two

529 55 0
                                    

Dika ngebanting pintu ruang studio yang nyebabin orang yang ada di dalem natap pintu kaget.

"Santai bos!"

Dika cengengesan. Pelan-pelan nutup pintu studio itu lagi.

"Kliennya mana?"

Setya ngasih isyarat Dika buat duduk dulu di kursinya, Dika ngangguk ngerti.

"Dia dateng agak telat."

Dika natap abangnya garang.

"Bang lo belum tau rasanya gue jadiin peyek ya?"

Setya bukannya takut malah ketawa ngakak.

"Biasa mah dia, ngusilin lo."

"Ck. Ran, kok lo mau sih nerima dia jadi pacar lo? Gak abis pikir gue sama pikiran lo bisa nerima makhluk model kek unta."

Kirana ngangkat kedua bahunya.

"Emang dasarnya udah bucin, mau gimana lagi," Saut cowok manis yang duduk di sebelah Kirana.

"Diem ae deh lo bocil."

"Berani lo sama gue?!" Bentak Westra, cowok manis yang dikatain bocil sama si Dika.

"Berani lah, mau apa lo?"

Westra ngelus dadanya, berusaha sabar ngadepin Dika yang kelakuannya selalu di luar logika Westra sendiri.

"Ka, dia udah sampe."

"Yah bang lo ngancurin pergelutan gue dengan si bocil." Dika ngelirik Westra yang sibuk ngelus dadanya.

"Ngapa sih kok dadanya dielus mulu? Bh lo salah tempat?"

Plak!

Kirana dapet pukulan sayang dari Westra.

...

Keadaan sekarang hening.

Si klien belum ngomong samsek sedangkan Setya sama Dika cuman lirik-lirikan. Dika nyenggol tangannya Setya, nyuruh itu cowok buat mengawali pembicaraan.

"Ekhem, kenalin mbak saya Setya Ganendra em saya berperan sebagai copy writer disini." Klien itu cuman ngangguk tanpa natap mereka berdua, masih fokus sama ponselnya.

"Kalo saya Faresta Dikaendra, panggil aja Dika ya mbak... saya direktur kreatif." Klien itu lagi-lagi cuman ngangguk sambil ngelirik Dika.

Keadaan hening lagi.

"Eum... dengan mbak Vaneta?"

"Ya."

Dika ngelirik klien yang namanya Vaneta itu gak suka. Harusnya dia fokus sama Dika, Setya. Tapi ini malah?

"Mbak Vane saja?"

"Terserah."

"Okay... jadi menurutmu siapa target yang bakal tertarik sama produk sabun pembersih wajah ini?"

"Lah kok nanya saya? Itu kan kerjaan kalian."

"Maksudnya... menurut pendapat mbak aja, target mana yang cocok sama produk ini.." Jelas Setya yang diangguki Dika.

"Mana aja yang tertarik sama produk ini."

Mood Dika rasanya langsung anjlok, langsung turun drastis. Baru kali ini dia nemuin klien yang senyebelin dia.

"Okey.. okey... tinggalin targetnya aja ya? Sekarang kita bicarin tentang produk ini, gimana?" Usul Setya sambil natap Vane.

"Ya. Terserah."

Dika ngelirik Vane gak suka, rasanya pengen nyeburin tu cewek ke rawa-rawa tapi dia masih inget dosa.

...

"IH SUMPAH TU ORANG PENGEN GUE CEKEK RASANYA SU!"

Dika misuh-misuh di ruang studio. Setya cuman bisa dengerin misuhan Dika karena jujur aja, dia juga kesel sama tu klien satu.

"Udahlah biarin aja mungkin memang begitu orangnya."

"Ya tapi seenggaknya nanggepin yang bener kek kalo ditanya."

Dika ngerebahin tubuhnya ke sofa empuk yang ada di situ.

drrtt drrttt

Dika ngeraih ponselnya dan langsung ngangkat panggilan dari Joshua tercinta.

"Halo?"

"..."

"Oh kamu masak? Jadi gak masakannya?"

"..."

"Hehehe iya iya bercanda... aku pulang sekarang see you baby!"

Dika matiin panggilannya. Ngeraih tas ranselnya, dan ninggalin Setya di ruang studio sendirian.

"Njir gue ditinggalin... Awas aja kalo gue ketemu sama si Kirana... berani-beraninya dia ninggalin gue demi nonton biasnya."

to be continued.

✓Salah Benar [Seoksoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang