Kesepakatan

110 8 1
                                    

"Ini kamarmu. Letakkan saja barang-barangmu di lemari ini. Kalau ada yang kau butuhkan, panggil saja aku."kataku sambil menuju pintu untuk keluar kamar tersebut.
"Oh ya, aku lupa" berbalik arah." Kita belum berkenalan. Bagaimana mungkin kita tinggal serumah tetapi tidak kenal nama masing - masing. Perkenalkan namaku Krica Larasita, kau bisa memanggilku Krica."
"Lebih bagus di panggil merica."
"Apa kau bilang? Merica? Enak saja, ini nama pemberian orang tuaku. Mereka sudah bersusah payah memberikan nama yang indah itu padaku." Aku sangat emosi saat pria sok cool ini. Memang dirinya siapa? Seenaknya mengganti nama orang dengan nama merica.
"Bisa ku tebak, pasti kau tidak tahu arti dari namamu itu", dengan muka datarnya.
"Memang kau tidak pernah mendengar pribahasa 'apalah arti sebuah nama'."
"Oh, aku ternyata tahu bahwa namamu benar-benar tidak berarti."Lagi dengan muka datarnya dia mengucapkan kalimat tajam yang membuat aku ingin membunuhnya saat ini juga jikalau aku tidak mengingat dosa. Kalau aku teruskan perdebatan ini, semakin lama aku akan keluar dari tempat yang penuh energi gelap pria ini. Aku sudah tidak betah lagi. Aku harus segera mengakhiri semua ini, agar aku bisa keluar dari kamar ini.
"Sudahlah lupakan, sekarang beritahu aku siapa namamu?"
"Tor"
"Tor? hanya itu?"
"Torbert Franz"
"Ok. Sekarang istirahatlah dan siapkan dirimu, besok kita sudah mulai bekerja."

****

Tor Pov

"Ayo bangun...??"

Suara siapa itu, mengapa ada suara wanita yang membangunkanku. Aku mencoba membuka mata, tetapi aku tutup kembali karena silau saat bertatapan dengan sinar matahari dari gorden jendela yang di buka oleh seorang gadis.

"Hei, akhirnya kau bangun juga, cepat cuci mukamu dan kita sarapan." Siapa gadis itu, aku tidak mengenalnya. Mengapa dia ada dikamar ku? Tunggu... aku mulai melihat sekeliling kamar. Benarkah ini kamarku? mengapa berubah? Mengapa aku di sini? Ada apa denganku?

"Hei, kau siapa?" kataku pada gadis tadi, saat gadis itu akan keluar dari kamarku.

"Apa??" ucap gadis itu terkejut. "Kau lupa padaku? Aku istrimu Thor.... kau tega sekali..... huuhu....." kata gadis itu dengan hampir menangis tersedu-sedu.

"ISTRI...!!! kejutku.

"HAAAHAAAA.....HHHAAAA .....AAA.......!"

"Hei, mengapa kau tertawa?" gadis ini aneh sekali, tadi menagis sekarang tertawa.

"Dasar lelaki bodoh, aku rasa otakmu konslet pada saat bangun tidur. Nih aku pakaikan kacamata biar jelas penglihatanmu?"

Aku ingin membalas makianya tapi terhenti saat dia telah memasangkan kacamataku.

"Kau??" gumamku. Ya aku akhirnya mengigat apa yang terjadi kemarin padaku.

"Ya, kau pikir siapa? tapi lucu sekali ekpresi mu saat aku bilang aku istrimu. Aku tidak menyangka lelaki sepertimu memiliki amnesia sejenak saat baru bangun tidur. Kebiasan yang buruk."

Gadis ini benar-benar mengerjaiku. "Dasar kau merica bubuk!!"

" Apa kau bilang?? kau mengataiku??!!!" geram gadis itu.

"Aku mau ke toilet dulu" ucapku dan langsung masuk ke toilet yang ada di kamar ini.

"Dasar lelaki menyebalkan.. namaku bukan merica tapi Krica...!!!" kudengar omel gadis itu dari dalam toilet sebelum dia keluar dari kamar.

"Aku rasa akan ada hal yang menarik saat tinggal bersama gadis merica itu." pikirku sambil tersenyum jahil.

****

Author Pov

"Akhirnya kau keluar juga,aku kira kau tidak mau keluar seperti perempuan yang terkurung di dalam sangkar emas" ucap Krica saat melihat Tor muncul di meja makan.

"Hei, aku ini lelaki bukan perempuan, aku rasa perkataanmu itu lebih cocok untuk dirimu sendiri, bukan aku."

"Ih, dasar kau senapan tembak!!!"

"Senapan tembak??" ucap Tor bingung

"Iya, kau senapan tembak, namamukan Tor... terdengar seperti dor, dan saat kau berbicara sungguh sangat menyakitkan. Jadi kau sama saja dengan senapan yang di tembak dan bikin orang sakit bahkan mati" jelas Kica

"Pikiranmu benar-benar dangkal, terserahlah mau memangilku apa. Susah berbicara dengan orang yang wawasanya sempit."

"Kau .... benar-benar ingin aku menembakmu dan melemparmu dengan bom atom" geram Krica.

"Sudahlah, sekarang cepat sarapannya. Kemarin kau bilang ingin mengajakku kerja sama"

"Uh, aku sampai lupa gara-gara kau. Ini bacalah dulu sebelum kita mulai ke pekerjaan" ucap Krica sambil memberikan beberapa kertas  pada Tor.

"Apa ini? KESEPAKATAN KERJA SAMA?" ucap Tor binggung saat membaca judul pada kertas halaman.

" Iya, kesepakatan. Tapi lebih tepatnya sih peraturan. Bacalah dulu."

Tor kemudian mulai membaca isi dari peraturan tersebut, tetapi setelah membaca lebih lanjut merasa aneh dengan isi peraturan tersebut.

"Aku rasa ini lebih banyak menguntungkanmu dan peraturan ini, lebih cocok di di beri judul KESEPAKATAN KERJA RODI, dari pada KESEPAKATAN KERJASAMA"

"Kok jadi kerja rodi?"









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What???superstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang