Terduduk ditengah keramaian cafe membuatku terlarut dalam suasana. Entah kenapa meski suasana ramai aku merasa kesepian. Perlahan ku seruput coklat panas yang baru saja ku pesan, cuaca hari ini sedikit gelap, mendukung sekali dengan suasana hatiku yang sedikit buruk. Helaan nafas terdengar dari mulutku, sembari menyeruput minuman. Aku menulis sedikit perasaanku di secarik kertas yang selalu ku bawa saat berpergian mungkin aku memang butuh waktu sendiri gumamku saat tetesan tinta menggores kertas, bercerita tentang perasaan yang mendalam saat ini. Disebut sedih tidak disebut bahagia juga tidak, entahlah pikiran ku tengah kacau.
Hujan mulai turun, membasahi tanah. Aku masih berada di cafe yang sama dengan waktu yang berbeda, melihat tetesan air yang jatuh dari langit. Langit saja merelakan air matanya demi menyejukan bumi, apa aku harus begitu? Terlintas dalam benakku tentangmu. Lagi-lagi aku menarik nafas dalam, merasakan sesak di dada, mencoba merelakan semua yang terjadi, coklat yang asalnya ku pesan panas sekarang menjadi dingin. Hujan mereda, aku beranjak dari kursi tempatku duduk, ke kasir untuk memberi tip atas pelayanan yang cafe tersebut berikan.
Aku melanjutkan perjalananku berkeliling di kota kembang, kota kelahiran.
Ya ini, resikomu kalau mencintaiku, kamu harus mau menerima masa lalu ku.

Tbc bukan tuberculosis
Gimana nihh, gua terinspirasi bikin ni cerita dari novel yang gua baca, karya fadel yulian judulnya janji, suka banget sama novelnya uwuuu
Jangan luoa voment yoww.
![](https://img.wattpad.com/cover/232557027-288-k275941.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu gak paham
Teen FictionTentang perasaanku yang dicairkan oleh kamu lalu dibeku kan oleh waktu