Suara jangkrik dan heningnya malam menjadi alunan alam, aku terduduk di balkon rumah, angin malam menerpa wajah dan tubuhku. Aku masih setia menatap layar pipih yang sedang ku genggam, menunggu notifikasi dari sang tuan.
"Teh masuk" tutur lembut ibu membuyarkan pikiranku "iya bu" sahutku sambil berdiri, aku menutup pintu balkon dan pergi ke kamar, merebahkan tubuh ke kasur dan bayang-bayang pikiran berlebih, overthinking katanya.
Beberapa menit telah berlalu, aku yang semulanya merebahkan tubuh dikasur kini kembali menatap layar ponsel dengan penuh harap, lagi-lagi aku hanyak dapat menghela nafas kasar sembari terus bersabar menunggu notif--
*Ting
Tanganku membuka aplikasi itu senyum sumringah tercetak di bibir ku, dengan segera aku membalas pesan dari 'dia' yang selalu ku tunggu kedatangannya.
"Ketika kamu yang selalu ku tunggu dengan sabar tanpa sadar"
Bandung, 14 Februari 2021
Widihh, gimana nih, takut gak rame weyy
Moga ada yg baca lah ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu gak paham
Teen FictionTentang perasaanku yang dicairkan oleh kamu lalu dibeku kan oleh waktu