagai tanda kesepakatan tapi pria itu hanya diam dan mengabaikan tanganku ini.

"Dimana rumahmu?" tanya pria itu lagi.

Pria di depanku mengabaikan jabatan tanganku dan bertanya seperti itu. Pria ini benar-benar tidak tahu terima kasih.

"Baiklah, kita akan kerumahku. Tapi sebelum itu, bisakah kita kembali ke sekolah? Aku meninggalkan kedaraanku di sana dan sebenarnya aku juga tidak tahu daerah ini."

alau^^

What???superstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang